Kabar tentang inflasi sudah berhembus dan sampai ke telinga. Kabar ini diperburuk dengan meningkatnya kasus Omicron yang terjadi di Indonesia. Meski begitu, panik bukanlah solusi untuk menyelesaikan problema seperti ini.
Bagi para investor, kabar seperti ini justru menjadi kesempatan emas untuk mencari cuan sebanyak-banyaknya. Bagaimana mungkin?
Inflasi Bukanlah Penghambat untuk Cuan
Inflasi dan kabar lainnya yang mempengaruhi kondisi perekonomian tak lantas menjadi penghambat untuk cuan. Justru saat seperti ini pencarian cuan dimulai, jadi jangan panik. Pasalnya, banyak investasi yang lagi turun!
Investasi saham, misalnya, Omicron tentu menyebabkan harga saham turun. Namun saat kondisi perekonomian mulai membaik, misalnya dalam 2 bulan, kamu bisa dapat cuan besar. Tentunya tidak asal beli, tapi terlebih dulu menganalisis saham apa yang kira-kira berpotensi berbalik arah.
Cara Cuan Meski Inflasi
Berapa jumlah cuan yang diperoleh? Tergantung dari modal yang kamu alokasikan untuk investasi. Semakin besar, cuannya tentu semakin meluber.
Tertarik untuk investasi saat inflasi terjadi? Coba lakukan beberapa cara berikut agar bisa cuan.
1. Mengurangi Porsi Investasi Deposito
Kenapa mengurangi porsi deposito? Bukannya deposito menjadi investasi yang bisa memberikan penghasilan tetap, ya? Betul, tapi ketika terjadi inflasi, penghasilan dari deposito akan tergerus secara perlahan.
Tingkat suku bunga deposito akan diturunkan. Hal ini otomatis mengurangi jumlah penghasilan kamu. Jumlah yang didapatkan tentu menjadi kurang sepadan dengan modal yang diinvestasikan.
Jika mau untung yang lebih besar, jangan hanya fokus pada deposito saja saat terjadi inflasi. Masih ada instrumen lain yang tak kalah menarik untuk meningkatkan jumlah aset. Nanti setelah perekonomian membaik dan suku bunga deposito naik lagi, silahkan alokasikan lagi dana yang ditarik sebelumnya ke rekening deposito.
Baca Juga: 5 Tips Sukses Trading Saham Ala Pemenang Tradefest Ternak Uang
2. Mulai Melirik Saham
Saham bisa menjadi alternatif inflasi yang menarik saat terjadi inflasi. Terutama kalau kamu bingung mau mengalokasikan dana deposito yang sudah ditarik.
Saham apa yang menarik? Kamu bisa menganalisisnya sendiri dengan menghubungkan fenomena yang terjadi saat ini. Dari sini, kamu akan dapat insight mengenai saham yang kemungkinan besar naik walau masih terjadi inflasi.
Sama seperti investasi lain, saham sendiri memiliki risiko tersendiri. Sebelum dapat cuan, mungkin kamu akan merugi terlebih dahulu. Namun, tenangkan dirimu dan jangan panik karena pembalikan harga pasti terjadi asal kamu sabar.
3. Investasi Emas juga Tak Kalah Menarik!
Harga emas pun mungkin ikut berfluktuasi saat terjadi isu yang menerpa perekonomian. Yang menarik adalah, emas menjadi instrumen investasi yang kebal terhadap inflasi.
Justru saat investasi lain menurun, harga emas cenderung stabil. Makanya banyak investor yang beralih ke emas, membuat harganya naik karena permintaannya meningkat.
Emas pilihan kamu tentu yang batangan. Jika emasnya berbentuk perhiasan, akan ada biaya pembuatan emas saat dijual yang berpotensi mengurangi porsi keuntungan kamu.
4. Siapkan Mental Baja
Portofolio investasi cenderung merah saat terjadi inflasi. Biasanya hanya yang bermental baja yang dapat bertahan, sedangkan yang takut ketinggalan atau FOMO cenderung menjual saham untuk mengurangi kerugian.
Padahal aksi menjual saham saat inflasi tidak cukup membantu. Jika harganya terlanjur terjun bebas, lebih baik biarkan atau average down dengan cara membeli saham mumpung harganya murah.
Kuatkan mental untuk menghadapi hal-hal di luar dugaan, seperti penurunan yang lebih tajam. Asal sahamnya bagus saja, harganya pasti berbalik. Cuma memang butuh waktu agar hal ini kejadian.
Baca Juga: 7 Trik Jitu Belajar Trading Saham Sampai Mahir
5. Berhenti Belanja yang Kurang Penting
Penurunan harga karena inflasi menjadi momen yang sangat pas untuk melakukan aksi beli. Agar saham terbeli, kurangilah aktivitas belanja. Meskipun harganya sedang diskon, kamu perlu pikirkan kegunaan barang tersebut.
Jika barangnya kurang penting, tidak perlu buru-buru membelinya. Toh, manfaatnya juga kurang maksimal karena bukan barangnya di luar kebutuhan pokok.
Sebaiknya alokasikan uang tersebut untuk investasi saham mumpung harganya lagi diskon. Jika ternyata cuan, kamu bisa pakai hasil cuan untuk membeli barang yang sempat tertunda.
6. Bekerja Lebih Keras daripada Sebelumnya
Bekerja lebih keras yang dimaksud adalah mencari pekerjaan sampingan untuk meningkatkan penghasilan agar bisa beli saham yang lebih banyak. Lumayan kalau seandainya bisa dapat uang tambahan 25% dari gaji.
Deretan side job yang menarik, seperti jualan online, menjadi freelancer, dan guru les. Ketiganya cukup fleksibel, jadi tidak akan mengganggu pekerjaan utama.
Pilihlah mana yang paling sesuai agar kamu bisa menjalaninya dengan bahagia. Dengan demikian, inflasi bukanlah bencana untukmu karena di tengah-tengah kasus ini, kamu justru mampu memperoleh cuan lebih.
Pilih Investasi sesuai Profil Risiko
Inflasi dapat terjadi kapan saja, tidak peduli apakah kamu siap atau tidak. Selagi masih muda, manfaatkan waktumu sekarang sebijak mungkin untuk memperoleh cuan. Berinvestasilah pada instrumen yang sesuai dengan profil risiko, jadi rasa takut yang kamu alami tidak berlebihan saat terjadi inflasi.
Baca Juga: Jenis Biaya yang Muncul Saat Investasi Saham