Jumat 15 Jul 2022 10:31 WIB

SUN Energy Tech Space Mampu Mengontrol Kinerja Sistem PLTS Real-time

Belanja atau pengeluaran Teknologi Informasi (TI) di Indonesia diperkirakan...

Rep: Eva Martha Rahayu (swa.co.id)/ Red: Eva Martha Rahayu (swa.co.id)
Foto: swa.co.id

Belanja atau pengeluaran Teknologi Informasi (TI) di Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Pasifik dalam beberapa tahun ke depan. Pendapatan di pasar layanan TI diproyeksikan mencapai US$3,60 miliar pada tahun 2022 dan diharapkan menunjukkan pertumbuhan tahunan (CAGR 2022-2027) sebesar 11,86%, menghasilkan volume pasar sebesar US$6,31 miliar pada tahun 20271.

Didorong juga oleh permintaan pasar, Allied Telesis melanjutkan ekspansi globalnya ke pasar Asia dengan membangun pabrik di Indonesia, Singapura dan Cina sebagai bukti komitmen bisnis.  Allied Telesis berada di posisi dua teratas sebagai perusahaan penyedia switch di Jepang dan berfokus pada industri kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan manufaktur.

Terkait hal itu, PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), salah satu entitas anak PT Metrodata Electronics Tbk yang fokus di bidang bisnis distribusi digital mengumumkan kemitraannya dengan Allied Telesis sebagai distributor premium untuk pasar Indonesia.

Allied Telesis adalah perusahaan global dalam solusi konektivitas dan alat jaringan cerdas yang  telah melayani kebutuhan industri komunikasi jaringan selama lebih dari 35 tahun. Saat ini, Allied Telesis menawarkan solusi strategis yang berfokus pada jaringan dan keamanan.  Perusahaan ini menyediakan sakelar pertahanan dan titik akses nirkabel dengan Kerangka Manajemen Otonom/AMF-Security untuk cepat merespons berbagai bentuk ancaman.

“Solusi Allied Telesis mampu berintegrasi dengan lebih dari 30 vendor keamanan seperti Barracuda, Fortinet, Nozomi dan Sophos. Selain itu,  SMI telah menjadi pakar distribusi untuk vendor keamanan tersebut yang akan menciptakan aliansi terbaik dalam solusi keamanan siber untuk pasar Indonesia. Selain keamanan siber, Allied Telesis juga menyediakan solusi Wi-Fi yang stabil dan mulus berbasis Artificial Intelligence (AI),” jelas Benjamin Teh, Asean South Regional Director Allied Telesis di Jakarta (14/7/2022).

Lie Heng, Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia mengungkapkan, kemitraan ini akan semakin mempertegas strategi  SMI untuk  mendukung transformasi digital di Indonesia. Kemitraan ini akan menjembatani solusi dan teknologi Allied Telesis ke pasar.” Bersama-sama kami akan membantu klien memecahkan masalah bisnis kritis di berbagai bidang seperti jaringan, keamanan, dan kelangsungan bisnis," tuturnya.

Kemitraan antara SMI dan Allied Telesis akan memperkenalkan teknologi Allied Telesis seperti Ethernet Switch (Core/Distribution/Access), Industrial Switch, Wireless Access Points, SDN Controller, Unified Network Monitoring dan Operating Platform. Selanjutnya, teknologi – teknologi tersebut akan didukung oleh Manajer Pengembangan Bisnis dan dua Engineering bersertifikat untuk memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan dan tepat waktu. 

Produk Allied Telesis menawarkan keuntungan sebagai antara lain: alat otomatisasi unik untuk keamanan siber, Wi-Fi, SD-WAN, dan LAN. Lalu, memiliki pabrik di Indonesia, Singapura, China, yang akan menyediakan stok yang cukup untuk memenuhi pesanan dan waktu tunggu yang singkat. Dari sisi produk dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

Sementara dari sisi teknologi baru, Allied Telesis memberikan solusi yang berfokus pada jaringan dan keamanan. Khususnya, AMF-Security dapat menjadi sakelar pertahanan diri dan titik akses nirkabel untuk respons yang lebih mudah dan lebih cepat terhadap ancaman.

Benjamin mengatakan, sejalan dengan visi dan strategi Allied Telesis, babak baru dalam kemitraan dengan SMI ini merupakan penegasan strategi SMI dalam menanggapi berbagai tantangan bisnis. Indonesia adalah pasar yang strategis dan pihaknya akan memfokuskan layanan untuk pasar manufaktur, pemerintah, pendidikan dan kesehatan. Dengan pembangunan infrastruktur TI sebagai prioritas utama untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia, mereka optimistis bahwa solusi ini akan memberdayakan industri TI terutama dalam industri komunikasi jaringan di Indonesia.

Allied Telesis juga akan mengedepankan pentingnya menjaga lingkungan secara global dan mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati. Kami secara kreatif memanfaatkan teknologi untuk kemajuan sosial yang berkelanjutan dan untuk melindungi lingkungan. Allied Telesis berkomitmen untuk mewariskan lingkungan global yang sehat kepada generasi berikutnya.

Swa.co.id

Transisi menuju masa depan rendah karbon dapat diwujudkan melalui percepatan  penggunaan energi bersih di berbagai sektor. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI mencatat dari 587 GW kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT), lebih dari  60% berasal dari energi surya yang akan berperan sangat penting dalam penyediaan listrik nasional.

Pada Kuartal II/2022,  PLN mencatat terdapat lebih dari 5.000 konsumen PLN yang  memanfaatkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).   Sebagai salah satu sumber energi alternatif masa depan, riset untuk mengembangkan teknologi  energi surya terus dilakukan guna menyediakan biaya yang lebih rendah sehingga dapat semakin  terjangkau oleh masyarakat luas. Melihat potensi energi surya dan penyerapannya yang semakin  meningkat,

PT Surya Utama Nuansa (SUN)  Energy berupaya secara konsisten menawarkan inovasi kepada para pelanggan.  Sejak didirikan tahun 2016, hingga kini portofolio SUN Energy telah tersebar di lebih dari 25 kota di  Indonesia dan mengantongi proyek sebesar 280 MWp di 3 negara.

Berkomitmen untuk menyediakan layanan terintegrasi berbasis teknologi, pada hari Kamis  (14/07) SUN Energy memperkenalkan ruang pemantauan kinerja sistem energi surya yang terintegrasi  berbasis Internet of Thing (IoT) yang dinamakan SUN Energy Tech Space.

“Di ruangan ini, tim ahli SUN  Energy dapat memantau serta mengontrol kinerja sistem PLTS kami yang tersebar di seluruh Indonesia  hingga Thailand. Sistem perangkat yang dipasang mampu mengidentifikasi, menginformasikan, serta  mendiagnosis masalah sehingga kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem energi surya di lokasi  pelanggan dapat dimonitor secara real-time selama 24/7,” ungkap Philip Lee, Chief Executive  Officer  SUN Energy.

Didukung oleh Huawei, fitur perangkat di SUN Energy Tech Space  mengedepankan aspek keselamatan yang proaktif, memberikan pengalaman perkembangan teknologi  dengan konektivitas (IoT), layanan cloud, serta kecerdasan buatan (AI) sehingga sistem PLTS bisa  dipantau di mana pun dan kapan pun. 

SUN Energy optimistis ke depan sistem tenaga surya akan menjadi energi masa depan  yang digunakan oleh pengguna dari sektor rumah tangga, sosial, komersial, hingga industri. Melalui  perkembangan teknologi, sistem tenaga surya akan terasa sangat dekat dengan para penggunanya.

“Kami  pun terbuka kepada masyarakat luas yang ingin mempelajari sistem PLTS untuk berkunjung ke SUN  Energy Tech Space dan berdiskusi bagaimana SUN Energy dapat membantu mewujudkan masa depan  rendah karbon melalui pemanfaatan PLTS,” kata Dion Jefferson,Chief Commercial Officer SUN Energy.

Kehadiran SUN Energy Tech Space diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi para  pelanggan untuk menerapkan prinsip berkelanjutan dengan mudah agar mencapai efisiensi yang lebih  tinggi. Dengan visi untuk menjadikan sistem tenaga surya sebagai bagian dari energi masa depan, SUN  Energy akan terus berinovasi memberikan standar layanan dan produk berkelas dunia.

Dion menjelaskan, sejak berdiri  tahun 2016, SUN Energy merupakan perusahaan pengembang projek tenaga surya yang  menyediakan layanan terintegrasi bagi para pelanggan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di  wilayah Asia Pasifik. Bertujuan untuk mencapai 2 GWp di tahun 2025, perusahaan membawa visi untuk memberikan nilai  tambah kepada para pelanggan dalam aksi nyata mengurangi dampak perubahan iklim. Hingga kini, SUN Group  telah mempekerjakan lebih dari 100 karyawan dan memiliki lebih dari 200 MWp projek sistem tenaga surya di  Indonesia, Thailand, Taiwan dan Australia.

Swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement