Selasa 29 Nov 2022 01:55 WIB

Dana Moneter Arab Bantu Rp 15 Triliun untuk Dukung Reformasi di Yaman

Ekonomi Yaman bertekuk lutut dan menyebabkan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Gita Amanda
 Reruntuhan sisa perang di Kota Sana, Yaman, (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/Yahya Arhab
Reruntuhan sisa perang di Kota Sana, Yaman, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Dana Moneter Arab telah menandatangani perjanjian senilai Rp 15 triliun untuk mendukung program reformasi ekonomi Yaman kepada pemerintah yang didukung Saudi. Keputusan ini dijelaskan media pemerintah Saudi, Ahad (27/11/2022).

Dilansir dari The New Arab, Badan yang berbasis di Abu Dhabi dan melingkupi negara-negara dari Timur Tengah dan Afrika Utara ini menyebut akan memberikan dukungan bagi upaya pemerintah Yaman untuk menstabilkan ekonomi dari tahun 2022 hingga 2025.

Baca Juga

Perang antara kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran dan koalisi yang dipimpin Saudi, di mana kedua belah pihak telah dituduh oleh kelompok hak asasi melakukan pelanggaran, telah membuat ekonomi Yaman bertekuk lutut dan menyebabkan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Inflasi dan kekurangan mata uang asing membuat makanan, air, dan bahan bakar tidak terjangkau bagi banyak orang di Yaman. Hal ini karena negara tersebut memang biasa mengimpor sebagian besar kebutuhannya.

Sementara riyal Yaman relatif stabil di sekitar 560 per dolar di wilayah yang dikuasai Houthi, riyal telah mencapai posisi terendah sepanjang masa di provinsi yang dikendalikan oleh pemerintah yang didukung Saudi. Ini termasuk Aden, di mana pada hari Minggu satu dolar ditukar dengan lebih dari 1.000 real.

Setelah Houthi menyerbu ibu kota Sanaa pada tahun 2014 dan menggulingkan pemerintah, mengirimnya ke pengasingan, bank sentral Yaman terpecah menjadi dua cabang, satu di Sanaa, di bawah kendali Houthi, dan satu cabang yang diakui secara internasional di Aden yang memiliki akses ke pencetak uang. Cabang Aden berada di bawah kendali pemerintahan yang didukung Saudi.

Arab Saudi mengatakan pada bulan April akan mengatur dukungan dana sebesar Rp 47 triliun untuk ekonomi negara yang dilanda perang setelah dewan kepresidenan baru dibentuk. Namun tidak jelas apakah seluruh jumlah telah dicairkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement