Selasa 29 Nov 2022 02:04 WIB

Israel Pecat Dokter yang Berikan Bunga ke Seorang Anak Palestina yang Terluka

Hasutan oleh media Israel memainkan peran besar dalam pemecatan ahli jantung tersebut

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Gita Amanda
Para pengunjuk rasa Palestina berdebat dengan pasukan Israel selama bentrokan, (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Para pengunjuk rasa Palestina berdebat dengan pasukan Israel selama bentrokan, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV -- Seorang dokter Palestina telah dipecat oleh sebuah rumah sakit Israel setelah menawarkan bunga kepada seorang anak laki-laki Palestina yang terluka dalam serangan Israel di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem. Peristiwa ini dilaporkan Quds Press pada Ahad (27/11/2022).

Pusat Medis Hadassah yang ternama memecat ahli jantung dan spesialis paru-paru Dr Ahmad Mahajneh, seorang warga negara Israel dari Um Al-Fahm yang berasal dari Palestina. Sang dokter menawarkan bunga itu kepada Ahmed Qteish (16 tahun) yang terkena serangan ketika pasukan pendudukan Israel menembaki sekelompok anak yang sedang bermain di lapangan sepak bola di lingkungan pendudukan Palestina.

Baca Juga

Bocah itu kemudian menjalani perawatan selama lebih dari sebulan. Pasukan pendudukan Israel mengatakan bahwa mereka menembaknya dengan keyakinan bahwa dia berencana melakukan serangan penusukan.

"Pusat Medis Hadassah adalah model rasisme Israel. Hasutan oleh media Israel memainkan peran besar dalam pemecatan ahli jantung tersebut," kata kelompok hak asasi manusia dalam sejumlah pernyataan terpisah dilansir dari Middle East Monitor, Senin (28/11/2022).

Juli lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, sebanyak 78 anak-anak Palestina dibunuh Israel sepanjang 2021. Tahun lalu, Israel turut melakukan penahanan terhadap 637 anak Palestina. Untuk pertama kalinya Guterres mengakui tentang minimnya pertanggungjawaban atas pelanggaran-pelanggaran tersebut.

Guterres mengaku terkejut oleh jumlah anak Palestina yang tewas di tangan pasukan Israel. Tahun lalu pun terdapat 982 anak Palestina yang terluka akibat tindakan represif pasukan Israel. Guterres menyoroti penggunaan amunisi hidup oleh tentara maupun personel keamanan Israel saat melakukan aksinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement