Kamis 09 Feb 2023 12:08 WIB

Joe Biden: AS tak Mencari Konflik dengan Cina

Keputusan AS menembak jatuh balon udara Cina berdampak ke hubungan Beijing-Washington

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping dalam sebuah kesempatan bersama beberapa waktu lalu. Joe Biden mengatakan, negaranya tidak mencari konflik dengan Cina. Hal itu disampaikan setelah AS menembak jatuh balon udara milik China yang memasuki wilayah AS dan dituduh melakukan aktivitas pengintaian.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping dalam sebuah kesempatan bersama beberapa waktu lalu. Joe Biden mengatakan, negaranya tidak mencari konflik dengan Cina. Hal itu disampaikan setelah AS menembak jatuh balon udara milik China yang memasuki wilayah AS dan dituduh melakukan aktivitas pengintaian.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, negaranya tidak mencari konflik dengan Cina. Hal itu disampaikan setelah AS menembak jatuh balon udara milik China yang memasuki wilayah AS dan dituduh melakukan aktivitas pengintaian.

“Kami akan bersaing sepenuhnya dengan Cina, tapi kami tidak mencari konflik, dan itulah yang terjadi sejauh ini,” kata Biden dalam sebuah wawancara dengan PBS, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Biden pun ditanya apakah penembakan balon udara milik Cina menyebabkan kerusakan besar pada hubungan Washington dengan Beijing. “Tidak,” jawab Biden singkat.

Pekan lalu Wakil Menteri Luar Negeri Cina Xie Feng mengatakan, keputusan AS menembak jatuh balon udara milik negaranya berdampak serius terhadap hubungan bilateral Beijing-Washington. Menurutnya, penembakan itu pun merusak upaya perbaikan relasi kedua negara yang dimulai sejak Presiden Xi Jinping dan Joe Biden bertemu di sela-sela KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu.

“Tindakan AS (menembak jatuh balon udara China) berdampak serius dan merusak upaya serta kemajuan kedua belah pihak dalam menstabilkan hubungan Cina-AS sejak pertemuan di Bali,” kata Xie Feng dalam surat keluhan yang dikirimkan Pemerintah Cina ke Kedutaan Besar AS di Beijing pada Ahad (5/2/2023).

Xie mengungkapkan, saat ini negaranya masih memperhatikan perkembangan situasi. “(Cina) berhak untuk membuat reaksi lebih lanjut yang diperlukan,” ujarnya.

Pada Sabtu (4/2/2023) lalu, AS akhirnya menembak jatuh balon udara milik Cina yang telah terbang di wilayahnya selama beberapa hari. Washington menuduh balon tersebut melakukan aktivitas pengintaian atau mata-mata. Salah satu wilayah yang dilintasi balon tersebut adalah Montana, yakni rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom.

AS menyebut masuknya balon Cina ke wilayahnya merupakan pelanggaran yang tak dapat diterima. Jet tempur AS menembak jatuh balon tersebut di lepas pantai Carolina Selatan. Pada Jumat (3/2/2023), Pemerintah Cina mengonfirmasi bahwa balon udara yang memasuki wilayah AS adalah miliknya. Namun Beijing membantah tuduhan AS yang menyebut balon itu melakukan aktivitas pengintaian.

“Pesawat itu dari Cina dan bersifat sipil, digunakan untuk meteorologi dan penelitian ilmiah lainnya. Karena pengaruh angin barat dan kemampuan kontrolnya yang terbatas, pesawat itu menyimpang dari jalur yang dimaksudkan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina dalam sebuah pernyataan.

Cina mengaku menyesalkan balon udara itu memasuki wilayah AS. “Cina menyesalkan pesawat itu tersasar ke AS secara tidak sengaja karena force majure. Cina akan terus menjaga komunikasi dengan pihak AS untuk menangani insiden ini dengan baik,” kata Kemenlu Cina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement