Senin 03 Apr 2023 14:46 WIB

Lebih dari 50 Persen Warga Swedia Dukung Larangan Pembakaran Alquran

Pada Januari, Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kedubes Turki di Stockholm.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Rasmus Paludan, pemimpin partai anti-Islam sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), membakar mushaf Alquran di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023).. Aksi itu ditanggapi dengan kemarahan dan protes di sekitar dunia sejak Paludan membakar kitab suci umat Islam di Stockholm seminggu sebelumnya.
Foto: EPA-EFE/Olafur Steinar Gestsson DENMARK OUT
Rasmus Paludan, pemimpin partai anti-Islam sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), membakar mushaf Alquran di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023).. Aksi itu ditanggapi dengan kemarahan dan protes di sekitar dunia sejak Paludan membakar kitab suci umat Islam di Stockholm seminggu sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Menurut jajak pendapat oleh perusahaan riset besar Sipo, sekitar 51 persen orang Swedia mendukung larangan pembakaran Alquran dan kitab suci lainnya. Sementara 34 persen mengatakan, membakar kitab suci adalah kebebasan berbicara dan berekspresi, serta 15 persen tidak berkomentar. 

Dilaporkan Anadolu Agency, Ahad (2/4/2023), survei dilakukan pada 14-16 Maret dengan melibatkan 1.370 responden. Sementara itu, penyiar publik SVT menyatakan, insiden provokatif oleh politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan terhadap kitab suci umat Islam telah merugikan kas negara sekitar 88 juta krona Swedia atau 8,5 juta dolar AS.

Baca Juga

Pada Januari, Paludan membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Aksi Paludan ini mendapatkan izin dari otoritas setempat dan dilindungi polisi. Paludan juga menyerang Islam dan migran di Swedia secara verbal.

"Jika menurut Anda seharusnya tidak ada kebebasan berekspresi, Anda harus tinggal di tempat lain," ujar Paludan.

Tindakan Paludan itu telah dikecam banyak negara Muslim, termasuk Turki  dan berbagai LSM dan kelompok hak asasi manusia. Akibat insiden ini, Turki menunda ratifikasi keanggotaan NATO untuk Swedia .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement