Kamis 27 Apr 2023 17:20 WIB

Penjualan Unilever Lampaui Perkiraan Meskipun Kenaikan Harga Melambat

Unilever melaporkan kenaikan penjualan sebesar 10,5 persen menjadi 14,8 miliar euro.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Lalu lintas melewati Kantor Pusat Unilever World di London, Inggris, 29 April 2021. Unilever mencatatkan kenaikan penjualan kuartalan pada Kamis (27/4/2023).
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Lalu lintas melewati Kantor Pusat Unilever World di London, Inggris, 29 April 2021. Unilever mencatatkan kenaikan penjualan kuartalan pada Kamis (27/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Unilever mencatatkan kenaikan penjualan kuartalan pada Kamis (27/4/2023). Kinerja yang di luar ekspektasi ini mendorong harga saham Unilever naik hingga dua persen pada awal perdagangan.

Unilever melaporkan kenaikan penjualan sebesar 10,5 persen dalam penjualan kuartal pertama menjadi 14,8 miliar euro (Rp 240,27 triliun). Nilai ini mengalahkan perkiraan rata-rata analis untuk kenaikan 7,2 persen, menurut konsensus yang disediakan perusahaan.

Baca Juga

Itu termasuk kenaikan harga 10,7 persen dan penurunan volume 0,2 persen. Pertumbuhan harga lebih lambat dibandingkan dua kuartal sebelumnya, dan turun dari rekor 13,3 persen yang dilaporkan pada bulan Februari, sementara penurunan volume membaik dari penurunan 3,6 persen yang tercatat pada saat itu.

Unilever berupaya mempertahankan kinerja dengan menaikkan harga produknya. Kenaikan 10,7 persen, bagaimanapun, lebih rendah dari kuartal terakhir.

Konsumen sejauh ini telah mengatasi tekanan biaya hidup lebih baik daripada yang diperkirakan banyak analis. Tetapi beberapa perusahaan memperingatkan pada akhirnya dapat terkena margin jika pembeli mulai beralih ke merek yang lebih murah dalam jumlah yang lebih besar.

"Ekspektasinya adalah bahwa volume akan turun sekitar 4 persen sehingga penurunan yang sangat kecil sangat menyenangkan untuk dilihat," kata Neil Denman, fund manager di Sarasin & Partners.

Ke depan, kepala keuangan Unilever Graeme Pitkethly memperkirakan harga akan turun selama beberapa kuartal. 

Pesaing P&G dan Nestle juga baru-baru ini melaporkan penjualan kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan, dengan kenaikan harga mengimbangi volume yang lebih rendah.

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia, Tbk mengumumkan penjualan bersih sebesar Rp 10,6 triliun dan berhasil meningkatkan pangsa pasarnya dalam tiga bulan terakhir. Perseroan juga membukukan laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun, turun 30,47 persen secara year on year (yoy). 

Kinerja positif ini terjadi di tengah pertumbuhan pasar yang melambat. "Kami memastikan bahwa kami bergerak ke arah yang tepat," Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Ira Noviarti, dalam keterangannya, Rabu (19/4/2023).

Menurut Ira, pangsa pasar Perseroan yang meningkat merupakan indikator yang menjanjikan. Profitabilitas Perseroan pada kuartal pertama tahun ini juga meningkat dibandingkan kuartal tiga dan empat tahun lalu.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement