Senin 29 May 2023 17:45 WIB

Dicalonkan Jadi Presiden Organisasi Meteorologi Dunia, Kepala BMKG Siap Perang Gagasan

Dwikorita menyebut dirinya telah menyiapkan visi, misi, gagasan, dan strategi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan, dirinya siap all out bersaing dalam perebutan kursi Presiden Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) periode 2023-2027.

Dwikorita menyebut dirinya telah menyiapkan visi, misi, gagasan, dan strategi mengenai "mau di bawa ke mana" WMO empat tahun mendatang. 

Baca Juga

Untuk diketahui, Dwikorita Karnawati dicalonkan sebagai Presiden Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) periode 2023-2027. Pemilihan Presiden WMO periode 2023-2027 sendiri akan dilaksanakan pada sidang the nineteenth World Meteorological Congress (CG-19) yang akan diadakan pada 22 Mei – 2 Juni 2023. 

Presiden WMO akan dipilih berdasarkan suara terbanyak oleh Anggota WMO yang terdiri dari 187 negara dan 6 teritori. Selain pemilihan Presiden WMO, juga turut dipilih Sekretaris Jenderal dan Wakil Presiden WMO.

"Ada tiga misi utama yang menjadi fokus utama saya jika dipercaya menjadi presiden WMO periode mendatang. Pertama, adalah kesetaraan gender. Kedua, suistainability atau keberlanjutan. Dan, ketiga pengurangan kesenjangan (closing the gap) antara negara maju dan negara berkembang. Utamanya dalam hal infrastruktur kebencanaan," ungkap Dwikorita, seperti dilansir pada Senin (29/5/2023). 

Kaitannya dengan visi kesetaraan gender, Dwikorita memaparkan, bahwa ke depan WMO harus memiliki SDM yang lebih berimbang gender serta kebijakan yang lebih baik untuk menangani disparitas gender. 

Selain itu, aksesibilitas yang sama terhadap informasi layanan cuaca dan iklim bagi perempuan dan laki-laki, serta memberdayakan kaum muda dan perempuan yang tedampak perubahan iklim. 

Sementara itu, lanjut Dwikorita, WMO ke depan juga perlu menjembatani kesenjangan antara negara berkembang dan negara maju dengan terus berupaya meningkatkan kapasitas negara berkembang dengan menginisiasi kerjasama antar negara dan berbagai pemangku kepentingan lainnnya. 

"WMO ke depan perlu lebih agresif dalam mendorong transfer teknologi antarnegara anggota untuk mengatasi dampak terkait cuaca dan iklim, termasuk melakukan penguatan sarana implementasi dan pembiayaan inovatif agar tidak ada negara yang tertinggal," kata dia. 

Tidak berhenti sampai di situ, WMO secara kelembagaan, tambah Dwikorita, perlu melakukan sejumlah terobosan guna meningkatkan akuntabilitas, transparansi, inklusivitas dengan mmbuat kebijakan sains yang lebih baik melalui kerja sama dengan Badan PBB lainnya, terlibat dalam acara tingkat tinggi, serta memperkuat kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). 

Dalam kongres ke-19 WMO, delegasi Indonesia yang dipimpin langsung Dwikorita Karnawati. Turut mendampingi perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Sekretariat Negara. 

Tim yang dikirim dalam Kongres WMO ini selain untuk mengawal materi sidang WMO terkait permasalahan teknis, administrasi dan perencanaan WMO, juga dalam rangka mengawal Kampanye Pencalonan Kepala BMKG dalam pemilihan Presiden WMO periode tahun 2023-2027.

sumber : WMO
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement