Kamis 14 Jul 2022 11:05 WIB

Kemenkop-UKM Teken MoU Perkuat Pasok Usaha Mikro Pertanian

Kemenkop-UKM teken MoU dengan PT Bintang Toedjoe Sari Pramadiyanti sebagai offtaker untuk petani jahe merah. Baca di sini.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kemenkop-UKM teken MoU dengan PT Bintang Toedjoe Sari Pramadiyanti sebagai offtaker untuk petani jahe merah. (Kemenkop-UKM)
Kemenkop-UKM teken MoU dengan PT Bintang Toedjoe Sari Pramadiyanti sebagai offtaker untuk petani jahe merah. (Kemenkop-UKM)

Dalam memperkuat rantai pasok usaha mikro, khususnya komoditas pertanian di indonesia, Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop-UKM) bekerja sama dengan menandatangani nota kesepahaman antara Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop-UKM Eddy Satriya dengan Head of Strategic Business Unit PT Bintang Toedjoe Sari Pramadiyanti di Jakarta, Selasa kemarin.

Eddy mengatakan, penguatan rantai pasok usaha mikro khususnya pada komoditas pertanian dilakukan melalui pengembangan dari hulu sampai ke hilir, yakni mulai dari tahap produksi, pengolahan hasil produksi, pembinaan dan pendampingan, hingga pemasaran hasil produk melalui offtaker yang dalam hal ini melibatkan PT Bintang Toedjo untuk petani jahe merah.

Baca Juga: Sektor Rill Jadi Fokus KemenkopUKM dalam Pemberdayaan Koperasi

"Kita harus memastikan komoditas atau hasil dari para petani sudah mendapatkan pembeli, salah satu contohnya melalui pendampingan yang dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe pada petani jahe merah untuk memberikan kriteria produk agar bisa masuk ke dalam rantai pasok," kata Eddy Satriya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya, keberadaan offtaker dalam nilai rantai pengembangan komoditas pertanian tersebut juga memberikan manfaat bagi para pelaku usaha mikro, di antaranya melalui pendampingan terkait budi daya hingga jaminan penyerapan hasil produksi oleh pasar dengan harga yang kompetitif dan memberikan keuntungan bagi para petani.

"Rantai pasok menjadi hal yang sangat krusial. Oleh karena itu, Kemenkop-UKM sangat peduli akan hal tersebut. Karena yang dibutuhkan para petani sekarang adalah offtaker untuk membeli produk mereka," ujar Eddy.

Eddy mengungkapkan bahwa program pengembangan rantai pasok komoditas pertanian ini juga harus melibatkan berbagai stakeholder, baik pemerintah maupun swasta, agar mampu membuka lebih banyak peluang usaha khususnya di bidang pertanian.

"Harapannya, acara ini bukan hanya menjadi CSR perusahaan, tetapi juga menciptakan peluang usaha dengan memanfaatkan lahan kritis atau tidak terpakai dari para petani, dan memaksimalkan SDM kita yang layak mendapatkan income lebih baik," kata Eddy.

Pada kesempatan yang sama, Head of Strategic Business Unit PT Bintang Toedjoe Sari Pramadiyanti menjelaskan bahwa pihaknya sempat mengalami kesulitan dalam menemukan bahan baku jahe merah yang konsisten dan kontinyu dari sisi kualitas. Hal tersebutlah yang kemudian membuat PT Bintang Toedjoe membuat standarisasi dengan memiliki mitra petani khusus.

"Mutu bahan baku jadi salah satu faktor penting dalam menjamin kualitas produk, dari situ kami memutuskan untuk membuat standarisasi kualitas bahan baku sehingga penting untuk turun ke area hulu," kata Sari.

Baca Juga: Kemenkop-UKM: Perlu Kerja Sama dalam Wujudkan Koperasi dan UKM Berkualitas

Lebih lanjut, Sari juga mengungkapkan bahwa peran serta pemerintah baik pusat maupun daerah sangat diperlukan agar sinergi tersebut dapat berjalan lebih cepat sehingga kebermanfaatan produk dapat dirasakan lebih luas.

"Harapannya melalui sinergi ini, kita dapat menyamakan visi dan misi dalam memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri, khususnya dalam mengurangi impor pada bahan baku dengan memperkuat produksi dalam negeri," kata Sari.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement