Gojek dan GoTo Financial, bagian dari Grup GoTo, berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), UN Women, dan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) untuk mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia melalui program ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya’ yang diwujudkan dalam rangkaian pelatihan yang dirancang berdasarkan tiga pilar edukasi: pemahaman gender dalam wirausaha, perencanaan bisnis, dan pengembangan bisnis.
Chief of Public Policy and Government Relations GoTo, Shinto Nugroho, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini berangkat dari komitmen Grup GoTo dalam menghadirkan solusi melalui ekosistem digital yang inklusif dalam membuka akses seluas-luasnya bagi perempuan kepada peluang dan kesempatan yang ada dalam kewirausahaan digital. Khususnya selama pandemi, digitalisasi menjadi jawaban dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan dan menguatkan peran perempuan, khususnya dalam kewirausahaan digital. Kami percaya guna mencapai hal tersebut, diperlukan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak. Lewat kolaborasi tersebut, kami ingin melihat lebih banyak lagi mencetak womenpreneur yang berjaya dan berdaya,” jelas Shinto.
Laporan Gender Global 2021 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), sebanyak 39% perempuan kehilangan pekerjaan atau penghasilannya selama pandemi. Seiring terjadinya pemulihan secara bertahap menuju kondisi pascapandemi, diharapkan perempuan Indonesia termasuk mereka yang terpaksa kehilangan pekerjaan atau penghasilan akibat dampak pandemi dapat meraih kesuksesan di bidang wirausaha digital.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan berbagai isu perempuan khususnya dalam masa pemulihan pandemi COVID-19 merupakan isu yang kompleks dan multisektoral. Strategi penyelesaiannya pun tidak bisa dilakukan melalui satu pendekatan atau hanya melibatkan peran KemenPPPA saja, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama memberikan perhatian.
"Kami berharap program kolaborasi penta-helix antara Pemerintah, swasta, organisasi, dan komunitas ini dapat menciptakan lebih banyak lagi pemimpin perempuan maju dan berdaya usahanya. Kami yakin program ini dapat menciptakan lebih banyak lagi womenpreneur berdaya dan berjaya, sehingga dapat menerobos stigma keterbatasan perempuan untuk berperan lebih, dalam keluarga, hal ini bisa menjadi kekuatan bagi kita semua untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan serta keluarga di masa depan,” ungkap Menteri PPPA.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI, saat ini 52% dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan. Untuk tingkat usaha kecil, 56% dari 193.000 usaha kecil pemiliknya adalah perempuan, dan untuk usaha menengah, 34% dari 44.700 pelaku usahanya adalah perempuan.
Di samping materi pelatihan wirausaha, seluruh peserta juga difasilitasi dengan berbagai solusi baik teknologi maupun non-teknologi dari ekosistem digital GoTo yang inklusif dan holistik, semisal dukungan teknologi untuk solusi pembayaran non-tunai dari aplikasi GoPay, Gobiz PLUS dan Midtrans. Juga menghilangkan proses manual untuk manajemen pesanan, pembukuan atau laporan keuangan, hingga manajemen karyawan dan pengiriman barang lewat Selly, Gobiz, Moka, dan Gokasir, serta mengoptimalkan pemasaran dengan GoFood, dan GoStore, serta solusi logistik lewat GoSend.
Sementara itu dukungan non teknologi dihadirkan lewat berbagai wadah komunitas mulai dari kelas pelatihan yang dinamakan A Cup of Moka, Bincang Biznis, dan Temu Midtrans, serta Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) dan Komunitas Retail GoTo Financial (KONTAG) sebagai wadah bertukar informasi.
“Riset UN Women terkait digitalisasi mengungkap bahwa platform digital menjadi salah satu strategi bertahan utama bagi perempuan pengusaha dalam menghadapi pandemi. Meskipun digitalisasi membuka banyak potensi untuk memajukan pemberdayaan perempuan, tetapi perempuan belum memanfaatkan teknologi secara optimal untuk pengembangan usahanya,” kata Dwi Faiz, Head of Programmes, UN Women Indonesia.
Upaya pemberdayaan perempuan yang diwujudkan melalui program ini juga sejalan dengan komitmen Tiga Nol (Three Zeroes) Grup GoTo untuk tahun 2030, yaitu Nol Emisi Karbon (Zero Emissions), Nol Sampah (Zero Waste), dan Nol Hambatan (Zero Barriers).
RELX Internasional menggandeng Komerce dan Let’s Play Indonesia untuk membuat program RELX Academy, wadah untuk mencetak generasi muda menjadi wirausaha. Kerja sama tersebut resmi dimulai pada 14 Juli 2022, dengan penandatanganan MoU yang dilakukan secara daring di Jakarta.
Menurut Yudhistira Eka Saputra selaku General Manager RELX Indonesia, RELX Academy akan menargetkan untuk mencetak 600 generasi muda menjadi wirausaha. Semangat ini, katanya, merupakan salah satu bentuk janji RELX untuk komunitas dan masyarakat yang berada di lingkungan bisnis RELX.
“Nantinya akan diadakan pelatihan dan pendidikan praktis bagi anak muda, meliputi keterampilan digital, kewirausahaan, dan keterampilan keuangan umum,” terang Yudhi.
Program yang sebelumnya dilaksanakan di Filipina ini, kini merambah ke Indonesia dengan menggandeng dua organisasi sekaligus yakni Komerce dan Let’s Play Indonesia. Komerce merupakan lembaga penyelenggara pelatihan dari Purbalingga, Jawa Tengah, yang rutin memberikan pelatihan untuk UMKM agar bisa menjual produknya di marketplace.
Pelatihan biasanya fokus pada dekorasi toko, layanan pelanggan melalui fitur chat, pemesanan, dan penanganan keluhan untuk mengoptimalkan fitur.
“Pelatihan tersebut dilakukan agar UMKM memiliki toko yang terpercaya sehingga mampu memenangkan persaingan yang ketat di pasar,” ucap Nofi Bayu Darmawan, CEO Komerce.
Seperti Komerce, Let's Play Indonesia juga merupakan penyedia pelatihan bagi UMKM, profesional muda, dan pemuda di Jawa Timur dan Bali yang telah aktif sejak tahun 2019. Keunikan Let's Play Indonesia adalah menyelenggarakan sesi pembelajaran berbasis game offline dan online.
“Kami percaya bahwa pembelajaran berbasis game adalah alat yang efektif untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 bagi orang dewasa muda di Indonesia. Untuk mempertajam pemikiran kritis, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi generasi muda. Keterampilan ini sangat penting untuk kelangsungan hidup dalam lingkungan bisnis,” kata Arif Bawono Surya, Project Manager Let’s Play Indonesia.
RELX optimistis kolaborasi bersama Komerce dan Let's Play Indonesia akan membawa banyak dampak positif untuk komunitas lokal di Indonesia.
Swa.co.id
Jakarta, 30 Juni 2022 - Perkembangan transformasi digital menuntut industri perbankan untuk menyediakan produk dan layanan digital yang mudah, terjangkau, dan aman sehingga kehadiran bank secara fisik dapat dikatakan semakin kasat mata atau ‘invisible’. Bank DBS Indonesia menghadirkan This is DBS digibanking, layanan perbankan digital yang intuitif dan pintar bagi nasabah ritel, korporasi maupun Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Layanan ini mengusung misi pelaksanaan inovasi digital secara berkelanjutan guna mendukung nasabah untuk lebih menikmati hidup tanpa dirumitkan dengan urusan perbankan atau ‘Live more, Bank less’. Peluncuran This is DBS digibanking ini dihadiri oleh Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Erline Diani, Head of Sales and Distribution PT Bank DBS Festia Pisa Valensia, dan Head Sales of Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia Husin Hartono.
Menurut laporan Bain, Google, dan Temasek tahun 2021, disebutkan bahwa Indonesia berpeluang menjadi negara dengan perkembangan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, di mana nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mencapai US$124 miliar pada tahun 2025. Seiring dengan maraknya perkembangan ekosistem digital dan adopsi teknologi saat ini, Bank DBS Indonesia turut berperan aktif dalam mengakselerasi inklusif finansial dan juga literasi perbankan digital di tanah air.
CEO PT Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna mengatakan, “Menjadi bank digital terdepan merupakan fokus dan komitmen kami untuk hadir dan melayani seluruh nasabah. This is DBS digibanking merupakan bukti kekuatan dan inovasi kami dalam memberikan layanan digital kepada nasabah ritel dan perusahaan agar nasabah kami dapat ‘Live more, Bank less’”. Lebih lanjut Paulus menjelaskan, “Pada prinsipnya, keunggulan This is DBS digibanking tercermin pada tiga hal, yaitu: 1) Memberikan pengalaman perbankan yang mudah, terjangkau, dan aman 2) Transaksi dan investasi yang intuitif dan pintar, serta 3) Tidak stres atau terbebani dengan urusan perbankan.”
Bank DBS Indonesia telah meluncurkan aplikasi digibank by DBS pada tahun 2017 dan kini telah bertransformasi menjadi full-fledged digital banking dengan beragam pilihan produk investasi yang mudah, fitur transaksi perbankan yang lengkap dan aman, serta proses pengajuan kartu kredit dan pinjaman yang cepat. Aplikasi digibank by DBS juga dilengkapi teknologi keamanan yang terdepan dengan menggunakan verifikasi biometrik untuk pembukaan rekening dan menggunakan soft token untuk keamanan bertransaksi.
Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Erline Diani mengungkapkan, “Melihat kebutuhan masyarakat saat ini, kami semakin bersemangat untuk memberikan pengalaman perbankan yang mudah, terjangkau, dan aman sesuai prinsip This is DBS digibanking. Saat ini, seluruh proses pembukaan rekening untuk tabungan, investasi, kartu kredit, maupun pinjaman sudah bisa dilakukan secara cepat, kapan saja, dan di mana saja. Selain itu, sejalan dengan upaya meningkatkan literasi keuangan, produk investasi digital dapat dibeli dengan penempatan awal mulai dari Rp 100.000. Kami percaya layanan perbankan yang intuitif dan pintar akan menjadi fitur unggulan yang akan menarik minat nasabah untuk memakai aplikasi digibank by DBS.”
Dalam mendukung nasabah DBS Treasures dan DBS Treasures Private Client untuk mengelola dan mengoptimalkan kekayaannya, transformasi digital juga kami lakukan secara internal untuk mendukung akurasi data dan kecepatan transaksi. Inisiatif di dalamnya mencakup Portfolio Advisory Enablement Tools, yaitu real-time online dashboard yang dapat menganalisis portofolio nasabah dengan cepat dan menghadirkan advisory yang unik untuk menyeimbangkan dan mengoptimalkan portfolio nasabah. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan pihak ketiga yang independen dalam memberikan rekomendasi aset alokasi dan fund scoring yang dapat digunakan sebagai acuan yang transparan dan objektif. Selanjutnya adalah pengembangan sistem digimarket yang bertujuan mempersingkat proses transaksi obligasi hingga 67% (dari 1 jam ke 20 menit), sehingga interaksi Relationship Manager dan nasabah menjadi lebih efisien. Kami juga menghadirkan Smart Insights, notifikasi peluang tepat waktu berbasis data, sehingga sesuai dengan karakteristik dan aspirasi nasabah. Hal ini disampaikan melalui beragam media komunikasi berdasarkan preferensi mereka, seperti eNotes, In-App notification, ataupun email marketing.
Head of Sales and Distribution PT Bank DBS Indonesia Festia Pisa Valensia menjelaskan, “Kehadiran This is DBS digibanking memberikan manfaat bagi nasabah Treasures dan Treasures Private Client, tercermin dari tren revenue transaksi digimarket yang meningkat sebanyak 28% di paruh pertama 2022 dibandingkan dengan paruh pertama 2021. Hingga saat ini, pertumbuhan nasabah pengguna digibank by DBS pada produk wealth meningkat sebesar 240% untuk obligasi sejak diluncurkan pada tahun 2020 dan 65% untuk reksa dana yang diluncurkan pada tahun 2021.”
Bagi nasabah korporasi atau para pemilik bisnis (UKM), This is DBS digibanking menghadirkan fitur DBS IDEAL yang memudahkan proses pembayaran dan penerimaan dana serta konsolidasi laporan secara real time, pertukaran mata uang asing dan manajemen piutang tanpa perlu berganti sistem pembayaran. Selain DBS IDEAL, terdapat fitur DBS RAPID untuk membantu nasabah menjalankan bisnis tanpa hambatan dan DBS MAX QRIS yang mempermudah sistem penerimaan digital menggunakan Quick Response Indonesia Standard (QRIS). Bank DBS Indonesia juga turut berpartisipasi dalam program sistem pembayaran BI FAST tahap pertama oleh Bank Indonesia dalam mendukung inklusi keuangan dan digitalisasi di Indonesia.
Head Sales of Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia Husin Hartono mengungkapkan, “Beyond Banking dalam This is DBS digibanking adalah pengalaman digital yang dialami oleh nasabah sehingga urusan banking merupakan keseharian yang tertanam secara otomatis di dalam kegiatan mereka. Sesuai dengan prinsip Industry 4.0 di mana kunci penting digitalisasi adalah automatisasi, maka Bank DBS menghadirkan DBS RAPID dan DBS IDEAL sebagai sarana untuk mendukung automatisasi tersebut.”
Tidak hanya mengutamakan transformasi digital, DBS Group (Bank DBS) juga berkomitmen untuk menjadi Best Bank for A Better World, di mana Bank DBS memiliki tiga pilar keberlanjutan: Responsible banking, responsible business practice, dan creating social impact beyond banking. Berupaya mencapai net zero pada tahun 2050 atau lebih awal, Bank DBS berfokus pada penyelesaian permasalahan lingkungan dan sosial. Hal tersebut dilakukan dengan mengurangi penggunaan kertas dan jejak karbon, memberdayakan wirausaha sosial, dan kegiatan sosial di masyarakat. Selain itu, Bank DBS turut mendukung literasi finansial di Indonesia, dengan secara aktif melakukan rangkaian kegiatan edukasi seperti Walk the Talk, e-Talk Series dan Kedai Belajar, serta secara aktif menjadi advokat dari green financing.
Informasi selengkapnya tentang This is DBS digibanking silakan mengikuti akun Instagram @dbsbankid dan @digibankid.