Media sosial merupakan bagian dari anugerah kemajuan teknologi informasi. Setiap individu harus memanfaatkannya dengan tujuan positif sehingga etika dalam relasi sebagai warga digital terbangun sehat dan konstruktif.
Dengan memiliki etika berinternet, pengguna media sosial menyadari bahwa telah berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain. Bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, tapi dengan karakter manusia sesungguhnya.
Baca Juga: Era Digital, Cari Cuan Bisa dari Internet, Simak Tips Kembangkan Bisnis Lewat Konten Medsos Ini!
"Beretika yang baik dan sesuai dengan norma sosial yang berlaku menumbuhkan masyarakat harmonis," kata Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Anggota Japelidi, Dr. Lilik Hamidah, M.Si saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Etika berinternet masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan. Menurut survei Microsoft tentang tingkat kesopanan pengguna internet 2020, Indonesia menempati urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei, sekaligus menjadi terendah di Asia Tenggara. Tiga risiko utama di ruang digital yang dihadapi warga Indonesia adalah hoaks dan scam, ujaran kebencian, serta diskriminasi.
Baca Juga: Era Digital, Medsos Bisa Jadi Pintu Buat Pengembangan Karier
Terkait perundungan di internet, 19 persen responden mengaku menjadi target perundungan, sedangkan 47 persen menyatakan terlibat dalam insiden. Perundungan digital (Cyberbullying) bisa berdampak psikologis, sosial, dan fisik.
"Sebagai pendamping korban, kita harus menguatkan korban. Tapi kalau sebagai orang lain, bukan korban, kita bisa menasihati pelaku bahwa apa yang dilakukan tidak pada standar etika. Itu bisa mengganggu orang lain dan menimbulkan dampak negatif pada orang lain," ujar Lilik.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Baca Juga: Risiko Kejahatan di Internet Tinggi, Selalu Waspada dan Perkuat Diri Lewat Keamanan Digital
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Baca Juga: Risiko Kejahatan di Internet Tinggi, Selalu Waspada dan Perkuat Diri Lewat Keamanan Digital
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo Jakarta, Julita Hazeliana M, S.E. Kemudian Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Anggota Japelidi, Dr. Lilik Hamidah, M.Si, serta Sekretaris RTIK Kab. Kediri, Owner indoweb.id, Mahfudz Syarif, S.Kom.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.