Sabtu 16 Jul 2022 15:45 WIB

Jadikan Pancasila Landasan Bermedia Digital

Pancasila dapat menjadi landasan dalam berperilaku di dunia digital seiring dengan upaya meningkatkan literasi digital. Selengkapnya klik di sini.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Garuda bird, the symbol of the Indonesian state which is located in the Sipanji Hall, Purwokerto (Unsplash/Mufid Majnun)
Foto: Warta ekonomi
Garuda bird, the symbol of the Indonesian state which is located in the Sipanji Hall, Purwokerto (Unsplash/Mufid Majnun)

Kemajuan teknologi informasi menghadirkan tantangan budaya digital. Sekarang ini wawasan kebangsaan mulai mengabur. Banyak orang tidak tahu lagu-lagu nasional Indonesia, seperti Maju Tak Gentar dan Indonesia Tanah Air Beta.

Di sisi lain, budaya Indonesia seakan menghilang karena media digital menjadi panggung budaya asing. Padahal budaya Indonesia memiliki nilai-nilai etika yang berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Baca Juga: Masifnya Penggunaan Internet Memunculkan Tantangan Budaya Digital

“Kalau kita orang Indonesia, insya allah nilai-nilai etika kita dilandasi nilai Pancasila. Kalau kita sudah lupa budaya Pancasila, kita harus bercermin, sebenarnya kita pakai budaya apa. Etika adalah hal-hal yang ditanamkan sejak lahir oleh orangtua, keluarga, guru-guru,” kata Relawan TIK-G Coach Pro, Eko Sugiono saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/7).

Dalam ruang digital, setiap orang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang dengan beragam budaya. Interaksi antar budaya dapat menciptakan standar baru tentang etika. Sehingga banyak orang melupakan nilai-nilai budaya asli Indonesia.

Nilai-nilai dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sudah sedemikian bagus. Masyarakat harus menjadikannya sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

“Jangan sampai ketika kita di social media berubah budayanya. Kita membuat budaya sendiri. Indonesia yang asli berbeda dengan Indonesia metaverse. Akhirnya kita membuat dasar-dasar sendiri, padahal seharusnya sama,” kata Eko.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Komite Media Sosial Mafindo, Silma Agbas. Kemudian Relawan TIK-G Coach Pro, Eko Sugiono, serta Ketua Relawan TIK Jember, Erlina Dwi Nahzdifah, S.Kom.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement