IFG Progress menyebut Indonesia masih tertinggal soal penerapan digitalisasi di sektor bisnis, termasuk UMKM, di kawasan ASEAN.
Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman mencontohkan penggunaan email untuk bisnis di kalangan usaha kecil Indonesia terbilang masih rendah. Dalam hal ini, Indonesia sejajar dengan Laos dan Myanmar.
"Infiltrasi dari digitalisasi terhadap kinerja UMKM di Indonesia itu masih terbatas. Ini merupakan suatu hal utama agar kita bisa lebih digital," ujar Ibrahim dalam webinar Recovery Phase, New Habbits: Integration and Urgency Digital Transformation for MSMEs yang digelar oleh Warta Ekonomi, Selasa (19/7/2022).
Baca Juga: Kemenkominfo Dorong Kebijakan Kolaboratif dalam Upaya Digitalisasi UMKM Indonesia
Di sisi lain, Indonesia juga tergolong negara yang memiliki sertifikasi quality control rendah bila dibandingkan negara lainnya. Adapun selain sertifikasi quality control, Indonesia juga berhadapan dengan tantangan aplikasi penggunaan website dan teknologi.
"Kalau kita telaah keempat aspek ini, yaitu quality control, email, website, dan foreign technology, kita merupakan negara dengan adopsi yang masih tertinggal dibandingkan negara lainnya, yang berarti masih PR besar untuk bagaimana kita menerapkan teknologi," jelas Ibrahim.
Dia merekomendasikan agar pihak berwenang mampu mengatasi persoalan mendasar dalam penerapan digitalisasi dengan belajar dari pengalaman-pengalaman di negara lain.
"Jadi, digitalisasi jangan hanya melihat ke dalam [negeri], tetapi ke luar, bagaimana peers kita melakukan hal yang sama," tandasnya.