Penipuan di dunia maya semakin marak terjadi dengan perkembangan digital yang semakin masif saat ini. Berdasarkan penelitian, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
"Telah terjadi perubahan besar dari sistem analog menjadi digital di mana penyebaran informasi berkembang dan berubah. Media konvensional yang dulu hebatnya ketika muncul digitalisasi mengalami perubahan kekuatannya," ujar Dekan Fikom Unitomo, Harliantara saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Wilayah Trenggalek, Jawa Timur pada Sabtu (16/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Baca Juga: Bahaya Jejak Digital Bisa Membahayakan Karier
Lebih jauh dia mengatakan, kecakapan digital kita bukan hanya di personal space tapi juga di public space. Karena itu, pilar keamanan dan pilar etika menjadi penting ketika interaksi di dunia digital.
Selain itu, perubahan aspek kehidupan ke arah digital tak terlepas dari dampak negatifnya seperti maraknya kasus penipuan di dunia maya sehingga pengguna media digital pun perlu memahami bagaimana melindungi diri di ranah digital, seperti saat berbelanja online, menggunakan email, dan mengakses media sosial.
Baca Juga: Walau Akrab Sekali Sama Internet, Kesopanan Netizen Indonesia di Dunia Digital Masih Jadi Perdebatan
Pengguna perlu mengetahui jenis penipuan online yang paling populer dan teknik yang digunakan penjahat cyber untuk mendapatkan informasi pribadi dan data finansial kita. Target dari yakni untuk mengambil uang dan pelaku akan menempuhnya dengan segala cara.
Perhatikan penggunaan aplikasi seperti email berisi phissing yang memberikan tautan link padahal ingin mencuri data pribadi. Termasuk penipuan pinjaman dari bank hingga penipuan dengan modus kencan online.
Setiap pengguna perlu mengoptimalkan penggunaan media digital sebagai sarana kehidupan sehari-hari. Akan tetapi jangan melupakan aspek keamanan dengan melindungi data pribadi dan mewaspadai berbagai jenis penipuan digital.
Adapun individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat dalam lanskap digital, mesin pencarian untuk mencari informasi, aplikasi percakapan dan media sosial serta aplikasi dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital.
Baca Juga: Sabar, Jangan FOMO, Utamakan Selalu Tinggalkan Jejak Digital Positif
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Era Digital, Mulai Tanamkan Nilai Pancasila Lewat Media Sosial, Bahkan YouTube!
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Trenggalek, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Dekan Fikom Unitomo, Harliantara. Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University, Loina Lalolo Krina dan mengundang seorang Key Opinion Leader (KOL) Public Figure, Fanny Febriana.