Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate berencana kembali bertolak ke Amerika Serikat pada pekan depan. Rencana kunjungan ini dilakukannya untuk melihat kesiapan peluncuran Satelit SATRIA-I pertama 150 GB per detik.
"Minggu depan saya ke Amerika serikat untuk melihat kesiapan peluncuran satelit pertama kita 150 GB per second yang akan dilakukan atau dilaksanakan pada kuartal pertama diawal 2023. Kemudian kuartal kedua disusul sekitar Juli atau Agustus dengan satelit kedua kita digital mile," kata Johnny di Hotel Meruorah Komodo, Labuan Bajo, NTT, Rabu (20/7/2022).
Sebelumnya, Menkominfo mengungkapkan potret infrastruktur digital terdiri dari tiga layer, yaitu tulang punggung (backbone), middle mile, dan the last mile. Pertama, backbone atau tulang punggung yaitu fiber optic. Kabel serat optik di Indonesia telah digelar di lebih hampir 360.000 kilometer di darat dan di laut (in land dan subsea) sampai kedalaman 45 ribu meter di dasar laut.
Baca Juga: Johnny G Plate Ungkap Alasan Pentingnya Industri Data Saat Ini
Untuk wilayah Indonesia yang tidak bisa dijangkau jaringan kabel serat optik karena tantangan geografi, topografi, dan logistik, Johnny menyatakan pemerintah membangun akses berupa microwave link dan fiber link.
"Keduanya bisa diganti dengan satelit termasuk satelit low orbit yang tadi disampaikan oleh Pak Menko Perekonomian, yaitu Starlink yang kita sudah berikan izin labuh atau landing rights, bukan untuk operasional ISP atau internet service provider tetapi sebagai bagian dari tulang punggung infrastruktur," tuturnya.
Johnny menjelaskan proyeksi kebutuhan satelit Indonesia mencapai 1 Terabit per detik sampai di tahun 2030.
"Saat ini di dalam pipeline kita, telah dua high throughput satellit yang sedang diproduksi dengan kapasitas 2 x 150 Gbps atau 6 x kapasitas dari 8 satelit yang ada, 300 GB per second. Mudah-mudahan di akhir 2023 dan di awal 2024, Indonesia, khususnya seluruh layanan publik pemerintah akan bisa kita layani dengan satelit. 150 GB per second Satelit SATRIA-I digunakan untuk 150.000 layanan publik yang saat ini belum terhubung dari setengah juta titik layanan publik," jelasnya.
Untuk layer ketiga atau the last-mile, Menkominfo menjelaskan pembangunan infrastruktur digital melalui Base Transceiver Station (BTS). Menurutnya, di Indonesia telah dibangun sekitar setengah juta BTS yang menyediakan akses jaringan 4G di 83.548 desa dan kelurahan.
"Masih ada 12.345 desa dan kelurahan di wilayah 3T dan di wilayah komersial bahkan di ibu kota negara di wilayah blankspot. Itulah yang kita sedang siapkan melalui pembiayaan dari insentif dan intervensi fiskal yang tadi Ibu Menteri Keuangan sampaikan untuk membangunnya, wilayah yang sangat berat," jelasnya.