Kamis 21 Jul 2022 14:00 WIB

Perbankan Digital Punya Potensi Besar, OJK Sarankan Penggunaan Berbagai Teknologi Canggih

Nantinya bank diperkirakan akan meningkatkan tiga kali penggunaan big data dan AMML untuk meningkatkan customer experience.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Nasabah sedang melakukan pembelian Sukuk Ritel (SR) 013 menggunakan OCTO Mobile (layanan mobile banking dari CIMB Niaga) di Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Sufri Yuliardi)
Foto: Warta ekonomi
Nasabah sedang melakukan pembelian Sukuk Ritel (SR) 013 menggunakan OCTO Mobile (layanan mobile banking dari CIMB Niaga) di Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Sufri Yuliardi)

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK, Teguh Supangkat mengatakan jika melihat Banking Outlook dan potensi ekonomi digital, bank dalam skala besar dan menegah diprediksi akan meningkat serta melakukan transformasi luar biasa.

Ia menjelaskan bank setidaknya akan tergabung dalam lima lifestyle ekosistem. Dalam hal ini, menurutnya, nantinya bank diperkirakan akan meningkatkan tiga kali penggunaan big data dan AMML untuk meningkatkan customer experience.

"Untuk potensi ekonomi digital 2030 sendiri produk domestik bruto Indonesia diperkirakan mencapai Rp24.000 triliun, sedangkan ekonomi digital Indonesia tumbuh hingga Rp4.500 triliun dan sektor e-commerce mendominasi ekonomi digital sebesar Rp1.900 triliun atau 34%," katanya dalam webinar Digitalisasi Perbankan Indonesia: Perkembangan Terkini, Prospek, Tantangan dan Kebijakan, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga: Emak-emak Juga Bisa Ikut Semarakkan Dunia Digital Lewat Konten Media Sosial, Bahkan Hasilkan Cuan!

Diketahui, pengguna internet di Indonesia hingga saat ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tercatat sebesar 212,35 juta pengguna pada Maret 2021 tumbuh dengan penetrasi pengguna sebesar 76,8%.

"Nah ini juga merupakan suatu potensi pasar yang harus didukung dengan penggunaan teknologi gelombang seperti jaringan Blockchain, 4G, 5G maupun computing," jelasnya. 

Tekait dengan pemanfaatan teknologi informasi di era kemajuan teknologi, Teguh mengatakan hal ini bisa dilihat bahwa sejumlah pemanfaatan teknologi terkini dapat mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam suatu proses bisnis termasuk oleh industri perbankan.

"Misalnya tadi itu melalui sistem yang mampu meniru inteligensia manusia atau artificial intellegence dan dapat belajar dari big data sebelum-sebelumnya, cloud computing ini juga terus berkembang sangat pesat, Blokchain dan juga beberapa hal yang lain seperti internet of things," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Devi Rahmawati mengatakan untuk transformasi digital Kemenkominfo bertugas untuk memastikan perencanaan transformasi digital berdasarkan arahan Presiden Jokowi.

Ia menuturkan yang pertama adalah perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital, kedua adalah roadmap transformasi digital di sektor strategis termasuk tentu saja industri perbankan, yang ketiga adalah percepatan integrasi pusat data nasional, yang keempat adalah kebutuhan SDM talenta digital, dan yang kelima adalah percaya dengan berbagai regulasi skema pendanaan.

"Memang arah kebijakan dan strategi Kemenkominfo sendiri yang paling utama salah satunya adalah membangun tol langit yang artinya kita memastikan ketika 2022 seluruh bangsa siap untuk mengarungi ruang-ruang digital yang mensyaratkan infrastruktur digital yang kuat," ujarnya. 

Selain juga berbicara soal infrastruktur, Devi mengatakan Kemenkominfo akan memastikan bahwa target di 2022 ini minimal dari Sabang sampai Merauke 4G sudah bisa diselesaikan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement