Jumat 22 Jul 2022 11:45 WIB

Filter Informasi dari Internet Lewat Penerapan Nilai Pancasila di Dunia Digital

Penerapan budaya digital seperti nilai-nilai Pancasila dapat membantu para netizen untuk memilah-milih informasi yang tersebar di Internet.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Garuda bird, the symbol of the Indonesian state which is located in the Sipanji Hall, Purwokerto (Unsplash/Mufid Majnun)
Foto: Warta ekonomi
Garuda bird, the symbol of the Indonesian state which is located in the Sipanji Hall, Purwokerto (Unsplash/Mufid Majnun)

Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah kebudayaan manusia dan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan model komunikasi. Termasuk ketika semua orang bisa terhubung dan berinteraksi berkat internet di era digital.

Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji, mengatakan dengan digitalisasi, budaya digital terbentuk sebagai suatu kemampuan literasi untuk membaca, menguraikan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca Juga: Digitalisasi Budaya Gak Harus Selalu Pentas Seni, Manfaatkan Luasnya Internet!,

"Pemahaman budaya digital ini akan memfilter arus informasi yang deras di ruang digital," kata Eko saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada Rabu (20/7/2022). 

Hal tersebut agar setiap aktivitas di ruang digital sesuai budaya, pengguna wajib memiliki pengetahuan dasar nilai-nilai Pancasila untuk kecakapan dasar sesuai falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

Hal ini juga meliputi pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya berbasis budaya. 

Lebih lanjut dia mengatakan, nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tungggal Ika sendiri dipaparkan dalam tiap sila. Sila pertama mengenai cinta kasih dan saling menghargai perbedaan, lalu sila kedua mengenai kesetaraan, sila ketiga harmoni mengutamakan kepentingan bersama. Sementara sila keempat memberi kesempatan setiap orang untuk berekspresi dan sila kelima semangat gotong royong. 

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Baca Juga: Waspada Akan Risiko Dunia Digital, Hindari Data Pribadi Terkoneksi ke Internet

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Founder & CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick, serta Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji dan seorang dosen, Andik Adi Suryanto. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement