Sabtu 23 Jul 2022 13:30 WIB

Tips Tangkal Hoaks

Menangkal hoaks merupakan tantangan besar di era digital. Penyebaran berita bohong kerap kali menimbulkan masalah yang mempengaruhi masyarakat.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Hoax (Vecteezy/icetrayimages794410)
Foto: Warta ekonomi
Hoax (Vecteezy/icetrayimages794410)

Semua individu bisa terkena berita bohong atau hoaks. Bahkan sekarang ini orang yang tergolong pintar dan berpendidikan tinggi sekalipun terkadang menyebarkan informasi palsu melalui media digital.

Hoaks yang tersebar di media digital bisa menenggelamkan fakta. Kabar bohong beredar di dunia maya, disebar dari satu akun aplikasi percakapan ke akun lainnya. Kemudian berpindah dari Twitter ke Facebook, dilanjutkan ke TikTok dan WhatsApp. Siklus ini terjadi berjam-jam sehingga tanpa diketahui siapa penyebar pertama. Padahal pesan tersebut telah mengundang amarah, kebencian, hingga rasa takut.

"Cara melawannya dimulai dari diri kita. Ketika mendapat informasi, setop di tangan kita. Jangan disebarkan lagi," kata Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (21/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Baca Juga: Mendadak Zelenskiy Bikin Geger Medsos: Hacker Rusia Bikin Hoaks Saya Sakit Keras

Penyebaran berita bohong, menurut Rovien, tidak mungkin berkurang selama ada kehidupan. Sehingga cara terbaik adalah berhenti menyebarkan ketika mendapat informasi terindikasi hoaks, termasuk berita-berita sensasional.

Sekarang ini tidak ada satu pun tools untuk menjawab semua hoaks. Meski demikian, masyarakat bisa melakukan berbagai cara untuk mengecek berita bohong. Melalui browsing, cek fakta, hingga kanal Mafindo dapat dipakai untuk memverifikasi.

"Sebelum membagikan informasi ingat prinsip 3B, benar, baik, bijak," kata Rovien.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Hoaks!

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M. Kemudian Ketua STIKOSA AWS, Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM, serta Ketua Umum Siberkreasi, Yosi Mokalu.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement