Dalam ruang digital setiap pengguna dihadapkan pada perbedaan kultural, interaksi antar budaya tersebut juga menciptakan standar baru etika. Setiap warganet juga berinteraksi dan berpartisipasi dengan banyak orang melintasi geografis dan budaya. Pengguna di dalamnya juga bisa berkolaborasi sehingga semua aktivitas di ruang digital memerlukan etika digital.
"Idealnya etika di ruang nyata sama dengan etika di ruang digital," ujar Dosen Praktisi Program Magister UNAIR dan HR Profesional, Rovien Aryunia saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada Sabtu (23/7/2022).
Baca Juga: Jalin Gandeng Bank Milik Lippo Group untuk Perkuat Layanan Keuangan Digital Terintegrasi
Namun kenyataannya netizen Indonesia sempat mendapatkan label sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara menurut penelitian Microsoft. Karena itu para pengguna perlu belajar etika seperti saat mengakses informasi, yakni memilah informasi agar terhindar dari hoaks dan memverifikasi kembali sebelum menyebarkannya. Apalagi saat ini dengan adanya internet membuat setiap orang kebanjiran informasi yang semuanya belum tentu kebenarannya.
Lebih lanjut, memahami etika digital berarti juga membentengi diri dari hal negatif saat berpartisipasi membangun relasi sosial di masyarakat. Etika digital sangat diperlukan supaya bisa berkolaborasi secara aman dan nyaman dengan pengguna lainnya.
Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Baca Juga: "Pantes Setannya Gak Datang", Anies Baswedan Bawa Ustaz Syam Buat Kumandangkan Azan di JIS
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Dosen Praktisi Program Magister UNAIR dan HR Profesional, Rovien Aryunia. Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo, Cand Zulaikha. Project Officer Mafindo, Dedy Helsyanto. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.