Ahad 07 Aug 2022 09:00 WIB

Obati Infeksi Jamur, Ketahui Apa Itu Itraconazole, Dosis, dan Efek Sampingnya

Itraconazole bantu mengatasi masalah infeksi jamur pada kulit. Ketahui pengertian, aturan pakai, dan efek samping Intraconazole agar pemakaian tepat.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Infeksi jamur adalah salah satu masalah kulit yang bisa saja terjadi kepada siapa saja. Saat terkena penyakit tersebut, penderitanya perlu ditangani dengan pengobatan yang tepat agar kondisinya tidak makin parah. Terlebih, bagi orang yang memiliki sistem imun yang lemah, penanganan medis terhadap infeksi jamur harus segera didapatkan.

Di antara beragam cara penanganan infeksi jamur, itraconazole menjadi jenis obat yang kerap dijadikan solusi. Berguna untuk meredakan infeksi jamur pada beragam bagian tubuh mana pun, obat ini memiliki cara kerja menghambat pembentukan dari membran dinding pada sel jamur serta memperlambat pertumbuhannya. Cara kerja tersebut yang membuat obat ini dikenal ampuh untuk mengatasi berbagai masalah infeksi jamur.

Akan tetapi, karena termasuk sebagai obat resep, kamu perlu memahami betul cara penggunaan obat ini agar tak menyebabkan efek samping atau masalah kesehatan lain yang berbahaya. Nah, agar tahu lebih jauh tentang apa itu itraconazole, cara penggunaan, dosis, interaksi antar obat, hingga efek sampingnya, simak penjelasan berikut ini. 

Baca juga: Miconazole: Obat Anti Jamur yang Efektif Atasi Masalah Infeksi Jamur pada Kulit

Deskripsi Obat Itraconazole

itraconazole

Obat Itraconazole

Itraconazole adalah jenis obat yang berguna untuk mengatasi masalah infeksi jamur pada bagian kulit atau tubuh tertentu. Obat tersebut juga bisa digunakan untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi jamur dari orang yang mempunyai sistem imun lemah, seperti penderita HIV/AIDS maupun orang yang sedang menjalani kemoterapi.

Itraconazole memiliki cara kerja menghambat proses pembentukan membran dinding dari sel jamur serta memperlambat proses pertumbuhannya. Melalui cara kerjanya tersebut penggunaan obat ini mampu mengatasi berbagai jenis masalah kesehatan yang diakibatkan oleh infeksi jamur. Beberapa contoh penyakit karena infeksi jamur yang bisa diatasi oleh obat ini adalah blastmycosis, aspergilosis, dan histoplasmosis.

Obat ini tergolong sebagai obat resep dari kategori anti jamur jenis azole. Khasiat penggunaan itraconazole secara umum adalah untuk mengatasi infeksi jamur. Obat ini hanya boleh digunakan pada orang dewasa sesuai dengan anjuran dan saran yang diberikan dokter.

Meski begitu, pada ibu hamil, penggunaan obat ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Alasannya karena itraconazole termasuk sebagai obat dari kategori C karena berdasarkan studi pada hewan percobaan, terlihat adanya gejala efek samping yang terjadi pada janin. 

Walaupun begitu, temuan tersebut masih perlu dibuktikan lebih lanjut melalui studi terkontrol terhadap manusia. Jika manfaat yang diberikan oleh obat ini lebih besar ketimbang risikonya pada janin, maka penggunaannya dibolehkan pada ibu hamil. Jadi, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait keamanan dan risiko penggunaan obat ini bagi ibu hamil ataupun janin.

Sementara bagi ibu yang sedang menyusui, penggunaan obat ini diketahui mampu membuat kandungan di dalamnya terserap pada ASI. Dengan kata lain, obat ini tidak boleh dipakai selama masih dalam masa menyusui atau tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Obat ini bisa ditemukan dengan bentuk kapsul. Beberapa contoh merek dagang dari obat ini adalah Fungitrazol, Itzol, Itraconazole, Spyrocon, Sporacid, Forcanox, dan juga Trachon.  

Perhatikan Ini Sebelum Menggunakan Itraconazole

Termasuk sebagai obat resep, penggunaan itraconazole harus disertai dengan resep dari dokter. Di samping itu, ada beragam peringatan yang perlu diperhatikan oleh pasien terkait penggunaan obat ini antara lain:

  • Jangan menggunakan itraconazole jika memiliki alergi terhadap kandungan dari obat ini maupun dari obat anti jamur dari golongan azole lain, seperti ketoconazole atau fluconazole
  • Selama dalam masa penggunaan obat ini, hindari mengonsumsi minuman alkohol.
  • Informasikan pada dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit liver, cystic fibrosis, sakit ginjal, penyakit jantung, penyakit paru, HIV/AIDS, maupun masalah produksi asam pada lambung. 
  • Informasikan pula pada dokter jika sedang hamil, berencana mengambil program kehamilan, atau menyusui sebelum menggunakan obat ini.
  • Usahakan untuk tak berkendara, mengoperasikan mesin berat, atau melakukan kegiatan yang membutuhkan tingkat fokus dan kewaspadaan tinggi pasca menggunakan obat ini. Hal ini dikarenakan penggunaan obat tersebut mampu menyebabkan pusing.
  • Informasikan pula pada dokter jika tengah menggunakan itraconazole saat akan menjalani operasi maupun perawatan gigi.
  • Segera periksakan diri ke dokter apabila timbul gejala alergi obat maupun overdosis pasca menggunakan obat ini. 

Aturan Pakai dan Dosis Itraconazole

Aturan pakai dan dosis penggunaan obat ini ditentukan oleh dokter berdasarkan dari jenis infeksi jamur yang terjadi pada pasien. Berikut adalah dosis penggunaan umum dari obat tersebut. 

  • Untuk mengatasi Infeksi jamur menyeluruh atau sistemik, dosis penggunaan obat ini adalah 100 sampai 200 mg, dan diminum sekali per hari. Dosis bisa ditingkatkan hingga 200 mg untuk 2 sampai 3 kali minum per hari apabila infeksi jamur termasuk berat dan mampu mengancam nyawa penderita.
  • Untuk mengatasi blastomycosis, aspergillosis, atau histoplasmosis, obat ini digunakan 3 kali per hari selama 3 hari pertama dengan dosis awal 200 mg. Kemudian, dilanjutkan dengan dosis perawatan sebanyak 200 mg sekali sampai 2 kali per hari, dengan durasi penggunaan paling tidak 3 bulan. 
  • Untuk kondisi candidiasis orofaring, dosis obat ini adalah 100 mg sehari, dan dilakukan sekitar 15 hari. Untuk penderita neutropenia dan AIDS, dosis penggunaannya adalah 200 mg 1 kali sehari selama sekitar 15 hari. 
  • Untuk kandidiasis vagina, dosis penggunaan obat ini adalah 200 mg, hanya digunakan sehari sebanyak 2 kali.
  • Untuk masalah panu, dosisnya adalah 200 mg sehari selama seminggu.
  • Untuk mengatasi kurap, dosisnya adalah 100 mg sehari selama 15 hari, ataupun 200 mg sehari selama seminggu.
  • Untuk infeksi jamur pada kuku, dosisnya adalah 200 mg sehari dengan durasi 3 bulan. 
  • Untuk infeksi jamur di tangan atau kaki, dosisnya adalah 100 mg 1 kali sehari dengan durasi 30 hari, maupun 200 mg sebanyak 2 kali per hari selama seminggu.
  • Untuk mencegah infeksi jamur bagi penderita HIV/AIDS maupun neutropenia, dosisnya adalah 200 mg sehari, dan bisa ditambah menjadi 2 kali per hari dengan dosis 200 mg.

Cara Tepat Menggunakan Itraconazole

Selalu ikuti saran dokter serta petunjuk pemakaian di kemasan sebelum menggunakan obat ini. Konsumsi obat tersebut sesudah makan serta telan kapsul secara utuh. Usahakan untuk menggunakan obat tersebut dengan teratur di jam yang sama tiap harinya agar manfaat yang diberikan optimal.

Jangan hentikan penggunaan obat ini sebelum jangka waktu yang ditentukan dokter berakhir, walaupun gejala dirasa telah hilang. Menghentikan penggunaan obat sebelum waktunya bisa memicu infeksi kambuh. 

Apabila tengah menjalani pengobatan antasida, gunakan itraconazole 1 jam sesudah atau 2 jam sebelum menggunakan obat tersebut. Jika terlupa, segera minum obat ini jika jadwal minum selanjutnya masih lama. Kalau sudah dekat, gunakan obat di jadwal minum yang berikutnya tanpa menggandakan dosisnya. 

Interaksi Itraconazole saat Digunakan Bersama Obat Lain

Ada beragam interaksi antar obat yang mungkin timbul saat menggunakan itraconazole bersama obat lain, seperti:

  • Peningkatan risiko aritmia saat dikonsumsi dengan cisapride, halofantrine, pimozide, terfenadine, mizolastine, atau felodipine.
  • Peningkatan risiko keracunan ergotamine saat digunakan bersama obat yang memiliki kandungan alkaloid ergot.
  • Peningkatan risiko miopati saat digunakan bersama obat kolesterol dari golongan statin.
  • Peningkatan efek sedatif dari midazolan atau triazolam.
  • Penurunan kadar itraconazole saat digunakan bersama phenobarbital, carbamazepine, atau rifampicin.

Tentunya, selain yang telah disebutkan di atas, ada banyak lagi interaksi antar obat yang mungkin terjadi saat menggunakan itraconazole. Oleh karena itu, informasikan pada dokter terkait jenis obat yang sedang aktif kamu gunakan sebelum mengonsumsi itraconazole.

Efek Samping Itraconazole

Beberapa efek samping akibat penggunaan obat ini, antara lain: 

  • Kembung, sakit perut, atau heartburn
  • Sembelit atau diare
  • Sakit kepala
  • Gusi berdarah
  • Pusing
  • Lemas
  • Gejala pilek
  • Nyeri sendi atau otot
  • Menurunnya gairah seks

Ada pula gejala efek samping lebih serius yang mungkin terjadi setelah menggunakan itraconazole, yaitu:

  • Demam
  • Telinga berdenging atau tuli mendadak
  • Penglihatan kabur
  • Kelelahan yang terasa berat
  • Warna urine menjadi gelap
  • Mati rasa, terasa terbakar, atau kesemutan
  • Tinja memucat
  • Mata atau kulit menguning

Baca juga: Atasi Infeksi Jamur di Kulit, Kenali Apa Itu Canesten, Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Segera Periksakan Diri Jika Muncul Efek Samping Serius Pasca Menggunakan Itraconazole

Itulah penjelasan tentang apa itu itraconazole, manfaat, hingga efek sampingnya. Umumnya, obat ini aman untuk dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Namun, jika muncul efek samping serius, jangan ragu memeriksakan diri ke dokter agar penanganan medis yang tepat bisa segera didapatkan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement