Perjalanan bisnis tidak pernah lepas dari namanya aktivitas keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik dipercaya akan memudahkan seseorang untuk mencapai tujuan bisnis. Tak heran apabila hal ini sering kali dikaitkan dengan istilah aktiva berisiko.
Aktiva berisiko yang dikelola dengan baik dipercaya dapat menyelamatkan suatu bisnis dari kerugian atau kebangkrutan. Maka dari itu, pengenalan lebih dalam tentang istilah ini sangatlah diperlukan agar bisnis dapat dikelola dengan baik nantinya. Berikut ini penjelasan tentang aktiva berisiko yang wajib diketahui.
Baca juga: Instrumen Investasi – Jenis dan Tips Investasi
Aktiva Berisiko
Pertama-tama tentu akan dimulai dari pengertian aktiva berisiko itu sendiri. So, aktiva berisiko adalah aset atau kekayaan suatu perusahaan yang tingkat pengembaliannya belum pasti. Ketidakpastian ini sering kali dikaitkan dengan volatilitas atau pergerakan harga yang cukup signifikan.
Dalam aktivitas perbankan, volatilitas ini disebabkan karena adanya fluktuasi dari segi suku bunga kredit, kualitas kredit, dan risiko yang mungkin muncul dalam proses pelunasan aktiva tetap. Di sisi lain, fluktuasi harga dapat terjadi karena terjadinya penurunan suku bunga, risiko pembayaran tinggi, dan kualitas kredit rendah.
Salah satu aset yang memiliki risiko tinggi adalah cryptocurrency. Di balik risiko yang tinggi itu pula, terdapat sejumlah keuntungan yang sebanding. Tak heran apabila sebagian orang memilih untuk berinvestasi pada aktiva berisiko karena alasan keuntungan.
Beberapa contoh produk keuangan yang masuk ke dalam aktiva berisiko, seperti cryptocurrency, reksa dana, saham, obligasi, forex, dan produk yang diperjualbelikan kepada masyarakat luas. Di antara semua produk tersebut, cryptocurrency merupakan salah satu yang paling baru dan cukup diminati oleh masyarakat.
Contoh produk cryptocurrency yang memiliki pengaruh cukup signifikan adalah Bitcoin. Ketika harga Bitcoin melambung tinggi, maka kebanyakan harga produk cryptocurrency akan mengekor atau ikut naik secara pesat.
Alasan seorang investor terjun ke dunia cryptocurrency sebenarnya karena ingin cepat-cepat balik modal. Maklum saja, harga cryptocurrency dapat berubah setiap saat. Ditambah lagi dengan pasarnya yang buka selama 24 jam setiap hari, membuat para investor semakin leluasa untuk memutar modal.
Tapi, perlu diketahui kalau proses balik modal yang cepat tersebut diikuti oleh risiko yang besar pula. Penurunan harga yang cukup tajam otomatis menghapus semua keuntungan yang diperoleh sebelumnya. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan kekhawatiran dan spekulasi berlebihan.
Jenis Aktiva Berisiko
Beberapa jenis aktiva berisiko telah disebutkan di atas. Namun, manakah yang paling berisiko? Berikut tiga di antaranya agar kamu bisa pertimbangkan sebelum akhirnya berinvestasi pada instrumen berikut, ya!
Untung atau rugi dalam cryptocurrency sangat bergantung pada nilai Bitcoin dan kondisi ekonomi global. Pemberitaan yang negatif dapat menyebabkan harga cryptocurrency menurun tajam sehingga investor harus menanggung kerugian.
Sebelum berinvestasi pada cryptocurrency, penting untuk mempertimbangkan besar kecilnya modal yang akan diinvestasikan. Pastikan modal tersebut adalah uang yang direlakan hilang mengingat total kerugian di cryptocurrency bisa mencapai 90% dari modal. Jika tidak siap dengan hal ini, maka cryptocurrency bukanlah produk keuangan yang cocok untukmu.
Selain dari fluktuasi harga, risiko yang ditanggung dari bermain saham adalah ada atau tidaknya dividen yang dibagikan kepada investor setiap tahun. Pembagian dividen dilakukan berdasarkan kinerja suatu perusahaan selama satu tahun. Maka, antara tingkat risiko dan return yang diperoleh perlu dipertimbangkan sebaik mungkin untuk mengantisipasi risiko kehilangan uang dalam jumlah yang besar.
Meski demikian, real estate tetap dianggap menjadi aktiva yang paling aman di antara dua aktiva berisiko di atas. Kendalanya hanya pada harganya yang cukup mahal. Maka, investor perlu menabung terlebih dahulu atau mengajukan pinjaman kepada bank agar bisa membeli satu real estate yang diinginkan.
Jika salah satu aktiva gagal untung, kamu masih punya aktiva lainnya yang mungkin dapat memberikan keuntungan. Jadi, kerugian yang terjadi dapat tertutupi oleh sejumlah keuntungan dari aktiva lain. Beban finansial pun akan berkurang otomatis.
Untuk aktiva yang minim risiko, kamu bisa memilih deposito. Tetapi, untuk aktiva yang risikonya tinggi, kamu bisa pilih saham. Sesuaikanlah dengan profil risiko masing-masing agar tidak salah pilih, jadi nantinya kamu bisa menerima berapapun besar kerugian yang terjadi.
Kuncinya adalah sabar ketika kamu mengalami kerugian besar, karena ada saat harga aktiva akan naik kembali yaitu ketika sentimen di pasar berubah menjadi positif. Jika kamu punya modal berlebih, manfaatkanlah penurunan ini untuk membeli aktiva lain yang harganya sedang turun. Ketika harganya naik, kamu dapat memperoleh keuntungan maksimal.
Tidak berlebihan maksudnya rela berhutang demi mendapatkan modal untuk berinvestasi. Tetap investasikan uang dalam porsi yang wajar, sesuai kondisi finansial masing-masing. Jangan FOMO atau takut ketinggalan kereta, karena masih banyak keuntungan lain yang bisa kamu dapatkan di kesempatan yang berbeda.
Mindset yang benar akan mengubah caramu dalam berinvestasi, sehingga tindakan yang dilakukan nanti akan membawa kamu pada kesuksesan. Ada proses, jadi coba dinikmati.