Dalam berinvestasi di pasar modal, para investor umumnya menggunakan salah satu dari 2 jenis pendekatan sebelum memutuskan untuk membeli saham. Biasanya, para investor tersebut akan mempertimbangkan untuk membeli saham dari jenis growth stocks ataukah value stocks.
Kedua jenis saham tersebut memiliki kriteria dan kinerja yang berbeda sehingga perlu dipertimbangkan betul pemilihannya sesuai dengan strategi investasi yang dilakukan. Lantas, apa pengertian growth stocks, perbedaannya dengan value stocks, serta contoh saham growth stock yang penting untuk diketahui?
Nah, bagi kamu yang ingin tahu lebih lanjut tentang apa itu growth stocks, simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Bantu Optimalkan Keuntungan dan Minimalkan Risiko, Kenali Expert Advisor dan Fungsinya
Pengertian Growth Stocks
Growth Stocks
Yang dimaksud dengan growth stocks adalah jenis saham yang mempunyai harga pasar lebih tinggi ketimbang nilai dari perusahaan itu sendiri. Umumnya, hal tersebut dapat terjadi karena adanya prospek perkembangan jangka panjang dan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
Jenis pendekatan ini mampu digunakan pada perusahaan yang mempunyai ruang perkembangan dan pertumbuhan laba yang tinggi, tapi tak mempunyai riwayat finansial yang mumpuni. Jika melihat bursa saham, kamu pasti menyadari jika ada beberapa emiten yang selama ini dianggap mempunyai nilai lebih mahal alias overpriced ketimbang dengan aset di perusahaannya.
Akan tetapi, sejatinya, nilai saham perusahaan tersebut masih ideal untuk dimasukkan pada portofolio secara fundamental. Alasannya, apabila mengasumsikan pemasukan perusahaan mampu meningkat lagi ke depannya, artinya harga saham emiten tersebut mempunyai potensi untuk bertambah lebih besar lagi.
Di samping itu, karakter dari contoh saham growth stock lainnya ialah perusahaan yang bersangkutan mencatatkan rekor perkembangan pendapatan yang signifikan. Misalnya pada kondisi pagebluk di kala pandemi atau situasi lainnya, pemasukan perusahaan masih bisa tinggi walaupun terjadi perlambatan kinerja keuangan pada perusahaan lainnya.
Akan tetapi, memang tidak sedikit investor menganggap nilai saham jenis growth stock ini cenderung tak stabil. Saat terkena sentimen buruk, baik pada hal pemberitaan atau laporan keuangan yang tak sesuai ekspektasi, nilai saham perusahaan yang bersangkutan mampu menurun.
Namun, kembali lagi, investor juga perlu mempertimbangkan ruang atau peluang pertumbuhan jenis saham ini. Selama masih mempunyai fundamental menjanjikan, pihak fund manager akan tetap membeli saham jenis growth stocks ini dan menjadikannya sebagai produk investasi jangka panjang.
Pada S&P 500 Index, saham jenis growth stocks dapat kamu temukan, walaupun tidak selalu, pada saham teknologi besar alias Giant Tech. Beberapa contoh saham growth stock tersebut, antara lain, Amazon, Netflix, dan Tesla. Bukan tanpa alasan, emiten tersebut dianggap sebagai growth stocks karena memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan, dan didukung dengan kinerja yang tak kalah menariknya.
Cara Mengidentifikasi Contoh Saham Growth Stock
Terdapat sederet karakteristik saham growth stock yang penting untuk diketahui guna lebih mudah mengidentifikasinya. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Saham growth stocks yang diterbitkan perusahaan umumnya mempunyai rasio P/E tinggi. Karenanya, investor biasanya mengharapkan pertumbuhan capital gain pada saham di masa mendatang ketimbang pembagian dividen.
- Perusahaan dengan jenis saham growth stock juga umumnya tak membagikan dividen karena mayoritas keuntungan akan dialokasikan untuk kebutuhan ekspansi bisnis.
- Perusahaan growth stock umumnya mempunyai keunggulan kompetitif yang tak dipunyai oleh kompetitor pada sektor bisnis yang serupa. Keunggulan kompetitif ini kerap dijadikan sebagai senjata pamungkas perusahaan growth stock agar bisa mendorong perkembangan bisnisnya dengan lebih signifikan.
- Selain itu, perusahaan dengan jenis saham growth stock kebanyakan berfokus pada investor loyal demi menjamin pertumbuhan bisnis.
Baca Juga: Jangan Takut Investasi, Simak 7 Cara Main Saham yang Cocok untuk Investor Pemula
Perbedaan Antara Growth Stocks dan Value Stocks
Jika memahaminya secara sekilas saja, mungkin tidak sedikit investor yang menganggap jika value stocks dan growth stocks identik. Padahal, kedua jenis instrumen investasi tersebut mempunyai perbedaan yang cukup jelas. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dipahami untuk mengetahui perbedaan keduanya.
-
Harga Saham
Value stock adalah jenis saham pada pasar modal yang diperdagangkan di harga yang rendah. Nilai dari jenis saham tersebut bahkan diyakini jauh lebih kecil ketimbang nilai intrinsik kinerja perusahaan.
Di lain sisi, growth stock adalah jenis saham di pasar modal dan diperdagangkan dengan nilai yang tinggi. Alasannya karena saham tersebut diyakini mempunyai potensi tinggi terkait aktivitas ekspansi maupun mencapai tingkat perkembangan tertentu di waktu mendatang.
-
P/E Ratio
P/E ratio atau price to earning ratio adalah jenis rasio yang digunakan sebagai pertimbangan melakukan analisis fundamental finansial sebuah perusahaan. Terkait hal tersebut, pada value stock, rasio P/E yang dimiliki umumnya bernilai sama maupun lebih rendah ketimbang market yang menunjukkan histori pendapatan lebih baik bagi investor. Sementara pada growth stock mempunyai rasio P/E yang umumnya lebih tinggi ketimbang pasar.
-
Peluang Pembagian Dividen
Perusahaan dengan jenis saham value stock biasanya akan rajin membagikan dividen dengan jumlah besar kepada para investornya. Tentunya, hal ini dilakukan demi memikat kepercayaan dari para investor agar bersedia berinvestasi pada sahamnya.
Di sisi lain, pada perusahaan dengan jenis saham growth stock umumnya tidak atau jarang membagi dividen kepada para investor. Kalaupun memutuskan untuk memberi dividen, sering kali nominal yang dibagikan begitu kecil. Alasannya karena mayoritas keuntungan akan diputar kembali oleh perusahaan untuk keperluan ekspansi bisnis.
-
Potensi Munculnya Risiko
Jika melihat dari segi risiko, value stock termasuk sebagai jenis saham dengan tingkat risiko rendah. Sebaliknya, jenis saham growth stock mempunyai beragam unsur ketidakpastian sehingga membuat risiko investasinya cenderung tinggi. Karenanya, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham jenis ini, pastikan analisis dulu kondisi perusahaan dan sahamnya secara teknikal ataupun fundamental agar keputusan investasi bisa dipilih dengan lebih akurat.
Contoh Saham Growth Stock
Contoh Saham Growth Stock
Secara umum, contoh saham growth stock berasal dari perusahaan yang disebut sebagai raksasa teknologi. Pada S&P 500 Index, beberapa perusahaan yang termasuk sebagai growth stock, meliputi, Netflix, Amazon, dan Tesla. Alasannya karena perusahaan tersebut mempunyai prospek menjanjikan di masa depan, ditambah dengan kinerja yang sudah tak perlu diragukan lagi.
Sementara untuk di Indonesia sendiri, berdasarkan evaluasi BEI di tahun 2021 lalu, terdapat 13 emiten yang termasuk ke dalam jenis saham growth stock, antara lain:
- Adaro Energy atau ADRO.
- Bekasi Fajar Industrial Estate atau BEST.
- XL Axiata atau EXCL.
- Bumi Serpong Damai atau BSDE.
- Indo Tambangraya Megah atau ITMG
- PT PP atau PTPP.
- Media Nusantara Citra atau MNCN.
- Pakuwon Jati atau PWON.
- Pabrik Kertas Tjiwi Kimia atau TKIM.
- Surya Citra Media atau SCMA.
- Wismilak Inti Makmur atau WIIM.
- Wijaya Karya Bangunan Gedung atau WEGE.
- Wijaya Karya atau WIKA.
Jadi, Apakah Memilih Saham Jenis Growth Stock Sesuai dengan Strategi Investasimu?
Intinya, growth stocks adalah jenis saham yang mengutamakan pertumbuhan capital gain di masa mendatang. Karenanya, perusahaan dengan jenis saham ini umumnya jarang, atau bahkan sama sekali tidak memberi investornya dividen karena alokasi keuangannya difokuskan untuk ekspansi. Mengetahui hal tersebut, apakah memilih saham jenis ini sesuai dengan strategi investasimu?
Baca Juga: Stock Split: Pengertian, Tujuan, Contoh, dan Untung Ruginya