Rabu 09 Nov 2022 17:00 WIB

Langkah Cerdas Berinvestasi dalam Tren Konsumsi Generasi Z yang Unik

Ini langkah cerdas berinvestasi di tengah tren konsumen yang dipengaruhi generasi Z. Ada empat poin yang wajib kamu perhatikan.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Menurut pertimbangan sejumlah ahli, kelompok Gen Z bisa mengubah atau mempercepat perubahan tren konsumen secara drastis. Seiring waktu dan usia yang makin bertambah, mereka juga mulai bisa berinvestasi dengan lebih baik.

Laporan BofA atau Bank of America belakangan menyebut, jika Gen Z didefinisikan sebagai kelompok generasi dengan pendapatan cukup besar. Bahkan, mampu melampaui penghasilan milenial di tahun 2031. Sehingga, hal tersebut sangat bisa berpengaruh terhadap tren konsumen akhir-akhir ini.

Lantas, bagaimana caranya mengidentifikasi tren konsumen dan berinvestasi di era yang sangat dipengaruhi oleh Gen Z? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini ulasan selengkapnya.

Baca Juga: 5 Masalah Keuangan yang Bikin Gen Z Was-was dan Cara Mengatasinya

 

Cara Berinvestasi di Tengah Tren Konsumen yang Dipengaruhi Gen Z

Cara Berinvestasi di Tengah Tren Konsumen yang Dipengaruhi Gen Z

Cara Berinvestasi di Tengah Tren Konsumen yang Dipengaruhi Gen Z

  1. Memantau Indeks di Pasar Saham

    Cara pertama adalah dengan memantau hal apa saja yang dapat membentuk indeks di pasar saham. Demikian yang diungkapkan oleh Carsten Menke, Head of Next Generation Research dari bank Julius Baer, seperti dikutip dari CNBC.

    Menurut Menke, komposisi indeks ekuitas, seperti S&P 500, menjadi mirror image yang memperlihatkan bagaimana cara konsumen membelanjakan uang miliknya.

    Masih menurut Menke, saham "FAANG" yang di dalamnya terdiri dari Facebook, Amazon, Apple, Netflix, serta Google (Alphabet) sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini karena banyak yang membelanjakan uangnya lebih di sejumlah layanan, misalnya streaming video, Al, dan lain sebagainya.

    Piper Sandler, sebuah bank investasi di Amerika Serikat yang melakukan survei dua tahun sekali pada 9.800 anak remaja di AS, menyebut jika setengah dari remaja tersebut menyatakan jika Amazon merupakan website e-commerce yang paling mereka sukai. Lebih dari 4/5 remaja memiliki iPhone dan 89 persen berharap ponsel mereka selanjutnya adalah iPhone. 

    Piper Sandler berpendapat jika hal ini merupakan angka paling tinggi sepanjang masa selama 20 tahun terakhir selama survei dilakukan. 

  2. Investasi di Bidang Teknologi

    Tak sedikit investor profesional yang turut memberikan peringatan terkait meningkatnya harga saham dari raksasa perusahaan teknologi. Hal ini dibandingkan dengan penilaian yang mereka lakukan pada gelembung dotcom yang mengalami peningkatan pada 2000, di mana menunjukkan jika mereka bisa naik lebih tinggi lagi.

    Meski demikian, Peter Garnry, Head of Quantitative Strategies dari Saxo Bank, memberikan gambaran bahwa pertumbuhan tersebut masih bisa berlanjut dalam beberapa waktu. Terlebih, sebenarnya para investor muda tak melihat saham-saham yang dimaksud dari valuasinya, melainkan melakukan pembelian berdasarkan narasi, tema, dan cerita dari perusahaan tersebut.

    Video game menjadi sektor lainnya yang punya posisi tepat dalam mendapatkan keuntungan atau benefit dari meningkatnya daya beli konsumen Gen Z. Hal ini diperkuat dengan adanya laporan dari BofA yang menunjukkan jika mereka ini mewakili hampir 90 persen dari pengguna industri.

  3. Keberlanjutan dalam Investasi

    Peran keberlanjutan dalam membentuk perilaku konsumen generasi muda, serta bagaimana hal tersebut mendorong pertumbuhan atau kematian perusahaan tertentu adalah tema investasi yang mapan. Laporan dari BofA menyoroti sejumlah area yang mengalami perubahan-perubahan penting.

    Tema investasi ini termasuk juga dalam hal konsumsi daging. Sebagaimana laporan yang mengutip temuan dari Euromonitor yang menyebutkan jika Gen Z merupakan kelompok pertama dan mayoritasnya mematuhi sejumlah jenis pembatasan daging.

    Menke juga menunjukkan bahwa saat ini Beyond Meat menjadi perusahaan satu-satunya yang beroperasi secara murni dan tersedia untuk dilakukan investasi dalam pasar saham.

    Selain itu, Menke juga menambahkan bahwa penting bagi perusahaan makanan untuk memahami seperti apa perubahan perilaku konsumen agar tidak makin ketinggalan tren.

    Hal ini berlaku juga untuk perusahaan produksi kendaraan listrik hingga bisnis transportasi online. Misalnya saja seperti Lyft dan Uber, yang menawarkan layanan mobilitas secara online.

    Riset dari BofA menunjukkan jika dalam rentang usia 18 sampai 34 tahun, hanya 31 persen saja yang mempertimbangkan membeli mobil tahun depan. Sedangkan dari data Euromonitor, menunjukkan jika kendaraan listrik merupakan akomodasi yang paling banyak dipergunakan di rumah dari semua usia, termasuk mereka yang berusia antara 15 sampai 29 tahun.

  4. Investasi Sesuai Negara

    Beberapa waktu belakangan, populasi old citizen dan young citizen yang tumbuh di pasar negara berkembang sudah jadi bahan pembicaraan yang cukup hangat.

    Laporan dari BofA menyoroti, jika 9 dari 10 Generasi Z berada di market negara berkembang, salah satunya India yang termasuk menonjol sebagai salah satu negara dengan Generasi Z yang populer.

    Sementara Eropa menjadi benua pertama dengan "masa muda puncak". Di mana, kebanyakan orang berusia lebih dari 65 tahun dibandingkan di bawah usia 15 tahun. Ini merupakan sebuah raihan yang diperkirakan akan dialami AS di tahun 2022.

    Meski mungkin akan tergoda untuk melakukan investasi di sejumlah negara sesuai perubahan demografis, namun Peter Garnry menyebut jika kenyataannya tak sesederhana yang dipikirkan.

    Bisa dikatakan, globalisasi menjadikan pasar yang ada di banyak negara semakin tersinkronisasi. Sehingga, banyak perusahaan paling besar di tiap indeks ekuitas merupakan multinasional menurut definisinya, kata Garnry.

    Masih menurut Garnry, di negara-negara berkembang para investor kemungkinan besar akan merasa kesulitan dalam hal akses ke pasar saham. Atau bahkan mungkin saja menghadapi sejumlah masalah terkait tata kelola dalam perusahaan tersebut.

Baca Juga: Alasan Pentingnya Wanita Berinvestasi, Begini Cara Tepat Memulainya

Ikuti Tren Unik Konsumsi Gen Z, Namun Jangan Sampai Terjebak

Tren konsumsi Gen Z yang cukup unik saat ini membuatnya penting untuk diantisipasi, namun bukan berarti harus ditelan mentah-mentah. Apalagi, jika menyangkut investasi dalam jangka panjang. Karena ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan agar tujuan investasi bisa diperoleh sesuai rencana. Jadi, jadilah cermat dengan tren unik konsumsi Gen Z saat ini, ya! 

Baca Juga: Optimalkan Cuan Investasi 1 Juta Per Bulan dengan 6 Instrumen Recommended Ini

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement