Apakah kamu masih mengingat deret bilangan Fibonacci yang dulu diajarkan di sekolah pada pelajaran Matematika? Meski sudah ditemukan sejak abad ke-11, ternyata ilmu tersebut masih relevan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari lho!
Salah satu penggunaan deret bilangan Fibonacci adalah sebagai dasar perhitungan untuk menentukan indikator teknik analisis grafik perdagangan, yakni Fibonacci retracement.
Oleh karena itu, di artikel kali ini, Cermati.com akan membicarakan tentang apa itu Fibonacci retracement dan bagaimana cara menggunakannya dalam kaitannya dengan analisis grafik perdagangan. Simak sampai selesai ya!
Baca Juga: Bantu Prediksi Pergerakan Emiten, Kenali Indikator Harmonic Pattern
Konsep Deret Bilangan Fibonacci
Sebelum berkenalan lebih jauh dengan Fibonacci retracement, ada baiknya jika kamu memutar kembali ingatanmu tentang deret bilangan Fibonacci. Jadi, deret bilangan Fibonacci adalah suatu deret bilangan yang dimulai dengan angka 0 dan angka berikutnya merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya.
Contoh deret angka Fibonacci adalah 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, dan seterusnya. Angka 1 setelah angka 1 diperoleh dari penjumlahan antara angka 0 dan 1. Begitu pula dengan angka 2 diperoleh dari penjumlahan angka 1 dan 1.
Deret bilangan Fibonacci ini bisa dikatakan unik sebab setiap angka di dalamnya memiliki nilai 1,618 kali lebih besar dibanding angka sebelumnya. Di sisi lain, angka sebelumnya memiliki nilai 0,618 lebih rendah bila dibandingkan dengan angka sesudahnya.
Angka 1,618 dan 0,618 inilah yang kemudian disebut sebagai golden ratio atau phi yang banyak digunakan secara luas dalam perhitungan, khususnya dalam bidang keuangan. Salah satunya untuk memprediksi pergerakan harga saham atau indikator analisis teknikal.
Apa Itu Fibonacci Retracements?
Fibonacci Retracements
Penggunaan Fibonacci dalam perdagangan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu Fibonacci extensions dan Fibonacci retracement. Artikel kali ini akan fokus membahas tentang Fibonacci retracement.
Istilah retracement dapat diartikan sebagai suatu kemunduran kecil (pullback) dari tren harga suatu aset yang bersifat temporer dan hampir tidak menimbulkan risiko.
Berdasarkan konsep tersebut, Fibonacci retracement dapat diartikan sebagai suatu indikator yang mengukur besar penurunan harga aset secara temporer berdasarkan deret bilangan Fibonacci.
Dalam konsep analisis teknikal, Fibonacci retracement merupakan suatu indikator yang berwujud garis horizontal yang membentang pada grafik harga aset dan digunakan untuk menunjukkan kemungkinan level support dan resistance.
Angka persentase level Fibonacci retracement yang umum digunakan dalam analisis teknikal antara lain, 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, dan 78,6%.
Rumus dan Contoh Perhitungan Fibonacci Retracements
Fibonacci retracements pada dasarnya tidak memiliki rumus perhitungan yang pakem. Ketika kamu memilih menggunakan indikator ini pada grafik perdagangan, maka hal yang harus dilakukan adalah memilih dua titik dan menghubungkannya dalam suatu garis horizontal berdasarkan persentase pergerakannya.
Alih-alih rumus, Fibonacci retracement dihitung dengan cara memanfaatkan the golden ratio. The golden ratio dihitung berdasarkan deret bilangan Fibonacci, yakni: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, dan seterusnya.
The golden ratio diperoleh dengan cara membagi satu angka dengan angka berikutnya. Misalnya, angka 55 dibagi dengan 89 akan menghasilkan rasio 0,618 atau 61,8%. Sementara angka 55 apabila dibagi dengan 144 maka akan menghasilkan rasio 0,382 atau 38,2%.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh beberapa angka persentase level Fibonacci retracement yang resmi digunakan dalam analisis teknikal, antara lain, 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, dan 78,6%.
Sekarang, Cermati.com akan membahas tentang contoh perhitungan Fibonacci retracement. Misalnya, kondisi perdagangan menunjukkan adanya kenaikan harga saham dari USD 10 menjadi USD 15.
Sebagai trader maka kamu bisa menggunakan dua angka tersebut sebagai garis indikator retracement. Apabila kamu mengasumsikan terdapat kenaikan sebesar 23,6% maka harga saham akan bergerak ke angka USD 13,82.
Angka tersebut diperoleh dengan cara mengurangkan USD 15 dengan hasil perkalian selisih antara USD 15 dan USD 10 dengan 23,6% sebagaimana tertulis dalam rumus berikut:
15-((15-10)23,6%)=13,82
Dengan cara perhitungan yang sama, maka untuk kenaikan sebesar 50% akan diperoleh angka USD 12,5.
Baca Juga: Trading Saham Halal atau Haram? Begini Hukumnya Menurut Islam dan Tips Trading Syariah
Kegunaan Fibonacci Retracements dalam Trading
Fibonacci retracements merupakan indikator yang mampu membantu para investor maupun pelaku perdagangan dalam membuat keputusan dan menyusun strategi investasi untuk mencapai tujuan mereka.
Berikut beberapa manfaat dan kegunaan Fibonacci retracements dalam perdagangan:
-
Mengidentifikasi dan Mengonfirmasi Tren Perdagangan
Pertama, Fibonacci retracements umumnya digunakan sebagai indikator tambahan yang berfungsi untuk mengidentifikasi tren perdagangan. Apakah tren perdagangan masih terus berlanjut atau mungkinkah terjadi pembalikan tren?
Sebagian besar investor maupun traders, khususnya para pemula, biasanya lebih memilih untuk menjadikan pergerakan harga dan pola grafik perdagangan sebagai acuan utama dalam mengidentifikasi dan mengonfirmasi tren perdagangan.
Kendati metode tersebut memang sekilas terlihat lebih sederhana, namun dalam beberapa kasus dibutuhkan indikator tambahan agar lebih akurat.
Fibonacci retracements menjadi salah satu indikator tambahan yang banyak dipilih karena metode perhitungannya dinilai tidak serumit indikator lain, seperti moving averages.
Jika kamu memilih untuk menggunakan Fibonacci retracements sebagai indikator, maka perhatikan baik-baik hal berikut ini:
- Apabila harga terus mengalami kenaikan bahkan saat menyentuh level Fibonacci, maka kemungkinan uptrend akan terus berlanjut; sementara
- Apabila harga gagal menembus level Fibonacci, maka kemungkinan akan terjadi tren pembalikan harga atau reversal trend dan kamu bisa menempatkan stop loss di posisi tersebut.
-
Menyusun Strategi Investasi
Tak hanya mengidentifikasi dan mengonfirmasi tren, Fibonacci retracements juga kerap digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi investasi.
Proses penyusunan strategi berdasarkan Fibonacci retracements ini meliputi penentuan posisi entry dan stop loss.
Misalnya, kamu melihat adanya tren kenaikan harga yang sedang berlangsung di pasar. Pada kondisi tersebut, harga saham PT ABC mengalami kenaikan hingga menembus level Fibonacci 61,8% dan masih terus mengalami kenaikan.
Pada kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi lompatan level Fibonacci pada saat tren naik (uptrend). Kondisi ini merupakan posisi ideal bagi kamu untuk mengambil posisi buy dalam perdagangan dengan posisi stop loss yang diatur di level 61,8%.
Sebaliknya, apabila harga saham PT ABC gagal menembus level 61,8% maka kemungkinan akan terjadi pembalikan tren. Kamu harus mengambil posisi sell dengan posisi stop loss di angka 61,8%.
Fibonacci Retracements: Pro dan Kontra
Pemilihan Fibonacci retracements umumnya dipilih oleh investor maupun pelaku perdagangan yang masih pemula karena dinilai cukup sederhana, dan mudah untuk diaplikasikan.
Selain itu, berbagai platform perdagangan juga banyak yang menjadikan Fibonacci retracements sebagai salah satu indikator default yang dapat dimanfaatkan oleh investor maupun traders yang melakukan transaksi perdagangan.
Pemilihan Fibonacci retracements juga didasari dengan argumen yang menyatakan bahwa Fibonacci retracements merupakan tipe indikator yang statis sehingga memudahkan para investor dan pelaku perdagangan dalam mengambil keputusan dengan cepat dan akurat.
Kendati demikian, perlu dipahami pula bahwa Fibonacci retracements memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
-
Subjektif
Dalam penentuan Fibonacci retracements level terdapat titik swing high dan swing low. Dua titik tersebut dipilih oleh investor maupun traders untuk menentukan tolak ukur awal garis Fibonacci trading.
Masalahnya, penentuan dua titik swing tersebut tidak didasarkan atas rumus dan hasil perhitungan yang akurat, melainkan murni berasal dari hasil pemikiran investor dan traders berdasarkan pengalaman mereka.
Hal inilah yang menjadikan Fibonacci retracements kerap dianggap subjektif dan banyak diragukan, khususnya oleh investor dan traders profesional.
-
Kemunculan Reversal Trend Secara Tiba-tiba
Selain dianggap subjektif, rupanya ada hal lain yang turut membuat tingkat akurasi Fibonacci retracements diragukan, yakni berkaitan dengan prediksi kemunculan tren pembalikan (reversal trend).
Beberapa ahli menemukan bahwa Fibonacci retracements tidak bisa menjamin bahwa harga benar-benar akan berhenti pada level support dan resistance yang telah ditunjukkan sebelumnya. Pada beberapa kasus, tren pembalikan justru kerap terjadi di dekat level support dan resistance.
Dalam rangka meminimalkan keraguan terhadap hasil analisis teknikal berdasarkan indikator Fibonacci retracements, para investor dan traders disarankan agar menggunakan indikator tambahan lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Sudah Semakin Paham dengan Istilah Fibonacci Retracements?
Jadi, itulah penjelasan mengenai Fibonacci retracements dan bagaimana penerapannya dalam perdagangan. Semoga bermanfaat ya!
Baca Juga: Pilihan Jenis Investasi yang Tetap Menguntungkan di Tengah Resesi