Setiap investor yang ingin berinvestasi di instrumen saham, pastinya akan memilih emiten saham atau perusahaan yang tepat. Hal ini perlu diperhatikan dengan benar agar investasi saham yang dilakukan bisa sesuai harapan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Perlu kamu ketahui, terutama investor pemula, bahwa semua perusahaan baik yang sudah terkenal atau belum lama berdiri, berhak untuk go public alias mendaftarkan diri ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Supaya bisa terdaftar, tentunya perusahaan tersebut juga harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan oleh BEI. Namun, adakalanya sebuah perushaan perlu melakukan beberapa cara untuk mendapatkan modal tambahan atau memperluas bisnisnya. Jika sudah terdaftar di BEI, salah satu caranya adalah dengan melakukan aksi korporasi (corporate action) yang sedikit banyak akan mempengaruhi para pemegang saham dan saham perusahaan itu sendiri.
Nah, untuk kamu yang baru saja memasuki dunia saham, sangat penting umum memahami apa itu aksi korporasi dan dampaknya terhadap saham perusahaan tersebut dan kamu sebagai investor. Supaya nantinya, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang tepat sesuai dengan dampak dari aksi korporasi yang telah atau akan dilakukan sebuah perusahaan. Pada pembahasan kali ini, Cermati.com akan membahas lebih lanjut soal aksi korporasi (corporate action) supaya kamu dan Sobat Cermat lainnya lebih paham nih. Yuk simak pembahasannya berikut ini.
Corporate Action
Corporate action atau aksi korporasi adalah kegiatan korporasi yang dilakukan suatu perusahaan terbuka atau yang sudah terdaftar di BEI. Dengan adanya aksi korporasi, perusahaan tersebut diharapkan bisa memiliki dampak yang baik terhadap pemegang saham.
Dalam penerapannya, corporate action yang dilakukan oleh sebuah perusahaan bukan hanya satu tindakan korporasi saja. Akan tetapi, setiap perusahaan bisa menentukan lebih dari satu aksi korporasi tergantung degan kondisi dan kebutuhan perusahaan.
IPO Saham
Initial Public Offering adalah kondisi dimana suatu perusahaan yang memerlukan pendanaan, melakukan penawaran saham perusahaannya ke publik ( Go Public). Tujuan IPO adalah untuk mendapatkan dana tambahan yang biasa digunakan sebagai modal mempercepat kegiatan ekspansi perusahaan atau mendukung kegiatan operasional;. Dalam Bahasa Indonesia, IPO sering disebut dengan Penawaran Saham Perdana. Dalam kata lain, IPO juga dapat didefinisikan sebagai nilai saham suatu perusahaan saat pertama kali dilepas di publik.
Sebagai investor, kamu perlu memperhatikan beberapa hal dalam IPO seperti:
Undangan atau pemberitahuan RUPS ini biasanya dimuat di media, di website IDX, jadwal di kalender aplikasi market info, dan pastinya undangan via email yang dikirimkan ke masing-masing investor yang memiliki saham perusahaan tersebut. Contoh, RUPSLB 2022, BRPT (PT. Barito Pacific Timber, Tbk.) tanggal 9 Dec 2022 jam 10.00. Wisma Barito Pacific
Dividen Saham
Dividen adalah keuntungan Perusahaan yang dibagikan kepada setiap pemilik 1 lembar saham. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan publik, biasanya ada 2 macam, yaitu: Dividen Tunai atau Bonus Saham.Dividen dibagikan satu kali setiap tahun setelah laporan keuangan tahunan dipublikasikan, biasanya di kuartal 2 atau kuartal 3. Setiap para pemegang saham, baik pemegang saham biasa, maupun preferen berhak untuk mendapat dividen tersebut. Terkadang ada Perusahaan Publik yang membagikan dividen dua kali dalam 1 tahun.
Contoh Dividen Tunai 2022
BBCA (PT. Bank Central Asia, Tbk.) | |
---|---|
Indikator | Keterangan |
Current Price | Rp9.000,- (29 Nov 2022) |
Price | Rp35 |
Cum Date | 01 Des 2022 |
Expired Date | 02 Des 2022 |
Recording Date | 05 Des 2022 |
Payment Date | 20 Des 2022 |
SGER (PT. Sumber Global Energy, Tbk.) | |
---|---|
Indikator | Keterangan |
Ratio (New : Old) | 9 : 10 |
Cum Date | 29 Jun 2022 |
Expired Date | 30 Jun 2022 |
Recording Date | 01 Jul 2022 |
Payment Date | 15 Jul 2022 |
Stock Split
Stock Split adalah sebuah aksi korporasi yang biasa dilakukan dengan cara memecah harga saham supaya harganya lebih rendah (sesuai rasio) dan bisa lebih mudah diperdagangkan (likuid). Stock split biasa dilakukan oleh sebuah perusahaan karena harga sahamnya sudah tinggi dan cenderung sulit diperdagangkan. Hasil dari Stock Split ini adalah jumlah lembar saham yang akan berubah, bertambah sesuai rasionya, tetapi memiliki nilai investasi yang tetap sama.
Contoh Stock Split 2022
BYAN (PT. Bayan Resources Tbk.) | |
---|---|
Indikator | Keterangan |
Cum Price | Rp93.000,- |
Ratio (Old : New) | 1 : 10 |
Cum Date | 1 Des 2022 |
Expired Date | 02 Des 2022 |
Recording Date | 05 Des 2022 |
Trade Date | 02 Des 2022 |
Pada saat expired date, harga saham yang sebelumnya Rp93.000,- dengan volume saham 1 lot atau 100 lembar saham. Maka jika ada stock splitdengan rasio 1 ( old shares) banding 10 ( new shares) , otomatis pada hari H ( expired date), harga saham kamu yang semula Rp93.000,- akan berubah menjadi Rp93.000,- : 10 = Rp9.300,-
Modal Rp9.300,- x 1000 lembar = Rp9.300.000,- (Tetap sama) Biasanya dengan berjalannya waktu, harga sahamnya akan bergerak naik, bahkan kembali ke harga sebelum stock split terjadi.
Contoh Reverse Stock 2017
UNSP (PT. Bakrie Sumatra Plantation, Tbk.) | |
---|---|
Indikator | Keterangan |
Cum Price | Rp50,- |
Ratio (Old : New) | 10 : 1 |
Cum Date | 14 Mar 2017 |
Expired Date | 15 Mar 2017 |
Trade Date | 15 Mar 2017 |
Pada hari H atau saat expired date, harga saham yang semula Rp50,- menjadi Rp50 x 10 = Rp. 500,-, sedangkan volume saham kamu yang semula 10 lot atau 1000 lembar saham, berubah menjadi 1 lot atau 100 lembar.
Modal Rp. 500 x 100 lembar = Rp 50.000,- (tetap sama) Biasanya dengan berjalannya waktu, harga sahamnya akan bergerak turun, bahkan kembali ke harga sebelum reverse stock dilakukan. Sehingga, jika saat ini 29 Nov 2022 harga saham UNSP Rp141,- sedangkan kamu punya 100 lembar, modal kamu akan menjadi Rp141 x 100 = Rp 14.100,- menyusut 71,8%.
; Right Issue Saham
Rights Issue adalah aksi korporasi perusahaan publik ketika membutuhkan dana segar dari masyarakat atau investor dengan cara mengeluarkan lembar saham baru untuk dibeli terlebih dahulu dengan harga lebih murah, dibandingkan ketika nanti diperjualbelikan ke pemegang saham yang baru. Rights issue biasanya juga disebut sebagai Hak untuk Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Rights issue juga termasuk sebagai derivatif seperti waran.
Contoh Rights Issue 2022
AMAR (PT. Bank Amar Indonesia, Tbk.) | |
---|---|
Indikator | Keterangan |
Cum Price | Rp. 334,- |
Ratio (Old : New) | 100 : 33 |
Exercise Price | Rp. 280,- |
Cum Date | 02 Des 2022 |
Expired Date | 05 Des 2022 |
Recording Date | 06 Des 2022 |
Trading Start | 08 Des 2022 |
Trading End | 14 Des 2022 |
Subscription Date | 14 Des 2022 (Tanggal terakhir konversi rights menjadi saham) |
Untuk mengetahui harga adjustment pada saat Expired Date, dapat dihitung dengan rumus ini:
Rumus Menghitung Harga Adjustment Saat Expired Date |
---|
(Lembar saham lama x harga saham lama) + (lembar saham baru x harga penebusan) (Lembar saham lama + Lembar saham baru) |
((100 x Rp334) + (33 x Rp280)) / (100 + 33) = (33.400 + 9.240) / 133 = 320 (pembulatan) |
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan jual beli rights issue ini:
Ada kondisi bernama backdoor listing yang menyebabkan terjadinya sebuah tender offer, yaitu ketika suatu perusahaan berganti kepemilikan atau ketika ada investor mayoritas (pengendali) yang bermaksud mengakuisisi perusahaan publik, maka salah satu langkah yang harus dilakukan setelah melapor dan minta persetujuan ke OJK adalah melakukan tender offer.
Contoh Tender Offer 2022
PTRO (PT Petrosea Tbk) | |
---|---|
Indikator | Keterangan |
Pengendali Baru | PT. Cakra Reksa Optima |
Jumlah Saham yang Akan Dibeli | 28,5% saham yang beredar di publik atau 287.650.300 lembar saham |
Harga yang Ditawarkan per Lembar Saham | Rp3.118,- |
Offering Start | 25 Agustus 2022 |
Offering End | 23 Sept 2022 |
Payment Date | 29 Sept 2022 |
Baca Juga: Masih Nabung Aja? Yuk Pahami Dulu Pengertian, Konsep, Manfaat, dan Jenis Investasi