Rabu 14 Dec 2022 07:00 WIB

Mengenal Fomepizole, Obat Gagal Ginjal Akut Akibat Keracunan Etilen Glikol

Penyakit gagal ginjal akut ramai dibincangkan belakangan ini. Namun, kini sudah ada obat gagal ginjal yang dapat mengatasi penyakit tersebut.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada ratusan anak di Indonesia membuat gempar beberapa waktu lalu. Pasalnya, jumlah kasusnya tiba-tiba melonjak tinggi pada pertengahan tahun. Bahkan, lebih dari separuh kasus harus kehilangan nyawa akibat penyakit ini.

Hasil penyelidikan mengungkap adanya dugaan kasus gagal ginjal ini disebabkan oleh cemaran etilen glikol di dalam obat sirup yang dikonsumsi anak-anak. Sejumlah obat sirup yang mengandung etilen glikol melebihi batas aman pun ditarik dari peredaran.

Selain itu, pemerintah juga telah mendatangkan Fomepizole sebagai obat untuk kasus gagal ginjal akut misterius ini. Obat ini disebut-sebut sebagai penawar untuk pasien yang mengalami keracunan etilen glikol atau metanol.

Lalu, apa sebenarnya Fomepizole itu? Apakah memang efektif untuk mengobati gagal ginjal akut akibat keracunan etilen glikol? Agar tidak penasaran, berikut penjelasan lengkap soal Fomepizole yang perlu kamu tahu.

Baca juga: Hentikan! 10 Kebiasaan Ini Merusak Ginjal, Lho!

 

Kenalan dengan Fomepizole

obat gagal ginjal

Obat Gagal Ginjal

Tingginya angka kematian kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak di Indonesia membuat pemerintah mendatangkan Fomepizole dari luar negeri. Obat ini harus didatangkan dari luar negeri karena di Indonesia masih belum ada.

Keputusan pemerintah untuk mendatangkan Fomepizole diambil setelah hasil penyelidikan yang dilakukan menemukan adanya indikasi keracunan etilen glikol pada kasus gagal ginjal misterius yang menimpa ratusan anak Indonesia.

Efek keracunan etilen glikol sendiri beragam. Dalam tahap awal, orang yang keracunan bisanya mengalami mual atau muntah dan tampak seperti mabuk. Jika tidak mendapat penanganan segera, pasien bisa mengalami gagal ginjal akut.

Fomepizole dikenal memiliki manfaat sebagai penawar (antidot) untuk mengobati keracunan akibat methanol atau etilen glikol. Obat ini hanya bisa diberikan dengan resep dokter dan tidak dijual bebas di pasaran.

Dalam penggunaannya, terkadang juga dibarengi dengan terapi cuci darah (hemodialisis) jika pasien mengalami keracunan metanol atau etilen glikol yang berat. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim alcohol dehydrogenase.

Enzim ini perlu dihambat karena memiliki peran untuk mengubah metanol dan etilen glikol menjadi racun di dalam tubuh. Dengan diberikan Fomepizole, harapannya kondisi pasien yang mengalami keracunan bisa lebih stabil dan mengalami perbaikan.

Obat ini diberikan dalam bentuk injeksi atau suntik kepada pasien yang mengalami keracunan metanol atau etilen glikol. Pemberiannya dilakukan sesuai dengan pemeriksaan dan di bawah pengawasan dokter.

Agar efektivitas terapi meningkat, terkadang pemberian obat ini juga dibarengi dengan infus vitamin B6 dan B1.

Efek Samping Fomepizole

Meskipun Fomepizole sangat bermanfaat sebagai penawar akibat keracunan etilen glikol, tetapi obat ini juga memiliki sejumlah efek samping. Efek samping yang dirasakan oleh pasien juga cukup beragam, ada yang ringan hingga serius.

Beberapa gejala ringan yang mungkin dirasakan usai menggunakan obat ini seperti tidak nafsu makan, muntah, mual, mengantuk, pusing dan sakit kepala. Mulut mungkin juga merasakan ada rasa logam dan telinga berdenging.

Selain itu juga bisa mengalami sensasi seperti mabuk, misalnya perubahan suasana hati, jantung berdebar-debar, pusing dan sakit kepala. Segera berkonsultasi dengan dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau malah menjadi lebih buruk.

Sejumlah efek samping serius seperti tekanan darah rendah, jantung berdetak lebih lambat, hingga demam juga bisa terjadi. Efek lainnya adalah pendarahan atau memar yang tidak biasa, susah buang air kecil, hingga nistagmus atau mata bergerak secara tidak terkendali.

Bagaimana Cara Penggunaan Fomepizole dan Berapa Dosisnya?

gagal ginjal

Gagal Ginjal

Obat ini diberikan dengan cara disuntikan ke pembuluh darah. Obat ini perlu diberikan sesegera mungkin agar keracunan yang dialami tidak semakin parah. Semakin cepat diberikan, terutama dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, maka obat ini akan semakin efektif.

Proses pemberiannya dilakukan secara bertahap. Dosis pertama diberikan sebanyak 15 mg per kilogram berat badan. Selama 30 menit, obat ini diberikan menggunakan infus lambat.

Setelah itu, pasien diberikan Fomepizole 10 mg/kgBB tiap 12 jam untuk 4 dosis. Pemberian berikutnya dilakukan setiap 12 jam dengan dosis 15 mg/kgBB hingga konsentrasi metanol atau etilen glikol tidak terdeteksi atau kadarnya kurang dari 20 mg/100 ml.

Ketika keracunan yang dialami sudah terlalu parah, pasien harus menjalani cuci darah. Pada tahap ini, proses pemberian Fomepizole akan sedikit berbeda. Dosis yang diberikan akan dinaikkan selama pasien menjalani terapi hemodialisis.

Berdasarkan hasil pemberian Fomepizole kepada pasien anak, khususnya RSCM, 95 persen di antaranya memperlihatkan kondisi yang semakin membaik. Ini berarti, kemanjuran obat untuk membantu mengurangi gejala yang memburuk dan memberi kesembuhan tergolong baik.

Baca juga: 7 Makanan dan Minuman yang Memicu Penyakit Batu Ginjal

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Pemberian Fomepizole

Ketika akan menggunakan Fomepizole, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kemampuannya berinteraksi dengan polikarbonat. Karena itu, saat memberikan Fomepizole atau mengencerkannya jangan menggunakan jarum suntik yang mengandung polikarbonat.

Obat ini juga bisa berinteraksi dengan etanol, senyawa yang biasanya ditemukan pada minuman beralkohol. Seandainya darah pasien masih mengandung etanol dan diberikan Fomepizole, maka risiko keracunan etanol dan munculnya efek samping obat ini jadi semakin besar.

Sementara penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, obat berada dalam kategori C. Ini artinya, belum ada studi terkontrol yang mempelajari efek obat pada ibu hamil. Obat ini juga belum diketahui apakah bisa masuk ke dalam ASI.

Selain itu, kamu juga harus jujur kepada dokter jika sedang mengonsumsi produk herbal, suplemen atau obat lain. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya interaksi obat.

Beri tahu dokter jika kamu baru saja mengonsumsi alkohol, sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil. Kamu juga perlu mengatakan jika mengalami susah buang air kecil, penyakit liver, atau ginjal.

Selain itu, kamu juga perlu mengatakan jika pernah muncul reaksi alergi dengan obat ini. Jika muncul alergi maupun efek yang lebih parah, segera konsultasi dengan dokter.

Pemerintah Datangkan Fomepizole dari Luar Negeri

Tingginya kasus gagal ginjal akut misterius yang menimpa anak-anak Indonesia membuat pemerintah memesan Fomepizole dari beberapa negara. Obat ini sengaja didatangkan setelah hasil penyelidikan menunjukkan jika penyebab dari gagal ginjal akut ini adalah cemaran etilen glikol.

Beberapa negara, seperti Singapura, Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada pun telah dihubungi oleh pemerintah terkait impor obat ini. Menurut Kementerian Kesehatan, sebagian besar Fomepizole (sekitar 87 persen) yang saat ini ada di Indonesia merupakan donasi dari negara lain.

Hingga saat ini, total ada 246 vial Fomepizole yang telah ada di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 100 vial menjadi buffer stock pusat dan 146 vial telah didistribusikan ke 17 rumah sakit di 11 provinsi Indonesia.

Pemerintah memastikan jika pemberian Fomepizole kepada pasien gagal ginjal akut ini gratis. Obat yang saat ini sudah didatangkan ke Indonesia tidak untuk dikomersialisasikan.

Beberapa rumah sakit yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole adalah RSUP H. Adam Malik, Sumatera Utara; RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan; RSUP Dr. M Djamil, Sumatera Barat; dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan. Selain itu, ada juga RSUD Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah; RSUP Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat; RSUD Dr. Saiful Anwar dan RSUD Bangil, Jawa Timur; RSU Hermina Mekarsari, RSUD Dr. Hafiz, dan RSUP Hasan Sadikin, Jawa Barat; RSCM dan RSUP Fatmawati, Jakarta; RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta; RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali, dan RSUD Zainoel Abidin, Aceh.

Baca juga: 10 Penyakit yang Tidak Ditanggung Asuransi Kesehatan

Fomepizole Efektif untuk Atasi Keracunan Etilen Glikol

Fomepizole merupakan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keracunan etilen glikol atau metana. Pemberian obat ini harus dilakukan secepat mungkin kepada pasien agar kinerjanya lebih efektif.

Tetapi jika keracunan yang dialami sudah cukup berat, maka selain diberikan Fomepizole pasien juga harus menjalani cuci darah. Dalam tahap ini, dosis yang diberikan akan lebih tinggi dibanding dengan yang tidak perlu menjalani hemodialisis.

Fomepizole juga tidak bisa diberikan secara bebas, melainkan harus dengan resep dokter. Agar obat bekerja dengan maksimal, pemberian Fomepizole akan mendapatkan pengawasan ketat dari dokter.

Beberapa efek samping juga mungkin dirasakan usai mendapatkan pengobatan Fomepizole. Beberapa di antaranya seperti sakit kepala, pusing, mengantuk, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, hingga terasa logam di mulut.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement