Bagi kebanyakan orang yang telah mencoba investasi, reksa dana dikenal sebagai instrumen yang memiliki banyak kemudahan dan keuntungan. Salah satu contohnya adalah kepraktisan dalam membeli produknya dengan nominal yang terjangkau sehingga mampu diakses oleh masyarakat dari kebanyakan kalangan.
Investor sudah tidak asing lagi dengan beragam jenis produk reksa dana konvensional, sebagai contoh, reksa dana saham, campuran, dan lain sebagainya. Namun, tahukah kamu jika ada jenis produk reksa dana khusus dengan cara kerja yang cenderung berbeda dengan jenis pada umumnya? Kategori tersebut dikenal dengan istilah reksa dana tertutup.
Secara umum, jenis instrumen investasi ini merupakan produk reksa dana yang mana pemilik saham atau unit penyertaannya tak bisa menjual kembali aset yang telah dibelinya ke pihak manajer investasi. Hal tersebut tentu berbeda dengan kebanyakan jenis reksa dana pada umumnya.
Selain itu, tentu ada beragam hal menarik lainnya yang layak untuk dibahas seputar reksa dana tertutup ini dan wajib diketahui oleh para investor. Nah, jika kamu tertarik dengan produk investasi ini beserta contoh hingga tips berinvestasinya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Reksa dana jenis ini juga bisa dipahami sebagai produk untuk investor yang ingin menanam modal maupun investasi di luar durasi atau masa penawaran suatu produk. Setelah target pendanaan dari sebuah produk unit penyertaan tercapai serta masa penawarannya sudah berakhir, pemilik modal tak akan bisa membeli unit penyertaan tersebut kembali.
Ketika dana yang terkumpul telah mencapai nominal tertentu, pemilik modal atau investor tak bisa lagi melakukan penarikan dana investasinya. Di samping itu, investor yang telah membeli produk reksa dana tertutup juga tak bisa menjual lagi aset unit penyertaan tersebut pada manajer investasi. Apabila investor ingin melakukan penjualan kembali atas asetnya tersebut, maka mekanisme transaksi yang bisa dipilih adalah menjualnya pada transaksi bursa efek.
Nilai atau harga dari reksa dana tertutup pada bursa efek sendiri juga dapat berfluktuasi atau bergerak naik maupun turun. Beberapa faktor yang mampu memengaruhi nilainya adalah tingkat penawaran dan permintaannya pada pasar sekunder.
Umumnya, nilai jual kembali atas produk reksa dana ini juga kurang dari NAV atau Net Assets Value maupun nilai per unitnya. Tentunya, investor yang mampu membeli produk reksa dana ini ketika harga sedang turun atau istilahnya pada pasar sekunder dapat meraup keuntungan atau potensi imbal hasil yang lebih menggiurkan.
Selain itu, instrumen reksa dana tertutup terdiri dari sejumlah jenis produk, seperti obligasi serta efek utang khusus. Oleh karena itu, jenis instrumen investasi ini ideal dipilih oleh investor pemula yang memiliki profil risiko rendah atau konservatif dan cenderung menginginkan fluktuasi nilai investasi lebih stabil serta rendah risiko.
Baca Juga: Reksa Dana Indeks dan Reksa Dana Saham, Apa Bedanya?
Ilustrasi Investor Mengamati Harga Pasar
Setelah memahami pengertian reksa dana tertutup di atas, tidak sedikit dari kamu mungkin tertarik untuk mencoba menanam modal di produk tersebut. Namun, sebelum itu, pastikan dulu untuk mengetahui beragam jenis dan contoh reksa dana tertutup. Berikut adalah contoh reksa dana tertutup yang biasa dibeli oleh investor:
Terkait hal tersebut, pihak manajer investasi akan menetapkan waktu atau durasi investasinya. Produk jenis ini juga disebut sebagai reksa dana terproteksi sebab imbal hasil yang diberikannya terukur pada jangka waktu yang telah ditentukan.
Akan tetapi, tak ada penjaminan proteksi atau perlindungan pada pokok investasi sebelum tiba masa jatuh tempo atau berakhirnya jangka waktu investasi pada produk ini. Kendati demikian, manfaat, keuntungan, risiko, dan juga kewajiban investor yang memilih untuk menanamkan modalnya pada produk ini cenderung sama dengan saat ia memilih produk reksa dana jenis lain pada umumnya.
Investor yang memilih untuk berinvestasi pada produk ini bisa dengan mudah mencermati pergerakan dan fluktuasi kinerja produknya. Apabila ingin membeli produk reksa dana ETF, investor dapat melakukannya via perusahaan efek atau sekuritas yang telah mengantongi izin usaha dan terdaftar pada bursa efek.
Untuk memahami produk investasi yang akan dipilih, kamu bisa mengecek prospektus manajer investasi penerbitnya. Pada dokumen prospektus tersebut terdapat beragam informasi penting seputar produk investasi.
Beberapa di antaranya adalah informasi tujuan investasi, pengelolaan modal investasi, alokasi dana, informasi seputar bank kustodian, dan beragam hal penting lainnya tentang manajer investasi. Dengan mengetahui beragam informasi penting tersebut, kamu bisa memahami lebih lanjut tentang Kontrak Investasi Kolektif dari produk yang akan dipilih.
Umumnya, imbal hasil yang didapatkan oleh investor dari produk reksa dana ini telah terukur. Dalam kata lain, investor dapat memperkirakan dan memperoleh gambaran terkait besaran keuntungan investasi yang mungkin didapatkannya nanti.
Di samping itu, investor juga dapat memperoleh keuntungan ketika membeli unit penyertaan reksa dana tertutup dari investor lainnya pada pasar sekunder. Alasannya karena harga dari reksa dana tersebut biasanya lebih rendah dibanding dengan harga atau nilai per unit.
Tidak hanya itu, penjualan kembali atas aset dari unit penyertaan milik investor juga hanya dapat dilakukan pada bursa efek. Sehingga, perlu dipahami jika investor tak dapat menjual kembali reksa dana tertutup yang telah dibelinya pada manajer investasi. Melainkan, jika ingin melepasnya, investor perlu mencari investor lain pada pasar sekunder yang ingin membelinya dengan harga yang biasanya lebih rendah.
Baca Juga: 6 Pihak Penting dalam Investasi Reksa Dana