Sebagai salah satu instrumen investasi populer dan kerap dijadikan andalan oleh investor, obligasi memang menawarkan sederet keuntungan yang jarang ditemukan pada jenis produk investasi lainnya. Misalnya, pada jenis produk obligasi tertentu, pemiliknya mempunyai opsi untuk mengonversi atau mengubahnya menjadi saham alias ekuitas dari perusahaan yang bersangkutan di waktu mendatang.
Dengan cara kerjanya tersebut, investor bisa mengubah modal investasinya di produk obligasi konversi atau convertible bonds menjadi saham dengan jumlah tertentu sesuai dengan nilai per saham yang berlaku. Adanya opsi ini tentu bisa menguntungkan pemilik obligasi yang ingin menjadi pemegang saham dari perusahaan penerbitnya saat menilai kinerjanya menjanjikan pada masa depan.
Namun, agar bisa memastikan jika keputusan mengonversi obligasi menjadi saham tersebut mampu memberi peluang keuntungan optimal, investor perlu memahami dulu apa itu parity price. Secara umum, konsep harga paritas ini dilakukan guna membandingkan harga dari sekuritas dengan komoditas, serta mengetahui waktu terbaik untuk melakukan konversi obligasi.
Sebagai konsep yang penting untuk dipahami investor dalam aktivitas investasi obligasinya, yuk bahas tuntas segala hal penting seputar harga paritas atau parity price berikut ini.
Baca Juga: Apa Itu SBN Tradable? Ini Pengertian, Cara Jual, dan Keuntungannya bagi Investor
Lebih Lanjut Seputar Konsep Parity Price
Parity Price adalah...
Harga paritas atau parity price adalah konsep harga dalam konteks investasi yang berguna untuk membandingkan antara harga sekuritas dengan harga komoditas. Istilah tersebut mengacu pada 2 jenis aset atau komoditas yang bersangkutan memiliki nilai yang sama atau setara.
Apabila 2 aset diperdagangkan atau ditransaksikan dengan parity price atau harga paritas, bisa dipahami jika keduanya mempunyai nilai atau harga yang sama. Selain dalam dunia investasi, konsep harga paritas ini juga bisa ditemukan pada sejumlah konteks berbeda dan digunakan sesuai tujuan.
Penerapan Parity Price pada Aktivitas Investasi
Salah satu penerapan dari konsep harga paritas adalah langkah konversi yang dilakukan pada jenis instrumen investasi obligasi konversi. Biasa disebut juga sebagai convertible bonds, obligasi konversi merupakan jenis produk investasi yang menawarkan opsi bagi investornya dalam mengonversi kepemilikan obligasinya menjadi saham biasa dengan jumlah tertentu sesuai dengan harga tiap saham yang berlaku.
Investor umumnya mempunyai jenis produk investasi ini karena memang sifatnya yang cenderung fleksibel. Awalnya, ketika masih dalam bentuk instrumen obligasi, investor bisa mendapatkan keuntungan dari pembayaran kupon atau bunga. Namun, jika tertarik, investor obligasi konversi bisa mengubah modalnya di produk investasi tersebut menjadi ekuitas dari perusahaan penerbitnya di waktu mendatang.
Tentunya, dasar dari keputusan mengonversi obligasi menjadi ekuitas ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan beragam hal. Beberapa di antaranya adalah kinerja perusahaan penerbit dan peluang keuntungan atau imbal hasil di masa depan. Jika memang dipercaya memiliki kinerja yang menjanjikan, investor bisa mengubah asetnya di obligasi konversi ini menjadi saham atas perusahaan yang bersangkutan.
Lalu, bagaimana konsep parity price ini digunakan oleh investor dalam aktivitas mengonversi obligasi menjadi saham? Pada dasarnya, konsep tersebut digunakan agar investor bisa menentukan kapan waktu yang tepat dan terbaik untuk mengubah modalnya di obligasi menjadi ekuitas atau saham. Tujuannya tidak lain agar peluang keuntungan yang bisa didapatkan menjadi lebih maksimal.
Sebagai contoh, katakanlah jika kamu mempunyai obligasi konversi dari sebuah perusahaan A dengan nilai 1 juta. Pada harga pasar, obligasi perusahaan A dengan nilai 1 juta mempunyai harga 1,2 juta, yang mana efek tersebut bisa dikonversi menjadi 20 lot saham biasa. Berdasarkan informasi tersebut, artinya harga tiap lembar dari saham tersebut adalah sejumlah 60 ribu, yang merupakan paritas harga dari obligasi yang dimiliki saat ini.
Apabila nilai saham yang beredar pada pasar lebih tinggi dibanding nilai 60 ribu per lembar tersebut, artinya investor mampu mendapatkan keuntungan. Sehingga, kondisi ini bisa mendorong investor agar menjual kembali kepemilikan sahamnya dan meraih keuntungan.
Baca Juga: Green Sukuk, Instrumen Investasi Inovatif Syariah Ramah Lingkungan yang Miliki Banyak Manfaat
Memahami Parity Price sebagai Konsep Universal
Konsep dari parity price atau harga paritas tak hanya digunakan pada konteks investasi saja. Paling tidak, ada 2 contoh dari aplikasi atau penerapan dari harga paritas ini pada konteks aktivitas ekonomi lainnya, antara lain:
-
Harga Paritas pada Komoditas Pertanian
Pada konteks komoditas pertanian, parity price dipahami sebagai perbandingan antara daya beli sebuah komoditas relatif dengan pengeluaran petani. Yang mencakup sebagai pengeluaran petani ini, antara lain, upah, peralatan, dan juga bunga pinjaman yang diajukannya untuk aktivitas pertanian. Konsep tersebut lazim digunakan di sejumlah belahan dunia, termasuk Amerika Serikat.
Selain itu, konsep parity price atau paritas harga pada konteks komoditas pertanian juga bisa diartikan sebagai harga rerata yang didapatkan petani pada komoditas pertanian selama kurun waktu 10 tahun belakangan. Apabila harga paritas sebuah komoditas pertanian berada lebih rendah dibanding harga pasar terkini, pemerintah perlu memberikan dukungan kepada petani. Salah satu contoh bantuannya adalah dengan meningkatkan harga via pembelian komoditas pertanian.
-
Paritas pada Daya Beli
Di lain sisi, konsep parity price ini juga bisa ditemukan pada konteks bisnis yang dikenal dengan istilah purchasing power parity atau PPP. Yang dimaksud dengan PPP sendiri merupakan metode membandingkan antara daya beli di sejumlah negara. Konsep PPP tersebut membandingkan antara harga dari sekelompok barang tertentu di sebuah negara dengan harga barang yang sama di negara lainnya.
Walaupun begitu, paritas daya beli atau PPP ini juga perlu disesuaikan dengan nilai tukar atau valuta antar kedua negara yang dibandingkan. Dalam kata lain, harga dari kelompok barang di kedua negara tersebut akan meraih paritas apabila harganya konsisten dan tak memperhitungkan sejumlah faktor nilai tukarnya.
Untuk lebih memahami tentang penerapan konsep parity price pada konteks daya beli, cermati contoh berikut ini.
Misalnya, sebuah produk smartphone memiliki harga 600 USD di Amerika Serikat, dan saat dijual di Inggris, harganya yang dipatok adalah 460 poundsterling. Apabila nilai tukar dari mata uang tiap 1 poundsterling adalah 1,3 USD, artinya jika disetarakan, harga dari produk smartphone di Inggris menjadi 598 USD per unitnya.
Melalui contoh tersebut, bisa dipahami jika harga smartphone di Inggris tak mencapai paritas dengan harga produk di Amerika Serikat. Pasalnya, harga dari kedua produk smartphone tersebut tak setara, walaupun faktor nilai pertukaran mata uang telah diberlakukan pada perhitungannya.
Tentang Conversion Parity Price
Selanjutnya, kamu juga perlu memahami tentang apa itu conversion parity price. Pada dasarnya, istilah ini mengacu pada harga break even pada suatu sekuritas convertible. Nilai ini merupakan jumlah pembayaran atas suatu saham jika opsi untuk melakukan konversi atas sekuritas dilakukan.
Sekuritas yang bisa dikonversikan, sebagai contoh convertible bonds, disebut demikian karena menawarkan fitur untuk mengganti sekuritasnya ke dalam bentuk saham dari perusahaan yang menerbitkannya. Conversion parity price ini merupakan nilai efektif yang dibayarkan oleh investor saat mengambil langkah investasi tersebut.
Terkait cara kerjanya, bisa dipahami jika conversion parity price ini dihitung dengan membagi nilai dari sekuritas convertible saat ini dengan rasio konversinya. Di mana, rasio konversi ini merupakan jumlah saham yang bisa didapatkan ketika sekuritas selesai dikonversikan. Dalam rumus, berikut adalah cara perhitungan conversion parity price.
Conversion parity price = nilai sekuritas yang bisa dikonversikan / rasio konversi
Sebagai contoh, kamu memiliki obligasi yang bisa dikonversikan dengan nilai pasar saat ini sebesar 1 juta, dan bisa dikonversi menjadi 20 lot saham dari perusahaan yang bersangkutan. Sehingga, bisa diketahui jika harga paritas yang dikonversikan dari obligasi tersebut adalah 1 juta dibagi 20, atau setara 50 ribu.
Apabila nilai dari saham perusahaan yang bersangkutan saat ini di atas 50 ribu, artinya investor bisa meraup keuntungan saat mengambil langkah konversi tersebut. Fitur ini mirip dengan opsi call pada saham atau sekuritas lainnya yang mana opsi konversi ini memiliki tingkat harga yang spesifik dan bisa dijadikan sebagai trigger price.
Pahami Apa Itu Parity Price agar Tahu Waktu Terbaik Mengonversi Obligasi Jadi Saham
Pada dasarnya, parity price adalah konsep harga agar investor bisa membandingkan harga dari sekuritas dengan komoditas suatu perusahaan. Jika digunakan dalam konteks investasi, istilah ini bisa digunakan untuk memberi tahu investor kapan waktu terbaik untuk mengonversi convertible bonds menjadi saham saat diinginkan. Dengan begitu, investor bisa menentukan apakah langkah investasi tersebut mampu memberi potensi keuntungan yang optimal atau tidak.
Baca Juga: Mengenal Efek Beragun Aset, Ini Pengertian, Dasar Hukum, Risiko, hingga Contoh Penerapannya