Demi menjamin keamanan dan kelancaran investor menjalankan aktivitas investasinya, bukan hal yang mengherankan jika pasar modal memiliki rangkaian aturan yang ketat dan menyeluruh. Hal ini mencakup pula pengawasan terhadap setiap transaksi saham yang dilakukan oleh investor.
Walaupun begitu, tak berarti jika para pelaku pasar bisa mengabaikan prinsip waspada ketika bertransaksi. Pasalnya, pada praktik berinvestasi, akan selalu ada risiko tindakan penyelewengan, pemanfaatan peluang, hingga celah dari aturan yang berlaku. Salah satu contoh kecurangan yang bisa dibilang cukup sering terjadi pada dunia investasi adalah wash sale atau transaksi semu.
Sejatinya, yang dimaksud dengan wash sale ini adalah praktik transaksi sepihak tanpa ada perubahan kepemilikan saham yang dilakukan oleh investor. Lalu, apa tujuan dari investor melakukan hal tersebut? Nah, untuk memahami lebih lanjut tentang apa itu wash sale, aturan, hingga contoh praktiknya oleh investor, simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Investasi Bodong, Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Apa Itu Wash Sale?
Wash Sale
Dalam bahasa Indonesia disebut transaksi semu, wash sale adalah salah satu jenis kecurangan yang kerap terjadi dan dipraktikkan dalam dunia investasi. Pada dasarnya, praktik kecurangan ini dilakukan dengan cara menjalankan aktivitas jual beli secara sepihak. Sehingga, pada proses transaksi tersebut, sejatinya tak terjadi perubahan pada status kepemilikan investasi.
Tujuan dari praktik ini oleh investor adalah agar saham bersifat lebih likuid serta mampu mengerek harga. Namun, tidak sedikit investor yang tak cermat dan berakhir terjebak pada praktik rekayasa pasar jenis ini.
Pengertian lainnya dari wash sale adalah transaksi di mana investor berusaha memperoleh insentif pajak dengan melakukan penjualan sekuritas yang mengalami kerugian di akhir tahun. Langkah ini biasanya dilakukan oleh investor agar mereka dapat mengajukan kerugian modal pajak di tahun tersebut.
Ketika melakukan hal ini, investor bakal berusaha untuk kembali membeli sekuritas yang telah dijualnya tersebut pada awal tahun berikutnya. Apabila memungkinkan dan berhasil membelinya kembali, mereka akan bisa mendapatkan sekuritas tersebut di harga yang lebih rendah ketimbang saat menjualnya.
Praktik wash sale ini telah lama dikenali sebagai metode untuk mengurangi kerugian karena beban pajak ketika mempunyai suatu sekuritas. IRS selaku lembaga perpajakan di Amerika Serikat menggunakan ketentuan khusus terkait praktik wash sale ini untuk menghilangkan insentif dalam menjual maupun membeli kembali investasi yang sama di akhir tahun oleh investor.
Dalam memahami tentang apa itu wash sale, ada 3 hal penting yang harus kamu pahami.
- Praktik ini biasanya terjadi saat investor menjual sekuritas dalam keadaan merugi agar bisa memperoleh insentif pajak.
- Dirjen Pajak juga menerapkan aturan terkait praktik tersebut guna mencegah wajib pajak menyalahgunakan praktik wash sale untuk mengurangi kewajiban membayar pajaknya.
- Investor yang melepas sekuritas secara merugi tak bisa kembali membeli saham sekuritasnya ataupun produk yang serupa selama 30 hari baik pasca maupun sebelum penjualan agar bisa mendapatkan insentif atau keringanan pajak.
Cara Kerja Wash Sale
Wash sale adalah praktik yang dilakukan saat hukum perpajakan memberi potongan atas kewajiban membayar pajak terkait kerugian yang ditanggung sekuritas di tahun pajak. Tanpa ada tujuan mendapatkan insentif tersebut, investor tidak akan repot melakukan praktik ini. Pada cara kerjanya sendiri, ada 3 bagian yang perlu diketahui.
Yang pertama adalah saat investor menyadari jika mereka mengalami kerugian pada akhir tahun periode pajak, mereka cenderung menutup posisi di saat atau menjelang waktu akhir tahun. Yang kedua, praktik wash sale menjadikan investor harus menanggung kerugian dan bisa diklaim ketika pengembalian pajak secara legal.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengurangi penerimaan atau penghasilan kena pajak di tahun tersebut. Alhasil, investor akan dibebankan dengan tarif pajak yang lebih rendah dari yang seharusnya dibayarkan. Ketiga, setelah periode tahun pajak berganti, investor akan berupaya untuk kembali membeli sekuritas yang telah dijualnya di harga yang setara, atau bahkan lebih rendah agar tetap bisa mendulang keuntungan.
Aturan untuk Cegah Praktik Wash Sale
Guna mencegah penyalahgunaan dari kebijakan insentif pajak pada kerugian investasi, IRS atau Internal Revenue Service yang merupakan lembaga setara DJP Indonesia di Amerika Serikat menerapkan aturan terkait praktik wash sale.
Berdasarkan aturan yang berlaku, saat seorang investor melakukan pembelian sekuritas dalam waktu 30 hari menjelang maupun sesudah menjualnya, keuntungan atau kerugian yang diterimanya tak akan bisa dimasukkan pada perhitungan penghasilan. Hal tersebut bakal membatalkan pemberlakuan insentif pajak. Jadi, praktik wash sale yang dilakukan oleh investor untuk menghindari kewajiban membayar pajaknya tak akan memberlakukan pemberian insentif pajak.
Baca Juga: Apa Itu Pig Butchering Scam? Modus Penipuan yang Tengah Mengancam Investor Crypto
Contoh Praktik Wash Sale
Agar lebih mudah memahami tentang praktik wash sale, simak contohnya berikut ini.
Anggap saja ada seorang investor yang memperoleh keuntungan dari modal investasi sejumlah 15 ribu dolar dari menjual saham A. Karena berhasil mendapatkan tingkat keuntungan tersebut, investor termasuk pada golongan pajak atas dan diharuskan untuk membayar pajak keuntungan investasi sejumlah 20 persen. Dari tingkat keuntungan tersebut, artinya investor wajib membayar beban pajak sebesar 3 ribu dolar pada pihak pemerintah.
Di lain sisi, investor yang sama ini menjual rugi instrumen B dan mengalami kerugian sebesar 7 ribu dolar. Sehingga, jika dijumlahkan dengan keuntungan di instrumen investasi A, investor berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 8 ribu dolar.
Hal tersebut membuat kewajiban membayar pajak yang ditanggung oleh investor ini berubah menjadi sekitar 1.6 ribu dolar saja. Alasannya karena kerugian yang dialaminya ketika menjual sekuritas B menurunkan tingkat keuntungan dari investasi di saham A. Alhasil, beban pajak yang harus ditanggungnya juga akan berkurang.
Namun, apabila pihak investor tersebut kembali membeli saham B maupun saham yang sama persis dalam kurun waktu 30 hari pasca penjualannya, maka dari transaksi tersebut akan dianggap sebagai praktik wash sale. Sehingga, kerugian yang didapatkannya dari penjualan saham tersebut tak akan dimasukkan pada perhitungan pendapatan investor.
Sederhananya, investor tersebut telah terbukti melakukan praktik wash sale dan menjual rugi sekuritasnya dan membelinya kembali dalam kurun waktu 30 hari pasca atau sebelum penjualan. Hal ini bisa menghilangkan haknya untuk mendapatkan insentif pajak dan tetap diwajibkan untuk membayar tagihan pajak sesuai dengan nominal yang telah ditentukan sebelumnya.
Penerapan Wash Sale dengan Aturan IRS
Sebagai tambahan, pihak IRS tak menganggap jika surat berharga maupun saham pilihan yang diterbitkan oleh perusahaan setara atau sama dengan instrumen saham biasa. Meski begitu, terdapat kondisi tertentu di mana saham pilihan dapat dianggap sama persis dengan saham biasa.
Hal tersebut bisa terjadi apabila saham pilihan dapat diubah menjadi produk saham biasa tanpa ada batasan. Lalu, anggapan tersebut juga berlaku jika suatu produk saham mempunyai hak voting atau pengambilan suara yang sama dengan produk saham biasa serta diperjualbelikan dengan nilai mendekati rasio konversi.
Kabar baiknya, kerugian yang dialami ketika melakukan wash sale tak sepenuhnya hilang dan bisa tetap diakui. Kerugian dapat diterapkan pada dasar biaya sekuritas yang serupa dari pembelian produk yang terbaru.
Penambahan tersebut meningkatkan biaya dasar sekuritas yang dibeli investor, serta menurunkan ukuran pendapatan yang dapat dikenai beban pajak di waktu mendatang. Oleh karena itu, investor masih mendapatkan kredit dari penurunan keuntungan tersebut, meski diperolehnya di waktu yang lebih lama.
Di samping itu, periode investasi dari praktik wash sale akan ditambahkan pada periode investasi sekuritas yang kembali dibeli. Hal tersebut akan meningkatkan peluang investor memenuhi ketentuan 15 persen jumlah beban pajak keuntungan modal berjangka panjang.
Cermat Amati Transaksi Investasi agar Terhindar dari Dugaan Melakukan Praktik Wash Sale
Itulah penjelasan tentang apa itu praktik wash sale, cara kerja, aturan, dan juga contohnya. Walaupun umumnya dilakukan oleh investor agar bisa terhindar dari kewajiban membayar pajak dengan nominal lebih tinggi, bukan tidak mungkin praktik ini tidak sengaja dilakoni oleh investor. Oleh karena itu, upayakan untuk cermat mengamati transaksi investasi di kurun waktu wajib membayar pajak agar terhindar dari dugaan melakukan praktik wash sale ini yang bisa berakhir dengan sanksi pidana.
Baca Juga: Mengulik Tentang Apa Itu Blockchain Scalability, Permasalahan, dan Solusi untuk Atasinya