Memberi pengaruh krusial terhadap potensi kesuksesan ketika menanam modal, setiap investor tentu perlu berhati-hati ketika memilih instrumen investasi. Sebab, jika tidak sesuai dengan tujuan finansial dan strategi yang dipilih, instrumen investasi bisa membuat aktivitas menanam modal tak berjalan sesuai rencana. Bahkan, dalam kondisi ekstrem, salah menentukan instrumen investasi pilihan bisa memberi kerugian besar bagi investor dan menghabiskan modalnya.
Untuk menyiasati hal tersebut, biasanya investor mempunyai yang namanya kriteria investasi. Secara umum, yang dimaksud dengan kriteria investasi ini adalah aspek yang membantu investor menentukan instrumen investasi yang tepat untuk dipilih. Aspek di dalam kriteria investasi ini mencakup tingkat risiko, peluang keuntungan, dan lain sebagainya.
Karena perannya tersebut, setiap investor tentu perlu memahami lebih lanjut tentang apa itu kriteria investasi. Nah, jika kamu ingin mempelajarinya, simak penjelasan lengkap seputar kriteria investasi, termasuk pengertian, jenis, dan juga contohnya.
Pengertian Kriteria Investasi
Istilah kriteria investasi bisa diartikan sebagai alat ukur yang berguna untuk mengetahui hasil dari pendapatan serta biaya pengeluaran di sebuah instrumen. Secara sederhana, kriteria investasi adalah metode analisis agar bisa mengetahui tingkat keuntungan dan risiko ketika menanam modal.
Biasanya, biaya atau modal investasi yang harus dikeluarkan oleh investor ialah saat membeli sebuah instrumen. Secara umum, kriteria investasi adalah hal yang dibutuhkan oleh seorang investor agar bisa menganalisis peluang keuntungan dari instrumen investasi yang mungkin didapatkannya nanti. Sehingga, melalui analisis berdasarkan kriteria investasi tersebut, kamu bisa meminimalkan risiko ketika menanam modal dan mengoptimalkan peluang keuntungannya.
Dalam kata lain, kriteria investasi adalah hal yang sangat penting bagi investor agar mampu menentukan pilihan instrumen investasi yang tepat dan terbaik guna mencapai target finansialnya. Sebab, metode analisis ini terdiri dari beragam aspek dan komponen penting yang membantu investor dalam mempertimbangkan potensi suatu instrumen investasi. Hal tersebut mencakup pula risiko dan potensi keuntungan atau imbal hasil yang bisa didapatkannya.
Baca Juga: Biaya Investasi: Ketahui Ragam dan Cara Menghitungnya
Jenis Kriteria Investasi
Kriteria investasi adalah landasan agar mampu lebih baik dan optimal dalam menganalisis suatu instrumen investasi sebelum dipilih oleh investor. Dengan melakukan analisis berdasarkan kriteria tersebut, investor bisa memastikan apakah suatu instrumen investasi layak untuk dipilih atau tidak sesuai tujuan finansial dan strateginya.
Agar mampu melakukan analisis dengan lebih maksimal, kamu perlu memahami beragam jenis kriteria investasi, berikut di antaranya.
1. NPV atau Net Present Value
Net presents value atau NPV adalah salah satu jenis kriteria investasi dengan kegunaan mengetahui perbandingan dari nilai aset terkini dengan nilai aset di masa mendatang. Apabila melakukan analisis perhitungan investasi NPV, investor bisa mengetahui apakah sebuah instrumen bisa memberi keuntungan atau malah merugikan. Sehingga, mereka bisa mengimbangi potensi perubahan di masa mendatang.
Terkait perhitungan NPV bisa dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut.
NPV = FV : (1 + l) x n
|
Pada rumus tersebut, NPV adalah Net Present Value, dan FV adalah Future Value alias nilai aset waktu mendatang. Sementara l adalah nilai diskon, dan n adalah jangka waktu dari investasi.
Hasil dari analisis NPV ini menunjukkan kondisi instrumen yang baik atau layak dipilih oleh investor ketika nilainya di atas 0. Sebaliknya, jika angkanya negatif, maka instrumen investasi yang dianalisis dengan metode ini tak seharusnya dipilih. Umumnya, kriteria NPV digunakan untuk mengetahui potensi imbal hasil sebuah proyek maupun menghitung besaran modalnya.
2. IRR atau Internal Rate Return
Jenis selanjutnya ada IRR atau internal rate returns, yaitu metode pengukuran yang digunakan dalam menganalisis keuntungan maupun mengetahui tingkat kemampuan perusahaan untuk mengembalikan bunga pinjamannya. Di perhitungan IRR pasti memasukkan NPV, sehingga rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.
IRR = l1 + NPV1/NPV1 + NPV2 (l1-l2( |
Pada rumus tersebut, yang dimaksud l1 adalah suku bunga yang memiliki hasil NPV positif, sementara l2 adalah suku bunga yang memiliki hasil NPV negatif. Sedangkan NPV1 adalah NPV positif, dan NPV2 adalah NPV negatif.
Situasi IRR yang positif serta layak untuk dipilih adalah saat nilainya lebih tinggi ketimbang tingkat diskonto. Jika nilainya semakin rendah, artinya kriterianya cenderung akan ditolak.
3. Net B/C atau Rasio Net Benefit Costs
Net B/C adalah alat ukur dengan kegunaan untuk mengetahui perkiraan keuntungan dari semua total pengeluaran. Jika angka B/C pada jenis kriteria ini setara dengan 1, artinya besaran pendapatan dan biaya pengeluaran bernilai sama. Tapi, jika nilai dari B/C di bawah 1, artinya prospek imbal hasil yang diperoleh lebih kecil ketimbang biaya pengeluaran dari investasi.
Pun sebaliknya, saat nilai dan B/C di atas 1, maka prospek imbal hasil lebih tinggi dan membuat instrumen investasi lebih layak untuk dipilih. Untuk rumus dari rasio net B/C sendiri adalah sebagai berikut.
Rasio net B/C = PV manfaat : PV Biaya |
4. Payback Period
Berikutnya ada kriteria payback period yang digunakan untuk mengetahui durasi yang diperlukan agar modal investasi bisa dikembalikan atau meraih titik impas. Pada konteks tersebut, semakin cepat waktu dari rasio payback, artinya pengembalian modal akan menjadi lebih cepat. Rumus untuk menghitung rasio payback adalah:
Nilai Investasi / Uang Kas Masuk Net) x Setahun = Payback Period |
5. ARR atau Accounting Rates of Return
Selanjutnya ada ARR yang menjadi kriteria untuk mengetahui informasi prospek kinerja dari investasi sekaligus rasio rerata keuntungan bersih perusahaan. Rumus perhitungan ARR sendiri adalah:
ARR = (Rerata Laba Net / Rerata Investasi) x 100 persen
|
Untuk kriteria penilaiannya, jika nilai ARR melebihi 0 persen, artinya instrumen yang bersangkutan layak dipilih. Sebaliknya, saat nilainya di bawah 0 persen, artinya instrumen tersebut tak layak dipilih.
6. PI atau Profitability Index
Jenis kriteria investasi yang terakhir adalah PI atau profitability index yang berguna untuk mengetahui perbandingan tingkat arus kas dan nilai investasi. Kriteria investasi ini dianggap baik jika nilainya lebih dari 1, dan sebaliknya, jika di bawah 1 mengindikasikan instrumen investasi tak layak untuk dipilih.
Perhitungan nilai PI bisa dilakukan dengan menggunakan rumus:
Nilai arus kas net / nilai investasi = PI
|
Baca Juga: Mengenal Investasi Keynes, Teori dan Faktor-Faktornya
Contoh Analisis Kelayakan Instrumen sesuai Kriteria Investasi
Agar lebih memahami tentang penggunaan kriteria investasi ketika menganalisis kelayakan instrumen investasi, kamu bisa mencermati contohnya berikut ini.
1. Perhitungan Analisis PI
Anggap saja kamu adalah investor yang hendak melakukan analisis agar mengetahui perbandingan tingkat dari arus kas dan nilai investasi di sebuah perusahaan. Perusahaan tersebut memiliki arus kas net atau bersih sejumlah 90 juta selama setahun. Sedangkan nilai investasinya sebesar 50 juta.
Berdasarkan informasi tersebut, maka analisis kelayakannya berdasarkan kriteria investasi profitability index menjadi sebagai berikut.
Nilai Arus Kas Net / Nilai Investasi = PI
90 juta / 50 juta = 1,8
Jadi, nilai PI dari analisis kelayakan investasi perusahaan tersebut adalah 1,8, yang mana di atas 1. Sehingga, bisa disimpulkan jika perusahaan tersebut layak untuk diberi modal sebab menunjukkan hasil kelayakan yang positif.
2. Perhitungan Analisis dari Payback Period
Contoh lainnya, sebuah perusahaan ingin menanam modal atau investasi dengan jumlah modal sebesar 400 juta. Menurut perkiraan, waktu pengembalian dari aktivitas menanam modal tersebut adalah selama 2 tahun. Di sisi lain, arus kas atau cash flow yang muncul di perusahaan adalah sebesar 200 juta.
Dari informasi tersebut, berapa lama payback period atas modal investasi yang diberikan?
Payback Period = (Nominal Investasi / Kas Masuk Net) x Satu Tahun
= (400 juta / 200 juta) x 1 tahun
= 2 tahun
Mengacu dari hasil analisis tersebut, bisa disimpulkan jika perusahaan ini mempunyai kelayakan untuk investasi karena diperkirakan waktu pengembalian sesuai perhitungan payback period.
Jadikan Hasil Analisis Kriteria Investasi Sebagai Pertimbangan Memilih Instrumen Terbaik
Intinya, kriteria investasi adalah hal yang sangat penting dipahami oleh investor dalam menentukan pilihan instrumen investasi yang terbaik. Hasil dari analisis tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan apakah sebuah instrumen investasi layak untuk dipilih atau tidak oleh investor. Jadi, risiko mengambil keputusan investasi yang salah bisa diminimalkan, sekaligus memaksimalkan peluang mendapat instrumen investasi yang terbaik.
Baca Juga: Mengenal Analisis Kelayakan Investasi, Begini Caranya!