Jumat 28 Jul 2023 00:00 WIB

Mengenal BEP-20, Standar Token Crypto yang Terdapat di Jaringan Blockchain Binance Smart Chain

Ingin tahu selengkapnya mengenai jenis token BEP-20? simak penjelasan pengertiannya, karakteristik dan contoh proyek dengan standar token tersebut berikut ini.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Sebagai salah satu jenis aset digital yang berkembang dengan begitu pesat, ada banyak hal seputar mata uang kripto atau cryptocurrency yang penting dipahami. Terutama bagi kamu yang sudah terjun ke industri tersebut dan mulai menanam modal, memahami beragam istilah penting seputarnya menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. 

Salah satu contoh istilah penting dalam kancah mata uang crypto adalah BEP-20. Pada dasarnya, istilah ini mengacu pada standar dalam penciptaan token crypto yang biasa digunakan dan kompatibel dengan jenis token ERC-20. Standar ini berlaku agar token yang diciptakan pembuatnya berlaku pada jaringan blockchain BSC atau Binance Smart Chain. 

Bisa dibilang, token jenis BEP-20 ini merupakan turunan dari standar yang ada pada token ERC-20, termasuk kode fungsinya yang merupakan hasil modifikasi dari jenis token tersebut. Menjadi salah satu standar token penting pada dunia crypto, memahami tentang apa itu BEP-20 tentu menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan. 

Nah, jika kamu ingin tahu selengkapnya mengenai jenis token ini, simak penjelasan tentang pengertian BEP-20, termasuk karakteristik dan contoh proyek dengan standar token tersebut berikut ini. 

 

Definisi BEP-20

SONM

Jadi, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan BEP-20? Seperti yang telah dibahas sedikit sebelumnya, BEP-20 merupakan standar dari token yang mana kompatibel dengan jenis token ERC-20. Hal ini dikarenakan jenis standar token ini adalah turunan dari ERC-20, dan pembuatan kode fungsinya berasal dari modifikasi standar ERC-20. 

Pengertian BEP-20 lainnya adalah standar koin atau token crypto yang memungkinkan siapa pun untuk menciptakan aset digital maupun token pada blockchain BSC atau Binance Smart Chain. Jenis standar pembuatan token tersebut diciptakan dengan tujuan agar bisa membuat patokan yang kompatibel dengan jenis token ERC-20 dari Ethereum. 

Standar BEP-20 berisikan protokol mengenai bagaimana token atau koin crypto bisa dibelanjakan. Selain itu, protokol tersebut juga menjelaskan tentang siapa saja yang bisa membelanjakan token yang diciptakan dengan standar ini, termasuk aturan dasar terkait penggunaannya. 

Sebagai standar pembuatan token yang kode fungsinya diperoleh melalui modifikasi dari standarisasi ERC-20, apa saja hal yang diubah pada standar token BEP-20? Pada dasarnya, modifikasi kode fungsi BEP-20 dari standar ERC-20 dilakukan guna meningkatkan kapabilitas dari protokolnya, dan juga sekaligus mengoptimalkan biaya transaksi dan kecepatannya. 

Secara umum, pembuatan dari token BEP-20 dilakukan dengan tujuan untuk menawarkan format atau bentuk protokol yang lebih fleksibel. Alhasil, banyak developer atau pengembang bisa membuat dan meluncurkan tokennya sendiri sesuai tujuan serta keinginannya. Token tersebut juga bisa mewakili apapun, termasuk saham pada bisnis, sampai mata uang fiat seperti dolar dengan bentuk stablecoin.

Jadi, bisa dipahami jika tujuan dari standar BEP-20 ialah untuk memberikan format atau bentuk pembuatan koin crypto yang fleksibel untuk para pengembang. Hal tersebut membuat para developer mampu merilis berbagai jenis token pada jaringan BSC. Terkait transfer dari koin BEP-20 sendiri ditenagai oleh BNB atau Binance Coin, yakni mata uang crypto asli atau native yang dimiliki oleh jaringan Binance.  

Jaringan Binance sendiri meluncurkan BEP-20 dan juga Smart Chain guna menyediakan opsi platform alternatif yang memiliki kecepatan tinggi serta beban biaya yang lebih rendah bagi pasar DeFi atau decentralized finance. Sehingga, perkembangan dari pasar DeFi yang begitu pesat tersebut mampu berjalan dengan lancar dan menyediakan beragam jenis DApps atau decentralized applications.  

Baca Juga: Perbedaan Forex dan Cryptocurrency, Biar Gak Salah Investasi!

Karakteristik Token dengan Standar BEP-20

Menjadi suatu standar atau cetak biru dari penciptaan token atau koin crypto, BEP-20 mempunyai sejumlah parameter atau karakteristik tersendiri. Dalam kata lain, beragam jenis token yang dibuat atau diciptakan dengan menggunakan standar ini mempunyai fungsi dan ciri yang khas. 

Berikut adalah beragam karakteristik dari token yang menggunakan standar BEP-20. 

1. Blacklist

Parameter atau karakteristik pertama yang umumnya dimiliki oleh token dengan standarisasi BEP-20 adalah blacklist. Maksud dari parameter blacklist ini adalah pada token tersebut bisa dibuat suatu “daftar hitam” atau daftar alamat-alamat yang aktif pada jaringan BEP-20 di mana terlihat atau dianggap melakukan aktivitas yang mencurigakan. Sehingga, dengan adanya karakteristik blacklist ini, token dengan standarisasi BEP-20 tak dapat dikirim pada alamat atau tujuan tertentu. 

2. Bisa Melakukan Aktivitas Minting

Parameter selanjutnya pada token dengan standar ini adalah Can Mint atau bisa terus dibuat dan bertambah sesuai dengan ketentuan atau kondisi tertentu. Karakteristik ini merupakan patokan yang mengontrol pertumbuhan dari jumlah token dengan standar tersebut, di mana suplai dari koin jenis BEP-20 dapat terus bertambah asalkan token tersebut telah mencapai atau meraih spesifikasi tertentu yang berlaku pada jaringan BSC atau Binance Smart Chain.

3. Bisa Melakukan Aktivitas Burning

Selain itu, ada pula parameter atau karakteristik Can Burn, yaitu pelengkap dari karakteristik Can Mint. Apabila karakteristik Can Mint memungkinkan proses penambahan suplai token jenis BEP-20, karakteristik Can Burn ini mengacu pada pengurangan atau penurunan suplai beredar dari jenis token tersebut. Hal tersebut bisa terjadi melalui suatu mekanisme burning atau pembakaran token yang dilakukan dengan tujuan atau pada kondisi tertentu. 

4. Menawarkan Fitur Penangguhan atau Pause

Karakteristik yang terakhir dari token dengan standar BEP-20 adalah Can Pause. Secara umum, karakteristik ini terbilang berguna dan inovatif, di mana pengguna token jenis ini mampu menangguhkan secara sementara operasionalnya ketika terjadi suatu masalah teknis atau risiko serangan siber tertentu pada jaringannya. Sehingga, dampak buruk terkait operasional token bisa dielakkan melalui fitur Can Pause atau penangguhan sementara ini. 

Baca Juga:  Perbedaan Token dan Coin dalam Dunia Cryptocurrency

Contoh Proyek Crypto dengan Standar BEP-20

contoh proyek crypto dengan BEP-20

Untuk sekarang, jaringan dari BNB Smart Chain menjadi pilihan utama dari kebanyakan pengembang atau developer dalam membuat aplikasi terdesentralisasi atau DApps. Pada jaringan tersebut, para pengembang umumnya bakal mengikuti standar BEP-20 dalam membuat token miliknya sendiri. 

Tentunya, hingga saat ini, ada cukup banyak contoh proyek crypto yang menggunakan token dengan standar BEP-20. Apa saja?

1. Autofarm

Contoh proyek mata uang crypto pertama yang menjadikan BEP-20 sebagai standar atau acuan pembuatannya adalah Autofarm. Bagi yang belum tahu, Autofarm merupakan platform agregator yield, dan juga sekaligus menjadi sarana pertukaran atau exchange yang terdesentralisasi. 

Pada platform ini, para penggunanya dapat mengajukan agunan atau jaminan agar bisa mendapatkan likuiditas. Tentunya, jenis likuiditas yang diberikan oleh platform ini berupa aset crypto. 

2. PancakeSwap

Contoh lainnya dari proyek crypto yang menggunakan BEP-20 sebagai standar pembuatan tokennya adalah PancakeSwap. Proyek ini merupakan salah satu yang mampu mendulang kesuksesan besar sebagai platform exchange atau pertukaran terdesentralisasi yang menggunakan teknologi AMM alias Automated Market Maker. 

Keberhasilan yang diraih oleh proyek ini berasal dari beragam fungsi dan manfaat yang disediakannya pada para pengguna mata uang crypto dalam melakukan aktivitas tukar menukar koin pada jaringan BSC. Selain itu, PancakeSwap juga menjadi platform yang menawarkan layanan konversi token dari sebuah jaringan lain agar bisa menjadi bentuk BEP-20. 

3. Beragam Jenis Protokol Pasar Uang 

Selain Autofarm dan PancakeSwap, terdapat sejumlah protokol pasar uang yang menggunakan token dengan standar BEP-20 pada jaringan BSC atau BNB Smart Chain. Salah satu contoh protokol pasar uang dengan standar token BEP-20 yang layak untuk diketahui adalah Venus.

Secara umum, Venus merupakan protokol yang menawarkan layanan pinjam meminjam decentralized atau terdesentralisasi. Protokol pasar uang ini mempunyai 2 jenis token dengan standar BEP-20. Kedua jenis token pada protokol Venus tersebut adalah koin tata kelola dan juga stablecoin

Jadi Standar Pembuatan Token Crypto Populer, BEP-20 Penting Dipahami Pemain Crypto

Sebagai standar pembuatan token crypto yang populer digunakan, memahami tentang apa itu BEP-20 merupakan hal yang penting bagi para pemain aset digital tersebut. Disediakan oleh jaringan BSC atau Binance Smart Chain, standarisasi pembuatan token ini bertujuan untuk menyediakan format token crypto fleksibel sesuai dengan kebutuhan para pengembang. Sehingga, para pengembang tersebut mampu meluncurkan berbagai jenis token dengan kegunaan dan fungsi tertentu pada jaringan Binance Smart Chain.

Baca Juga: Bukan Sekadar Slogan, Ini Pengertian To The Moon Sebagai Istilah di Dunia Cryptocurrency

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement