Memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan serta tujuan memang gampang-gampang sulit. Meski bisa dianalisis dan dipertimbangkan, tapi ada banyak aspek yang harus diperhatikan agar bisa mengetahui produk atau aset apa yang terbaik untuk dijadikan pilihan investasi.
Di antara banyaknya hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis sebuah instrumen investasi, annual turnover menjadi salah satu yang tak boleh dilewatkan. Komponen ini mampu memberi tahu investor terkait proyeksi perputaran aset dari suatu instrumen investasi di waktu mendatang. Sehingga, memahami annual turnover atau perputaran tahunan bisa membantumu mengetahui apakah kinerja sebuah aset optimal atau tidak.
Nah, untuk mengetahui tentang apa itu annual turnover, termasuk cara menghitung dan penggunaannya saat investasi, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Annual Turnover
Annual turnover atau dalam bahasa Indonesia disebut perputaran tahunan adalah persentase di mana sesuatu hal yang mengubah kepemilikan sebuah aset dalam jangka waktu satu tahun. Konsep ini biasa ditemui dalam dunia investasi dan bisnis, di mana tingkat perputaran tersebut mengacu pada perubahan dari inventaris, utang, piutang, dan juga aset setiap tahunnya.
Pada konteks investasi, konsep ini bisa ditemui pada produk ETF atau exchange traded fund atau reksa dana di mana tingkat perputarannya menggantikan pemilik investasi setiap tahun. Di samping itu, ada pula perputaran portofolio yang menjadi perbandingan dari asset under management atau AUM dengan arus kas masuk, arus kas keluar, dan simpanan dananya.
Manfaat Memahami Annual Turnover
Sebagai salah satu komponen yang biasa dicermati oleh investor dalam menganalisis aset atau instrumen investasi, tentu ada banyak manfaat dari memahami annual turnover. Salah satunya adalah komponen ini mampu menunjukkan seaktif apa dana mempengaruhi posisi dasar kepemilikannya.
Misalnya, ada beberapa jenis reksa dana yang tergolong memiliki perputaran aset lebih pasif dan membuat holding turnover di dalamnya lebih rendah. Hal ini bisa kamu temui pada produk reksa dana indeks yang memiliki tingkat perputaran aset yang lebih kecil karena hanya perlu menyesuaikan alokasi portofolio investasinya dengan indeks acuan.
Di samping itu, alasan annual turnover penting untuk dipelajari oleh investor adalah aspek ini sering kali dijadikan dasar perkiraan di masa depan terkait perputaran investasi sebuah produk. Caranya dengan melihat perputaran aset dalam periode sebulan dan mengalikannya sesuai jangka waktu yang dibutuhkan, misalnya 12 bulan atau 1 tahun.
Walaupun begitu, tingkat perputaran yang tinggi dengan sendirinya tak bisa menjadi indikasi pasti tentang kualitas atau performa sebuah instrumen investasi atau reksa dana. Agar bisa mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat dan tepat, kamu perlu mengombinasikan hasil perhitungan annual turnover ini dengan komponen lain dan menganalisisnya.
Cara Hitung Annual Turnover
Untuk menghitung rasio perputaran portofolio pada produk reksa dana tertentu, pertama-tama kamu perlu mengetahui total nilai aset yang dibeli atau dijual di tahun yang ditentukan. Pilih antara aset dibeli atau aset dijual dengan nilai terbesar, lalu bagi nilai tersebut dengan rerata aset yang tersimpan pada produk reksa dana di tahun yang sama.
Dalam rumus, berikut adalah cara menghitung perputaran portofolio reksa dana.
Portfolio Turnover = (Maksimal dana yang dibeli atau dijual) / Rerata nilai aset
Sebagai contoh, sebuah produk reksa dana memiliki modal yang tersimpan pada AUM sejumlah 100 juta, dan 75 juta dari jumlah aset ini dilikuidasi di waktu tertentu selama periode yang ditentukan. Dari contoh tersebut, maka perhitungan portfolio turnover akan menjadi sebagai berikut.
75 juta / 100 juta = 0,75
Tapi, perlu digaris bawahi jika dana yang sepenuhnya diputar hingga 100 persen setiap tahun tak serta merta melikuidasi seluruh posisi asetnya sejak awal tahun. Melainkan, complete turnover atau perputaran penuh pada portofolio investasi mengacu pada aktivitas trading masuk dan keluar yang sering dilakukan.
Selain itu, penjualan sekuritas juga pasti setara dengan jumlah AUM di tahun yang ditentukan. Menggunakan rumus yang sama, tingkat turnover juga dihitung menggunakan jumlah sekuritas yang dibeli pada periode perhitungan. Jadi, dalam konteks investasi, annual turnover bisa digunakan investor untuk memahami aktivitas perdagangan sebuah portofolio investasi atau reksa dana selama kurun waktu tertentu.
Peran Annual Turnover pada Investasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, annual turnover kerap digunakan sebagai gambaran aktivitas perputaran investasi berdasarkan data bulanan, mingguan, atau harian. Misalnya, sebuah produk ETF memiliki tingkat perputaran sebesar 5 persen di bulan Oktober. Berdasarkan informasi tersebut, investor bisa memperkirakan annual turnover di tahun selanjutnya dengan mengalikan perputaran bulan Oktober tersebut 12 kali dan menjadi 60 persen.
Tentunya, perputaran aset ini memberi pengaruh signifikan pada potensi pertumbuhan sebuah portofolio atau reksa dana. Melalui strategi dan seleksi saham yang tepat, performa investasi yang dilakukan oleh Manajer Investasi bukan tidak mungkin akan melampaui kinerja indeks yang menjadi tolok ukur portofolionya.
Tapi, aktivitas trading secara aktif ini membutuhkan analisis dan transaksi yang lebih banyak dan berpotensi meningkatkan perputaran tahunannya. Jika salah mengambil langkah atau keputusan, hal ini berisiko membuat expense investasi membengkak tanpa menambah potensi keuntungan yang didapatkan.
Oleh karena itu, hingga saat ini masih ada perdebatan terkait lebih baik melakukan aktivitas manajemen investasi secara aktif atau pasif. Namun, terlepas dari besar atau kecilnya tingkat annual turnover dari sebuah instrumen investasi atau reksa dana, hal tersebut tak bisa serta merta bisa dijadikan acuan untuk mengetahui kualitas dan performanya.
Penggunaan Annual Turnover pada Bisnis
Beralih ke konteks bisnis, ada banyak metrik annual turnover yang bisa digunakan untuk memahami seberapa bagus kinerja bisnis setiap tahunnya. Perputaran inventaris mampu menghitung kecepatan perusahaan dalam menjual produk dan membandingkannya dengan rerata industri.
Tingkat perputaran yang rendah menggambarkan tingkat penjualan yang lemah dan berisiko memicu kelebihan stok alias overstocking. Kondisi ini juga mengindikasikan masalah dengan kualitas produk atau aktivitas marketing.
Di sisi lain, tingginya rasio annual turnover menunjukkan kualitas penjualan yang kuat, atau masalah inventaris yang tak cukup baik. Jika yang terjadi adalah kendala inventaris, pebisnis tentu perlu segera mencarikan solusi agar performa bisnis tak terganggu.
Meski begitu, ada kalanya tingkat perputaran inventaris rendah mengindikasikan hal positif. Misalnya saat diyakini akan ada kenaikan harga di waktu dekat, pebisnis memutuskan untuk menahan inventarisnya. Dengan begitu, pengusaha bisa memaksimalkan penjualan dan keuntungan saat kenaikan harga benar terjadi.
Ketahui Efisiensi Manajemen Investasi dengan Melihat Annual Turnover Asetnya
Itulah penjelasan tentang annual turnover yang kerap dijadikan sebagai proyeksi perputaran aset di masa depan berdasarkan data perputaran bulanan atau periode waktu yang lebih singkat. Meski bukan indikasi yang mampu memastikan kualitas atau performa sebuah aset, tapi memahami annual turnover penting dipahami investor untuk mengetahui efisiensi dan kinerja manajemen investasinya. Jadi, analisis dan evaluasi lanjutan bisa dilakukan untuk memaksimalkan aktivitas investasi dan mampu meningkatkan potensi keuntungannya.