YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta pada Rabu (13/7) merayakan miladnya yang ke 31. Sebuah rentang usia muda yang masih menyimpan spirit besar untuk mengawal kemajuan peradaban bangsa di masa depan. Resepsi milad Unisa ini diselenggarakan di Hall Gedung Siti Bariyah Unisa Yogyakarta. Adapun tema yang diusung pada milad kali ini adalah “Transformasi Menuju Relevansi”.
Turut hadir Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Agung Danarto, MAg. Dalam memberikan keynote speech, Agung mengatakan bahwa rasa bangga terpancar dari sanubari jiwanya. Rasa bangganya itu bersumbu pada kiprah mengelola yang dalam waktu belia dapat memiliki keadaan aset, mahasiswa, gedung-gedung, dan lain sebagainya.
“Alhamdulillah, tentu satu kebanggan bagi kita semua Unisa di usianya yang ke 31 telah hadir dengan institusi yang besar dan Insyaallah akan semakin besar. Memang usianya 31 tapi itu hitungnya dari AKPER (Akaedemi Keperawatan). Kalau dari Unisanya sendiri umurnya baru 6 tahun. Sehingga dengan usia 6 tahun dengan fasilitas dan institusi yang seperti ini sudah amazing, sudah luar biasa perkembangan dari Unisa ini,” kata Agung.
Menurut Agung, Unisa Yogyakarta merupakan program dari ‘Aisyiyah yang termasuk bagian dari program pembuktian. Pembuktian dalam berkiprah, yakni perempuan tidak akan kalah dengan kaum laki-laki. Karenanya, Agung berharap agar pimpinan Unisa Yogyakarta terus bergerak maju dalam mengemban amanah besar ini.
Dalam acara milad tersebut, Agung turut memberikan secercah wejangan sarat makna. Yakni dibutuhkan penguatan ideologi dan pengembangan karakter Islam berkemajuan. Unisa Yogyakarta dibangun di atas landasan Islam berkemajuan. Paham keagamaan yang tidak berkelindan dengan Islam berkemajuan, maka tidak akan kompatibel. “Karenanya pembangunan komitmen atau penguatan komitmen keberagamaan seperti paham Islam Muhammadiyah itu perlu dituntaskan di sini,” ujarnya.
Kedua, kompetitif, fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Merupakan sebuah semboyan untuk terus kompetitif dalam berlomba-lomba tampil menjadi yang terbaik.
Ketiga, profesional. Profesional akan bertemu tali simpul pada tiga komitmen, yakni komitmen waktu, komitmen kapabilitas (skill), dan pengkhidmatan. “Di dalam mengembangkan Unisa, tiga aspek ini juga tentu sesuatu hal menjadi sangat penting,” katanya.
Keempat, pembelajar abadi. Al-Quran menerangkan kemampuan belajar lebih diutamakan jauh lebih awal dari perintah salat. Karena perintah salat terjadi pada tahun ke 9 hijriah tatkala Israk Mikraj. Kemudian perintah puasa jauh lebih belakang yakni tahun ke 3 hijriah. Perintah zakat dan haji juga berbeda lagi.
“Perintah untuk menjadi pembelajar ini adalah mesti menjadi karakter orang Islam. Dan inilah kemudian mampu mengangkat budaya unggul umat Islam yang kemudian mampu menjadi adidaya (penguasa) peradaban dunia lebih dari lima abad,” pungkasnya.
Lebih lanjut, dalam konteks pengelolaan sumber daya manusia di kampus, Agung mengingatkan jua untuk terus berkembang menjadi tempat basis riset. Penguatan riset menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Kehadiran laboratorium di kampus-kampus tidak hanya saja sekadar diperuntukkan bagi mahasiswanya, tetapi pada saat yang sama diperuntukkan bagi para dosen-dosen. Karena buah dari keunggulan itu dilihat dari seberapa besar jumlah riset-riset yang dihasilkan.
“Laboratorium-laboratorium yang kita kembangkan itu tidak cukup hanya laboratorium untuk pendidikan para mahasiswa. Tapi laboratorium bagi dosen-dosennya. Dan nanti pusat-pusat keunggulan itu bukan dilihat berapa jumlah mahasiswanya, tetapi dilihat dari berapa riset yang dihasilkan dari perguruan tersebut,” tukasnya.
Agung berharap pada momentum milad Unisa Yogyakarta ke 31 ini, agar ke depan makin maju dan berkembang. Dan juga diharapkan mampu menjadi lokomotif bagi perguruan tinggi ‘Aisyiyah yang lainnya.
“Mudah-mudahan Unisa Yogyakarta makin maju dan berkembang . ini diharapkan menjadi lokomotif bagi kemajuan perguran tinggi-perguruan tinggi ‘Aisyiyah yang lainnya. Termasuk juga menjadi lokomotif bagi kemajuan ‘Aisyiyah perempuan berkemajuan,” tutupnya. (Cris)
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Hari sarat makna dan kegembiraan bagi segenap keluarga besar dan civitas Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. Menginjak tahun 2022 ini, usia Unisa telah memasuki ke 31 tahun. Sebuah usia yang masih belia yang mampu melahirkan bibit-bibit generasi pembawa suluh perubahan peradaban di masa depan. Adapun puncak perayaan miladnya dilaksanakan pada pagi hari ini (13/7) di Hall Gedung Siti Bariyah UNISA Yogyakarta.
Dalam acara tersebut, turut dihadiri secara langsung oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Agung Danarto, MAg, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dr Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM., MSi, Bupati Sleman, Dra Hj Kustini Sri Purnomo, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta, Prof drh Aris Junaidi, PhD, Rektor Unisa, Warsiti SKp M Kep Sp Mat, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DIY, Rektor Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sleman, Gamping, dan seluruh dosen, tenaga pendidikan, serta mahasiswa-mahasiswa Unisa.
Dalam menyampaikan secercah sambutannya, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aiyisyah, Noordjannah mengatakan bahwa segenap civitas Unisa Yogyakarta agar senantiasa meningkatkan mutu kampus dengan modal tenaga, pikiran, dan kebersamaan menuju kampus makin maju.
“Kami tahu persis bagaimana ikhtiar dari rektor dengan seluruh jajaran untuk terus meningkatkan (berjihad) dengan seluruh tenaga, pikiran, dan kebersamaan dari seluruh jajaran untuk terus meningkatkan kemajuan-kemajuan agar supaya Unisa menjadi kampus yang semakin maju dan maju. Dan terus memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat dalam konteks mencerdaskan kehidupan bangsa dan tentu bagi kepentingan dakwah ‘Aisyiyah-Muhammadiyah,” katanya.
Unisa diharapkan terus beraklimatisasi diri dalam menyongsong kemajuan di masa depan. Tantangan demi tantangan makin berat dan terjal, sehingga membuat semua orang harus selalu bersiap dalam menghadapinya. Untuk itu, Unisa harus berjuang keras sampai membuahkan hasil maksimal sesuai cita-cita besarnya menjadi kampus yang unggul dan berkemajuan.
“Jadi, refleksi milad ini merupakan sebuah refleksi bagaimana kita harus berjuang keras karena kalau kemudian Unisa maju tidak saja sekadar mencerminkan sebuah universitas perempuan di Yogyakarta, tetapi kemajuan Unisa adalah kemajuan perempuan-perempuan muslim Indonesia dan menuju pada kemajuan perempuan-perempuan muslim secara dunia,” terangnya.
Noordjannah turut menggentus dan mendorong Unisa untuk berkompetisi positif, baik, dan profesional dengan meneguhkan spirit jihad. “Hal ini karena tradisi di persyarikatan ‘Aisyiyah-Muhammadiyah yang muncul dan harus terus dirawat dan dihidupkan adalah semangat berjihad, semangat kemandirian, dan semangat untuk terus maju atas dasar pikiran, daya, upaya yang kita kerahkan secara bersama-sama dengan cara kita tetap berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam,” pungkasnya.
Kemudian, Noor menerangkan bahwa Unisa lewat tema “Transformasi Menuju Relevansi” makin mendorong lahirnya perubahan yang adaptif dengan kepentingan-kepentingan kehidupan keumatan, kemanusiaan universal yang tentu mengikuti aliran perkembangan iptek menjadi ikhtiar dan niat yang kuat sehingga bisa digerakkan bersama.
“Kami mengajak ibu rektor dengan seluruh civitas kita harus mampu menguatkan tekad dari diri masing-masing civitas Unisa ini untuk bertekad untuk maju. Laporan dari ibu rektor menunjukkan ikhtiar yang sudah dilakukan, tapi belum cukup sampai disitu. Kita kalau sudah meraih prestasi maka kita harus meraih, meraih, meraih supaya kita betul-betul memberikan manfaat bagi kehidupan umat dan bangsa,” serunya.
Menurut Noordjannah, bangsa ini memerlukan perempuan yang maju. Paradigma dari perempuan maju itu adalah perempuan dari civitas dan amal-amal usaha ‘Aisyiyah. Dalam ruang lingkup kehidupan ‘Aisyiyah, terbersit secercah pesan untuk memberdayakan kaum perempuan.
“Alhamdulillah cara pandang keislaman berkemajuan Muhammadiyah memberikan kesempatan atas dasar keyakinan nilai-nilai ajaran untuk perempuan maju. Perempuan sama dengan laki-laki untuk meraih kemajuan demi kemaslahatan dan kepentingan Islam. Tentu hal ini tidak mudah untuk dicapai karena dibanyak tempat masih menempatkan perempuan tidak sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, warnailah kehidupan perempuan Indonesia, kehidupan perempuan muslim melalui Unisa Yogyakarta. Ini yang kami harapkan,” ujarnya. (Cris)
PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Proses pembuatan skripsi seringkali menjadi momok menakutkan di kalangan mahasiswa. Namun, seiring berkembangnya dunia pendidikan dan dicanangkannya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), terdapat kemudahan bagi mahasiswa untuk merekognisi suatu kegiatan menjadi mata kuliah maupun tugas akhir.
Agar tidak menghambat mahasiswa dalam menyelesaikan kuliah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengambil kebijakan dalam hak tugas akhir. Para mahasiswa S-1 yang sebelumnya diwajibkan menyusun skripsi sebagai tugas akhir, bisa mengganti tugas tersebut dengan dengan membuat karya teknologi, karya ilmiah atau karya sastra.
“Bahwa salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di UMP, mahasiswa diwajibkan menulis tugas akhir sesuai dengan kaidah keilmuan dan kaidah bahasa Indonesia di bawah pengawasan atau pengarahan dosen pembimbing,” jelas Rektor UMP Dr Jebul Suroso, Kamis (14/7/2022).
Rektor mengatakan, dalam rangka memberikan tuntunan dan kelancaran bagi mahasiswa UMP dalam penulisan tugas akhir non skripsi, perlu ditetapkan Ketentuan Tugas Akhir Non Skripsi UMP.
“Bahwa untuk itu, perlu ditetapkan dengan Keputusan Rektor NOMOR A12.11/166 -S.Kep./UMP/IV/2020 menetapkan keputusan rektor UMP tentang ketentuan tugas akhir non skripsi,” katanya.
Dijelaskan, tugas Akhir Non Skripsi dalam bentuk artikel hasil penelitian, dengan ketentuan yakni, disusun bersama dengan dosen pembimbing, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Resmi Internasional, serta sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
Telah dicek plagiarisme yang dikeluarkan oleh Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP) UMP, dengan batas kemiripan maksimal 30%. Dipublikasikan di Jurnal Nasional ber-ISSN, atau jurnal internasional, dan berstatus minimal diterima/accepted.
Selain artikel hasil penelitian, lanjut Rektor, tugas akhir mahasiswa non skripsi diantaranya karya teknologi yang mendapat pengakuan hak kekayaan intelektual (HKI). Karya sastra yang dipublikasian pada penerbit bereputasi tingkat nasional. Artikel ilmiah hasil penelitian yang dimuat di salah satu bab dalam buku kompilasi hasil penelitian/ book chapter.
“Artikel ilmiah yang berhasil menjadi juara pada perlombaan yang diadakan oleh Lembaga resmi minimal di tingkat provinsi, termasuk di dalamnya adalah PKM dikti.Ketentuan penyusunan karya mahasiswa disusun bersama dengan dosen pembimbing dan sesuai dengan kaidah ilmiah,” pungkasnya. (tgr)
CARUBAN, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sambangi Caruban dan berbagi keceriaan melalui kegiatan Mobil Kamis Membaca (KaCa) pada Rabu (13/7) lalu. Tidak hanya menyediakan bacaan dan mengajak anak-anak bermain games, UMM juga menyediakan pengobatan gratis, konsultasi kesehatan dan sunat massal bagi warga Caruban hasil kerjasama dengan Rumah Sakit Umum (RSU) UMM.
Salah satu tim Mobil KaCa UMM Maharina Novi, M.Ikom. mengatakan bahwa acara ini memang menjadi agenda rutin Kampus Putih. Sebelumnya, mereka juga menyambangi berbagai kota dan kabupaten seperti Blitar, Kediri, Trenggalek dan lainnya. Ini juga menjadi upaya dalam memberikan edukasi serta menghibur anak-anak.
“Ada hampir 600an buku yang bisa dibaca. Mulai dari dongeng, cerita bergambar, novel bahkan juga keislaman. Besar harapan kami, dengan datangnya mobil KaCa ini bisa meningkatkan minat dan literasi membaca generasi muda. Permainan yang disiapkan juga bertujuan untuk membangun mental dan memupuk kerjasama,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketua tim kesehatan RS UMM dr. Wildan Firmansyah mengatakan bahwa sudah ada tim yang membantu warga untuk konsultasi kesehatan. Begitupun juga dengan pengobatan gratis yang diberikan pada lebih dari 150 warga.
Menariknya, RS UMM juga melangsungkan sunat massal gratis bagi anak-anak Caruban. Terhitung, ada belasan anak yang hadir dan disunat secara gratis. Wildan, sapaan akrabnya menegaskan bahwa agenda ini menjadi salah satu cara syiar yang dilakukan Muhammadiyah.
“Alhamdulillah, niat kami disambut baik oleh masyarakat. Banyak yang datang dan bertanya tentang kesehatan. Pun dengan orang tua yang membawa anak laki-lakinya untuk melakukan sunat gratis. Semua berjalan baik dan semoga bisa memberikan manfaat baik bagi sesama,” pungkasnya.
Antusiasme tinggi ditunjukkan warga sekitar. Salah satunya Said Abdullah yang mengantarkan anaknya untuk sunat. Menurutnya kegiatan ini sangat bermanfaat mengingat biaya sunat yang kini mencapai 800 ribu hingga satu juta rupiah. Ia merasa terbantu dengan adanya sunat massal yang dilaksanakan UMM.
“Tadi juga sempat mengobrol dengan orang tua lain. Mereka menyambut baik acara bermanfaat seperti ini. Mungkin hal ini bisa juga dilakukan di lokasi-lokasi lain,” harap Said.
Kedatangan tim UMM ke Caruban, Madiun ini juga menjadi salah satu rentetan kegiatan peresmian Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Caruban oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. pada Kamis (14/7). Turut hadir Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta pengurus Muhammadiyah Jawa Timur, Madiun dan sederet cabang serta ranting. (diko)
JAKARTA, Suara Muhammadiyah — Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) kembali menyalurkan hewan qurban pada tahun 2022 ini. Peluncuran Program Kemaslahatan BPKH bertajuk “Berkah Qurban 1443 H, Berbagi Berkah Qurban ke Penjuru Negeri” ini berlangsung secara hybrid pada Selasa (12/07). Selain diikuti oleh para mitra BPKH, Ustadz Abdullah Gymnastiar dan Ustadz Azhari Nasution juga turut hadir secara daring untuk memberikan tausiyah.
Kepala Badan Pelaksana BPKH, Anggito Abimanyu menuturkan, tahun ini pihaknya mendistribusikan 2.843 ekor hewan qurban berupa kambing atau domba. Hewan qurban ini disalurkan melalui sepuluh mitra BPKH.
“Hari ini BPKH akan meluncurkan dan melakukan serah terima program Berkah Qurban dalam rangka memperingati Idul Adha 1443 H dalam pemotongan dan distribusi kambing qurban sebanyak 2.843 ekor kepada mereka yang berhak menerima di seluruh Indonesia. Program penyembelihan dan distribusi hewan qurban berupa kambing dilakukan atas kerja sama dengan sepuluh mitra BPKH, yaitu Lazismu, LazisNU, BAZNAS, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, DT Peduli, LAZ Ummul Quro, PPPA Daarul Quran, Solo Peduli, dan BMM Muamalat,” terangnya.
Peluncuran program ini ditandai dengan serah terima hewan qurban secara virtual dari Anggota Badan Pelaksana BPKH, Rahmat Hidayat kepada Ketua Badan Koordinasi Kemaslahatan BPKH, Mahli Zainuddin yang juga merupakan Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Rahmat Hidayat berharap agar program ini mendapatkan keberkahan dari Allah.
“Semoga program ini mendapatkan berkah dan ridha dari Allah SWT. Bantuan ini kami serah terimakan secara simbolis kepada Ketua Lazismu, bapak Mahli Zainuddin,” ucapnya saat peluncuran program.
Sebagai salah satu mitra yang dipercaya oleh BPKH dalam penyaluran hewan qurban tahun ini, Lazismu melaksanakan pemotongan secara terpusat di Balai Pertemuan Aisyiyah Cabang Tanah Abang, Jalan Sabeni No. 3, RT. 16, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Muhammad Danial Ramli selaku Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah menuturkan, pihaknya mendapatkan amanah untuk menyembelih dan mendistribusikan lebih kurang 30 ekor kambing atau domba.
“Alhamdulillah pada kesempatan ini kami dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendapatkan amanah dari BPKH untuk pendistribusian lebih kurang 30 ekor domba atau kambing yang insyaAllah kami distribusikan di tiga wilayah, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Cuma memang pencacahan dan pemotongannya kita sentralkan di Tanah Abang, Jakarta Pusat ini untuk memudahkan koordinasi saja dan akan kita kirim ke masing-masing yang berhak mendapatkan,” terang Danial.
Danial menjelaskan, program kerja sama dengan BPKH ini telah rutin dilaksanakan. Setiap tahun terus terjadi peningkatan jumlah qurban yang didistribusikan. Ia pun berharap agar sinergi ini terus terjalin pada tahun-tahun mendatang. “Harapan kami kerja sama seperti ini mudah-mudahan semakin bermanfaat dan masyarakat bisa melihat, sehingga kepercayaan dari masyarakat sebagai mitra kemaslahatan mungkin tidak hanya dari BPKH tapi dari institusi lain bisa memercayakan kepada Lazismu,” jelasnya.
Selain pendistribusian daging qurban secara langsung kepada penerima manfaat, menurut Danial, Lazismu juga giat melakukan inovasi melalui program qurban kemasan. Program ini diyakini mampu menjangkau titik distribusi yang lebih jauh serta tahan lama. Salah satunya adalah menjangkau korban bencana.
“Harapan kami memang dalam rangka inovasi ke depan kita mencoba dua program, yaitu membagikan daging secara langsung, di samping itu kita juga mencoba untuk membuat dalam bentuk kemasan kaleng sehingga lebih tahan lama dan lebih mudah mendistribusikan ke tempat-tempat yang jauh. Misalnya untuk korban bencana, sangat bermanfaat untuk mereka,” pungkas Danial.
Mewakili warga setempat, Heni dari RT 16 menyatakan rasa gembira dengan adanya penyembelihan dan distribusi hewan qurban di daerah tempat tinggalnya. Ia pun berharap agar kelak akan lebih banyak lagi program serupa.
“Alhamdulillah hampir semua warga terpenuhi. Dengan adanya Lazismu ini kita senang melihat cara kerjanya, hampir semua warga dapat daging qurban. Mudah-mudahan lebih banyak sampai ke pelosok-pelosok,” harapnya. (lz/riz)
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Berawal Tim Bagaskara UMY berhasil duduki peringkat ke-3 di ajang Lomba Robot Tingkat Nasional ‘3rd KIBO Robot Programming Challenge’. Perlombaan yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini dilaksanakan pada tanggal 4-6 Juli 2022 lalu. Tim Robotik asal UMY ini diantaranya adalah Muhammad Ihsan (Mahasiswa Prodi Teknik Elektro), Dzulfikar Firza Nusaiba (Mahasiswa Prodi Teknik Elektro) dan Aida Nur Fathiyah (Prodi Teknologi Elektromedis). Ketiganya membuat programing robot antariksa.
Muhammad Ihsan, Ketua Tim Bagaskara mengaku ini kedua kalinya tim Bagaskara ikut kompetisi KIBO Robot Programming Challenge dan bermodal nekad untuk ikut kompetisi tersebut. ”Hanya modal nekad di tahun lalu, kami memberanikan diri untuk ikut kompetisi tersebut, walaupun di kelas tidak pernah diajarkan tentang merancang program robot, kami belajar secara otodidak dan ada dosen yang turut membantu dan mendampingi selama kami lomba,” paparnya saat ditemui oleh Tim Humas pada hari Rabu (14/7).
Ihsan juga menjelaskan bahwa di tahun sebelumnya, pada ajang 2nd KIBO Robot Programming Challenge merupakan ajang yang pertama kali diikuti tim Bagaskara UMY dalam kompetisi pemrograman robot. ”Untuk lomba ini, sebenarnya kami sudah pernah ikut di tahun sebelumnya 2nd KIBO Robot Programming Challenge dan ajang tersebut merupakan lomba pertama yang kami ikuti dan pada saat itu kami mendapatkan peringkat 5, kemudian kami ikut tahun ini dan Alhamdulillah mendapatkan peringkat ketiga,” tuturnya.
Tidak hanya itu, menurut Ihsan untuk mengikuti persiapan lomba tersebut, Tim Bagaskara UMY telah melakukan persiapan sejak Bulan April hingga Juni untuk simulasi merancang program robot. ”Untuk persiapan yang dilakukan oleh kami sekitar bulan April untuk masa pendaftarannya, kemudian disediakan web simulasi untuk merancang program robot sekitar 3 bulan untuk latihan program tersebut,” tambahnya.
Tim Bagaskara UMY ke depannya akan terus konsisten untuk ikut perlombaan ajang program robot di tahun selanjutnya dan memiliki target untuk bisa juara 1 tingkat nasional. ”Target ke depannya kami mengusahakan untuk juara 1 tingkat nasional dan ke depannya dapat mewakili Indonesia untuk kompetisi tingkat internasional, kami juga berkeinginan untuk menjalankan robot yang nyata bukan hanya simulasi saja. Oleh karena itu, persiapan yang kami lakukan untuk lomba selanjutnya adalah melakukan riset serta saat ini kami juga menginstal program simulasi sendiri agar lebih leluasa dan lebih cepat untuk melakukan trial and error dalam merancang program robot,” tutupnya. (Sofia)
PABELAN, Suara Muhammadiyah – Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melaksanakan Program Optimalisasi Potensi Sumberdaya Alam di Desa Wisata Umbulrejo, Kapanewon Ponjong Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret hingga Juli 2022.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Persyarikatan/ AUM/ Desa Binaan (P2AD) ini merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang dikembangkan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Koordinator lapangan P2AD Pendidikan Geografi FKIP UMS, Yunus Aris Wibowo mengatakan bahwa program tersebut merupakan upaya meningkatkan ekonomi masyarakat pada masa Pandemi Covid-19.
“Program P2AD merupakan bentuk implementasi hasil riset dosen-mahasiswa serta upaya mewujudkan peran nyata akademisi dalam kehidupan masyarakat dan Umbulrejo dengan segala kondisinya saat ini merupakan mitra yang tepat,” kata Yunus, Rabu (13/7/22).
P2AD memiliki mitra kerja yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewi Beton, Kalurahan Umbulrejo. Dalam Program P2AD UMS di Umbulrejo melibatkan empat Kelompok Kerja (Pokja), yaitu Pokja Dam Beton, Cokro, Plalar dan Maderda Melikan Wanglu.
Ketua Pokdarwis Dewi Beton, Irpan Yulianto mengatakan bahwa Pokdarwis Dewi Beton menyambut baik adanya program P2AD Pendidikan Geografi FKIP UMS dan siap berkolaborasi demi meningkatnya kualitas pariwisata di Umbulrejo.
“Tim Pokdarwis Dewi Beton siap mendukung dan bekerjasama dalam program P2AD khususnya yang berkaitan dengan eksplorasi sumberdaya alam untuk destinasi wisata,” papar Irpan.
Dalam kegiatan tersebut diawali dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk identifikasi sumberdaya alam dan survei lapangan. Dari FGD tersebut juga menentukan rute wisata yang dihubungkan dengan data UAV-Drone. Drone ini digunakan untuk penyusunan peta destinasi wisata dan rute wisata di Umbulrejo.
Data yang terkumpul selanjutnya diolah menjadi informasi geospasial cetak dan digital yang digunakan sebagai rencana tindak lanjut desa wisata serta bahan promosi. Sebagai langkah terakhir dari kegiatan ini ialah menghasilkan produk promosi tentang rute wisata destinasi wisata, diantaranya peta digital, peta cetak, dan video promosi serta database sumberdaya alam Kalurahan Umbulrejo.
Sementara itu, Koordinator Tim Pemetaan P2AD Pendidikan Geografi, Wahyu Widiyatmoko berharap bahwa penggunaan teknologi UAV-Drone di masa mendatang dapat lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan potensi sumberdaya alam agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Asef)
SRAGEN, Suara Muhammadiyah – Pada Rabu, 13 Juli 2022 Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen menyambut kedatangan santri baru kelas VII dan kelas X sejak pagi hari pukul 06.00 – 14.00 WIB di Lapangan Ponpes Dimsa. Turut hadir membersamai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen, K.H Abdullah Afandi, M.Ag, Ketua Komite Sekolah Drs Taqdir Supriyono, MPd, mudir Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen, K.H Ali Rosyidhi, S.Pd, , Kepala SMP dan MA Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen, Ustadz Wibowo Juli Saputro, M.Pd dan Ustadz Fuad Ibrahim, SM, guru serta karyawan dan seluruh Wali Santri baru baik SMP maupun MA Dimsa.
Dalam sambutannya, Kyai Abdullah Afandi manyampaikan kepada segenap Wali Santri untuk menjadi orang yang cerdas yaitu orang yang selalu mengingat mati dan berusaha mencari bekal hidup sesudah mati. ” Hidup setelah mati itulah hidup yang sebenarnya maka mari kita siapkan dengan cara Muhammadiyah, saling mengingatkan dengan Al-Qur’an,” ujarnya.
Salah satu perwakilan Wali Santri dalam ikrar penyerahan amanah kepada Ponpes Dimsa diwakili oleh Bapak Syahidun, S.Ag “Kami yakin, mantap dan ikhlas memasrahkan putra putri kami di Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen untuk dididik dibina dan dibimbing menjadi putra putri yang sholih sholihah yang diridhoi oleh Allah SWT. Kami mohon betul kepada Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen untuk memberikan tarbiyah kepada putra-putri kami,” tambahnya.
Kemudian dalam kesempatan itu juga Mudir Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen mengatakan “Jangan memanjakan anak di waktu kecil tetapi berilah kemandirian kepada anak-anak biar anak-anak itu menjadi pribadi-pribadi yang tangguh karena mereka akan menggantikan kita yang sudah tua ini, karena mereka akan menghadapi tantangan jaman yang berbeda dengan jaman kita,” ujarnya.
Kemudian Kepala SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Wali Santri kepada Ponpes Dimsa untuk menjadi lembaga pendidikan yang dipilih bagi putra-putrinya. “Dimsa itu adalah Pondok kader, tugas kita adalah mencetak kader-kader ummat yang nanti kedepannya siap menjadi penerus yang meneruskan estafet kepemimpinan terutama di Muhammadiyah dan lebih luas lagi di masyarakat,” imbuh Wibowo Juli Saputro, M.Pd.
Tangis haru dan pelukan menjadi adegan drama ketika orang tua hendak meninggalkan ponpes seusai menyelesaikan registrasi dan administrasi santri. Para orang tua juga berpesan “ ustadz dan ustazah kami titip anak kami. Semoga kelak mereka menjadi anak yang sholeh sholihah dan jalan bagi kami orangtuanya ke surga. Aamiin”.
HULU SUNGAI SELATAN, Suara Muhammadiyah – Setelah sukses menginisiasi pelaksanaan ibadah qurban untuk pertama kalinya di perkampungan mualaf di Desa Kamawakan pada tahun lalu, Lazismu Kabupaten Hulu Sungai Selatan kembali menggelar kegiatan serupa tahun ini.
Bersama beberapa mitra pendukung, Lazismu berkolaborasi untuk menggelar ibadah qurban di desa ini pada Senin (11/07), tepatnya di halaman Masjid Al Istiqomah Muhammadiyah yang baru saja diresmikan pada bulan Maret lalu. Desa Kamawakan merupakan desa mualaf binaan Lazismu yang berada di pedalaman Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Salah satu mitra pendukung ibadah qurban di Kamawakan adalah Komunitas Biker Shirath. Komunitas ini menyumbangkan satu ekor sapi untuk disembelih dan didistribusikan kepada warga sekitar, baik mualaf maupun non muslim. Ahmad Rifqi Rabbani, Divisi Touring Biker Shirath menyampaikan alasan dipilihnya Desa Kamawakan sebagai tempat berqurban. Menurutnya, lokasi tersebut layak untuk menerima hewan qurban karena ibadah qurban baru dua kali digelar di sana, termasuk pada tahun ini.
“Kami melaksanakan qurban di Desa Kamawakan karena daerah tersebut terdapat beberapa mualaf yang dibina Muhammadiyah. Selain itu, pelaksanaan qurban sendiri juga baru tahun kedua di sana, jadi beberapa masyarakatnya mungkin baru merasakan mendapatkan daging hewan qurban. Kalau kami laksanakan berbeda di daerah perkotaan mungkin sudah banyak yang melaksanakan dan masyarakatnya pun sudah sering merasakannya,” terang Rifqi.
Rifqi mengungkapkan, pelaksanaan qurban bersama Lazismu bukan yang pertama kali. Kolaborasi yang dijalin pada tahun ini merupakan yang kedua kali, pada tahun sebelumnya Komunitas Biker Shirath telah melaksanakan qurban di perkampungan mualaf Desa Patikalain, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Terakhir, Rifqi mengharapkan agar amal ibadah para pequrban diterima oleh Allah dan mendapat ganjaran yang sebaik-baiknya. “Mudah-mudahan para pequrban mendapatkan ganjaran sebaik-baiknya dan untuk masyarakat bisa menerima daging qurban dengan baik,” harapnya.
Staf Penghimpunan Lazismu Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Rusmansyah menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra telah bersedia melakukan ibadah qurban di Masjid Istiqamah Muhammadiyah, Desa Kamawakan.
“Kami ucapkan terima kasih serta apreasiasi kepada seluruh mitra pendukung yang turut berpartisipasi pada pelaksanaan qurban di Kamawakan. Dengan adanya ibadah qurban tersebut tentunya sangat bermanfaat untuk warga binaan Lazismu dan menambah syiar dakwah Islam di sana,” ujarnya.
Rusmansyah menambahkan, pelaksanaan qurban di Desa Kamawakan ini diharapkan dapat memperkuat syiar Islam, terutama bagi warga mualaf. “Dengan pelaksanaan ibadah qurban tersebut dapat memperkuat syiar Islam dan menjadi contoh ibadah bagi warga mualaf bahwa dalam Islam kita diajarkan untuk melaksanakan qurban,” imbuhnya.
Selain satu ekor sapi dari Komunitas Biker Shirath, Desa Kamawakan juga mendapatkan satu ekor sapi dari Kantor Layanan (KL) Lazismu Al Ummah Kota Banjarmasin. Sementara itu, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kalimantan Selatan juga menyerahkan daging qurban yang disembelih di salah satu Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan kepada warga Desa Kamawakan. Kegiatan ini juga didukung oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Banjarmasin dan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (MDN/Riz)
GORONTALO, Suara Muhammadiyah – Menjaga dan Meningkatkan kekompakan dalam hubungan kerja sangatlah penting. Hubungan yang terjalin tidak sebatas mitra kerja namum lebih kepada sikap kekeluargaan, menjadikan setiap anggota dalam kelompok kerja lebih nyaman dalam melaksanakan kewajibannya.
UMGO yang memiliki Tagline Kuliah di UMGO Imannya Kuat, Ilmunya Tinggi, Akhlaknya baik dan Softskillnya hebat, Hal inilah yang mendasari kegiatan Outbound di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) dilaksanakan sebagai rangkaian Program Berarsama dan Latihan Dasar Kepemimpinan.
Pelatihan di alam terbuka atau Outbound ini, terlaksana pada hari Rabu (13/07/2022) diikuti oleh Mahasiswa Program Asrama, Program Pembinaan Karakter Kepribadian Mahasiswa Baru (PPKKMB) gelombang kedua. Kegiatan pembukaan pelatihan ini dilaksanakan di Lapangan Pencerahan UMGO, serangkaian acarapun disiapkan oleh panitia kegiatan terdapat beberapa kegiatan dan permainan diantaranya lomba yel – yel, Benar salah, Pejuang Tangguh, Lomba tercepat dengan menggukan balon, mengangkat bola pingpong diatas piring dengan menggunakan secara berkelompok dan membangun menara.
Semua permainan memiliki makna dan tujuan yaitu melatih kerjasama tim, mau menerima pendapat orang lain, mampu memecahkan masalah secara bersama – sama, melatih untuk tidak mudah putus asa, harus sabar, harus fokus, dan setiap kelompok ada ketua dilatih untuk kreatif, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan.
Prof. Abd. Kadim Masaong, M.Pd., selaku Rektor UMGO dalam kesempatan tersebut menerangkan bahwa kegiatan ini untuk menjaga silaturahmi dan memperbarui semangat kerja.
“Selain itu kegiatan ini juga untuk meningkatkan kecerdasan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) para mahasiswa, dimana mahasiswa harus memiliki intelli-gence yang diperoleh melalui kreativitas emosional yang berpusat pada jiwa,” terangnya.
Melalui kegiatan outbound ini Rektor Kadim berharap, mahasiswa dapat mengasah keterampilan, meningkatkan sosialisasi, mengasah kreativitas, saling berkomunikasi, kemampuan dalam memecahkan masalah dan membangun kekompakan.
“Sehingga terbentuk mahasiswa-mahasiswa yang berkarakter, berprestasi dan menjadi SDM unggul di masa mendatang,” harapnya.
Rektor mengambil contoh perlombaan membangun menara tertinggi, dimana sebelum membangun menara disuruh dulu menggambar, menggambar disini adalah Visi bersama kelompok yang harus dicapai, dimana proses membangun menara ada banyak pendapat dan masalah, disitulah dilatih untuk Fokus pada Visi dan mampu memecahkan masalah terjadi diinternal kelompok.
Ini permainan dan perlombaan tetapi memiliki makna yang mendalam untuk modal kalian sebagai calon pemimpin dimasa yang akang datang,” tutupnya.
Sementara itu, salah satu peserta outbound Isra Yusuf yang merupakan mahasiswa prodi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Ilmu Komputer (FSIK) mengaku senang dengan adanya kegiatan outbound yang telah dikemas dengan baik.
“Sehingga seluruh peserta dapat berperan aktif. Kemudian games-games yang diberikan memiliki makna yang dapat membangun kekompokan, jiwa kepemimpinan dan rasa tolong menolong antar kami para mahasiswa,” tandasnya.
Sesuai pantauan, hadir menyaksikan proses Outbound ialah Rektor UMGO, Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong, Wakil Rektor I, Prof. Moon Hidayati Otoluwa, Wakil Rektor II, Dr. Salahudin Pakaya, Wakil Rektor III, Dr. Apris Ara Tilome, Ketua Pengelola Asrama Atiq Aqiqotul Hasanah, MA, Tim Fasilitaor Outbound dari UNG, para Musyrif dan Musyrifah sebagai pendamping kelompok dan seluruh peserta outbound. (Jay/Riz)
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – LazisMu Umbulharjo Yogyakarta kembali menyelenggarakan Bakti Sosial dalam rangka Iedul Adha 1443 Hijriah bertempat di Masjid Al Furqon, kecamatan Girisubo kabupaten Gunungkidul pada hari Senin, 11 Juli 2022. Dalam kegiatan kemanusiaan ini LazisMu Umbulharjo juga di bersamai oleh Keluarga Besar Muhammadiyah se-Umbulharjo, HMPS PGPAUD Universitas Ahmad Dahlan, dan didukung oleh seluruh AUM di Umbulharjo . Bakti Sosial ini di hadiri oleh seluruh Jamaah Masjid Al Furqon Girisubo.
Bakti Sosial oleh Lazismu Umbulharjo merupakan Program dalam “Pilar Sosial Kemanusiaan” yaitu bentuk penyaluran dari para dermawan melalui LazisMu Umbulharjo untuk meringankan/membantu kepada warga yang membutuhkan. Momentum Iedul Adha menjadikan bakti sosial ini lebih bermanfaat dan berkesan.
Kegiatan Bakti sosial ini diawali dengan sambutan oleh beberapa elemen yang hadir seperti Pimpinan Cabang Muhammadiyah Girisubo dan Umbulharjo serta Perangkat Dusun setempat. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan Pengajian Akbar yang di sampaikan oleh H. Ruslan, M.Pd,. dengan pembawaan unik dan khas yang menjadikan para jamaah antusias dalam mengikuti pengajian, ditambah setelah pengajian disambung dengan dorprize yang diadakan oleh LazisMu Umbulharjo. Ada hal yang spesial untuk dorprize yang diadakan LazisMu Umbulharjo yaitu, dengan memberikan hadiah emas batangan kepada 3 orang dengan kategori : Jamaah paling rajin ke masjid, remaja penggerak kegiatan masjid, jamaah paling kurang mampu.
Tujuan di berikan dorprize spesial tersebut adalah untuk memancing para jamaah yang lain untuk bisa lebih aktif dalam berkegiatan di masjid serta, lebih peduli dengan jamaah lain yang membutuhkan bantuan, hal tersebut di sampaikan oleh Kepala Kantor LazisMu Umbulharjo Abdul Rosyid,S.Pd,. bahwa kunjungan ini bukan untuk pertama dan terakhir kalinya. Namun, InsyaAllah masjid Al Furqon akan menjadi masjid binaan LazisMu Umbulharjo. Tandas Afrian Zakaria dari Lazismu Umbulharjo kepada contributor pada Rabu 13 Juli 2022.
Selanjutnya, agenda dilanjutkan dengan pembagian paket sembako gratis untuk seluruh warga yang berjumlah 82 Kepala Keluarga dan penyembelihan hewan qurban dengan jumlah 1 ekor sapi dan 12 kambing dari para dermawan melalui Lazismu Umbulharjo.
Beberapa kegiatan pendukung yang tidak kalah penting dalam rangka Bakti Sosial ini yaitu: Bazar Pakaian Murah, Sembako Murah,Kebutuhan sehari-hari, alat tulis, pengajian anak-anak dan pengobatan gratis. Adapun hasil dari bazar murah kembali disalurkan untuk oprasional Masjid Al Furqon Girisubo dan bantuan dakwah untuk PCM Girisubo.
Bendahara PCM Girisubo H. Ruslan, M.Pd menyampaikan “Matursuwun sanged sampun dibantu saking rencang-rencang LazisMu Umbulharjo kaliyan Muhammadiyah Umbulharjo, niki saged dingge semangat kangge PCM Girisubo, amergi nek mboten dibantu rencang-rencang saking kutho niku semangate kurang, matursuwun sudah di perhatikan (Terimaksih banyak sudah dibantu dari teman-teman LazisMu Umbulharjo dan Muhammadiyah Umbulharjo, acara ini mampu menjadi pemantik semangat untuk PCM Girisubo, karena jika tidak dibantu dari teman-teman dari kota itu semangatnya kurang. Terimakasih sudah diperhatikan) ”
Pak Supri, Ketua Takmir Masjid Al Furqon juga rasa bersyukurnya ” Terimakasih sudah memilih Masjid Al Furqon sebagai tempat Iedul Qurban. Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini bisa menambah rukun dan semangat warganya untuk ke masjid, dan sudah lama warga Dusun Duwet itu tidak qurban sapi dan beberapa tahun belakangan inipun qurban kambing jika tidak ada bantuan dari luar kami tidak bisa berqurban. Harpannya kedapan Masjid Al Furqon bisa menjadi Masjid Binaan LazisMu Umbulharjo.”
“Alhamdulillah remen sanget pak, sampun onten kegiatan iki. Sampun di bantu macem-macem, poro wargo remen saestu. Mbokbileh onten klenta-klentu saking wargo njih nyuwun ngapunten.( Alhamdulillah suka sekali pak karena ada kegiatan ini. Sudah di bantu banyak hal, para warga suka semua. Jika ada kesalahan dari warga kami minta maaf yang sebesar-besarnya)” , Pak Giyanto, Jamaah Masjid Al Furqon.
Mudah-mudahan bakti sosial kali ini dapat menjadi pemicu untuk warganya menjadi lebih semangat beibadah dan peduli terhadap sekitar. Kemudian, terimakasih banyak kepada KBM FKIP UAD dan para dermawan sekalian yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu atas support, doa dan amanah yang diberikan kepada kami. Semoga jadi amal jariyah dermawan sekalian. Semoga agenda seperti ini dapat terus kami agendakan untuk meringankan dan membantu antar sesama. (Ariefh/Riz)
Oleh: Muhammad Ridha Basri
Dalam Islam, terdapat ketentuan tentang ibadah maliyah. Syariat Islam menekankan pentingnya menunaikan zakat, infak, dan sadaqah, yang nilai gunanya untuk memberdayakan sesama. Ibadah yang terkait dengan harta itu bahkan menjadi salah satu pilar dari agama serta menjadi indikator dan penentu kualitas keimanan seorang hamba.
Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bantul Kota sangat menyadari pentingnya visi dan implementasi pengelolaan dana umat. Guna mendapat kepercayaan donatur, lembaga ini senantiasa berusaha amanah dan akuntabel. Pada 2021, Lazismu Bantul Kota berhasil mengimpun Rp 1.200.158.800, dan melakukan penyaluran Rp 1.140.463.100. Bagi sebuah Kantor Layanan yang baru berdiri pada 2017 dan sempat berjalan tertatih, keberhasilan ini menjadi sesuatu yang membanggakan.
“Kalau lembaga lain mengejar donasi banyak, kalau kita mengejar penyaluran paling banyak. Jadi, kita target menyalurkan sekian ratus juta, nah nanti target penyaluran itu sudah ada nominalnya, berarti kan secara otomatis kita, mau tidak mau, juga harus cari dana. Nah dananya itu kita mengajak sinergi. Kalau makin banyak kita bantu, maka akan banyak donasi yang masuk,” ungkap Sa’id, ketua Lazismu Bantul Kota.
Keberhasilan itu tidak hanya dinilai dari besaran angka, tetapi juga dari inisiasi dan capaian program. “Alhamdulillah 1,2 Milyar itu berkat kita bisa kolaborasi dengan Aisyiyah, Muhammadiyah, dan ortom lainnya,” kata mahasiswa semester enam di Universitas Aisyiyah Yogyakarta itu. Ia masih ingat ketika di awal-awal, lembaganya berjalan sendirian. Ia melihat ada ketidakberesan, dan memulai untuk mengajak sinergi.
Pada awal 2019, Lazismu beraudiensi ke pimpinan Aisyiyah, dan mendapat banyak cerita memilukan. “Ada guru TK ABA yang hanya dibayar 50 ribu. Banyak yang di kisaran 100-300 ribu. Adapun kepala sekolah, umumnya menerima bayaran 600 ribu,” ujarnya kepada wartawan Suara Muhammadiyah, 23 Juni 2022. Saat itu, Aisyiyah Bantul Kota hanya mampu menyalurkan 150 ribu ke setiap TK ABA.
Sa’id berhasil meyakinkan pimpinan Aisyiyah untuk menyalurkan dana melalui Lazismu, sembari Lazismu mencari tambahan dana. ”Kita juga menjebatani masyarakat untuk berdonasi,” ujarnya. Hasilnya, dari yang sebelumnya menyalurkan 150 ribu per sekolah, kini dapat menyalurkan 150 ribu ke setiap guru. Tambahan nominal yang tidak seberapa ini cukup membantu para guru TK yang menjadi ujung tombak dalam mencerdaskan masa depan bangsa. “Harapan kami, guru itu minimal gajinya sama se-Kecamatan Bantul.”
Keberhasilan kolaborasi dengan Aisyiyah dalam program peningkatan kesejahteraan guru ini kemudian melebar ke program pemberdayaan lansia. Berupa pembagian paket makan bagi warga lanjut usia yang hidup dalam kondisi rentan. Mulanya hanya 70 lansia dari data binaan Aisyiyah yang disantuni. “Per tahun 2022, terakhir itu sudah tembus 580 lansia se-kecamatan,” kata Sa’id.
Program konsumtif ini sempat ingin dihentikan, tetapi melihat kondisi para lansia yang sangat menunggu-nunggu hari diantarkannya paket, program ini tetap dilanjutkan. Pernah suatu hari, program ini dihentikan karena bertepatan dengan hari raya idul adha. Ternyata para lansia yang rumahnya berdekatan, telah berkumpul untuk menunggu. ‘Mbak kok aku belum diantarkan? Belum makan dari pagi,’ kata salah satu lansia ke relawan Lazismu.
***
Ketika ledakan Covid-19 pada Juli 2021, Lazismu Bantul Kota membuka donasi langsung untuk melayani kebutuhan makan pasien yang menjalani isolasi mandiri. “Waktu itu kita tidak menyangka kalau yang daftar buat dapat nasi bisa sampai 300 sampai 600. Kita dulu membayangkan 50-100, tapi ketika data masuk, itu jumlahnya segitu. Dan akhirnya waktu itu, kita bisa jalan setiap hari, meskipun kalang kabut. Yang donasikan pas Covid-19 itu meledak, kita berpikir, yang donasi juga akan susah (karena situasi krisis), tapi alhamdulillah Allah menggerakan banyak donatur,” kata Sa’id.
Setelah situasi krisis pagebluk mereda, Lazismu Bantul Kota tidak lantas berhenti beramal, justru peluang amal baru terbentang di depan mata. Bermula dari data yang diberikan oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah, ternyata anak-anak yang harus menjadi yatim atau yatim-piatu setelah pandemi merebak. Mereka di usia sangat muda harus kehilangan orang tua yang selama ini menopang segala kebutuhan dan pendidikan mereka.
Lazismu, kata Sa’id, lantas mengupayakan beasiswa bagi anak-anak yatim korban Covid-19 dan non-Covid-19. Para yatim-piatu dari keluarga dhuafa didata, “Kita berikan beasiswa, tapi tidak cuma-cuma. Kita dampingi dua minggu sekali, kita benahi wudhu dan salatnya.” Mereka didampingi oleh pengasuh yang diupayakan oleh Lazismu. Anak-anak penerima beasiswa itu tidak diberikan uang cash sekaligus, tapi dibuatkan rekening tabungan di BMT. Mereka mengambil uang itu sesuai dengan kebutuhan, sembari tetap memiliki tabungan.
Keberadaan pengasuh ini memudahkan upaya pendampingan anak secara berkelanjutan. “Harapan kami, jangka pendek itu anak-anak yang korban Covid-19 maupun non-Covid-19 salatnya dapat terjaga. Planning terdekat kita itu, anak-anak mau ke masjid dulu.” Dalam jangka panjang, mereka tumbuh menjadi kader-kader umat dan persyarikatan yang berkualitas.
“Jadi ketika sudah ada kemauan untuk ke masjid, (harapannya) kader-kader Muhammadiyah itu etikanya baik. Mimpi kita, akan ada kader-kader yang kita sekolahkan ke Kairo, Timur Tengah, itu jangka panjang kami.” Sa’id juga berharap, “anak-anak yatim dan dhuafa yang kita didik dari kecil itu, besarnya nanti kembali ke Muhammadiyah.” Jika program seperti ini dilakukan, ia tidak sependapat dengan keluhan tentang organisasi yang kekurangan kader.
***
Keberhasilan Lazismu PCM Bantul Kota menghimpun dan menyalurkan 1,2 Milyar itu juga didorong oleh adanya program visioner. “Kita tahun 2021, sinergi juga dengan kelurahan. Kelurahan bedah rumah, kita punya dana segini, kelurahan mau bantu berapa, nanti kita bangun rumah. Dan, Alhamdulillah jadi. Kelurahan dapat nama, Lazismu dapat nama, dan Muhammadiyah dapat nama.” Selain bedah rumah, Lazismu juga menjalankan program renovasi toilet, lantai, dan jendela.
Lazismu Bantul Kota juga menjalankan program pembinaan desa di Gunungkidul yang mengalami kekeringan. “Alhamdulillah ada satu desa sudah dikatakan berhasil karena sejak tahun 2017 ketika kita melakukan kurban di sana, belum ada kurban sapi.” Tahun ini, sudah ada masyarakat yang mampu qurban beberapa sapi.
Di desa lainya, “kita rutin setiap tahun droping air, karena tidak ada sumber mata air. Tapi, alhamdulillah 2021 kemarin berkat banyak dukungan masyarakat sekian puluhan juta, bisa untuk mengebor sumur.” Keberhasilan ini disambut haru, sebab upaya mengebor sumur telah dilakukan berulang kali, misalnya dari NGO Jepang dan akademisi UGM, tetapi belum berhasil. Ketika Lazismu mencoba mengebor, sempat ada keraguan. Lazismu melihat ada peluang adanya mata air di bawah sebuah pohon besar yang selalu rimbun, meskipun di musim kemarau. Alhamdulillah, ternyata benar, di sana ada sumber mata air.
***
Lazismu Bantul Kota menjalankan dua program, yang sifatnya konsumtif dan produktif. Sa’id melihat bahwa program konsumtif ini terlihat meriah, tetapi tidak menyelesaikan masalah kemiskinan dan kesenjangan. Ada lembaga yang senang berbagi hal-hal konsumtif semata, seperti pembagian sembako. Sa’id melihat itu hal baik, tetapi tidak boleh berhenti di situ. Lazismu Bantul Kota juga tetap menjalankan program konsumtif ini dalam bentuk pembagian nasi bagi lansia-dhuafa yang memang sudah tidak bisa produktif.
“Untuk program produktif, kita fokus di anak yatim dan keluarga dhuafa. Anak yatim dan keluarga dhuafa itu datanya bisa sama, karena bisa jadi anak yatim itu masuk di datanya keluarga dhuafa. Yang anak yatim, produktifnya, kita sekolahkan. Orang tuanya, kita berdayakan di program ekonomi. Jadi anaknya juga dapat program produktif di pendidikan, orang tuanya di program ekonomi,” ulas Sa’id.
Program pemberdayaan ekonomi yang dijalankan Lazismu Bantul Kota antara lain berupa pendampingan pedagang asongan. Mulanya pendampingan jualan cilok. Lalu programnya dievaluasi dan muncul lagi pemberdayaan dawet. “Kita pertama kali menjalankan untuk dua orang, kita dulu tidak menyangka bisa sukses. Pertama kali jualan itu dapat 2,4 juta bersih per bulan. Jadi kita dampingi, sebulan pertama hampir setiap minggu itu kita cek, ada kendala atau tidak, ada kurang pelanggan atau tidak.” Mereka yang sudah memiliki penghasilan ini dibuatkan buku tabungan di BMT.
Pendampingan itu bahkan sudah dimulai sejak sebelum diberikan gerobak untuk jualan. “Tahap pertama di pemberdayaan itu, kita kuncinya, orang mau sukses, dia mau berdaya dulu. Kita hanya membantu orang yang mau dibantu. Kita dampingi dari awal. Kita suruh latihan dulu, kita modali 100 ribu untuk 3 kali latihan (membuat dawet).” Kesadaran dan keinginan untuk berdaya ini penting, dan mendorong orang untuk mau belajar.
“Pemberdayaan itu tidak hanya tentang modal. Kan ada yang datang butuh modal sekian juta, kita gali dulu, masalahnya di pemasaran atau alat,” tukasnya. Jadi, semua program tidak ujug-ujug hanya masalah modal. Ada banyak yang diberikan modal, tetapi mentalitas untuk berdaya tidak ada, akhirnya modalnya sia-sia. Alat yang diberikan bahkan dijual kembali. Kata Qur’an, Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu (punya keinginan) merubah nasibnya sendiri.
Oleh : M Jindar Wahyudi
اَلْحَمْدُ ِلله ِالَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفاَ بِاللهِ شَهِيْدًا اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ: فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْاللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُون.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mengawali hutbah jum’at ini marilah kita bersyukur kepada Allah SwT atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua, seraya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada-Nya, dengan takwa yang sebenar-benarnya. Sebab hanya orang yang benar-benar bertaqwa yang akan memiliki akhlak dan etika yang baik dalam menjalani kehidupan ini.
Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw. Semoga kelak kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya. Amien.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Kata infaq berasal dari kata anfaqa, yunfiqu, infaaqan yang mengandung arti membelanjakan atau membiayai. Menurut Ar Razi dalam Kitab Tafsir Al Kabir memahami makna infaq adalah mengalokasikan serta membelanjakan harta untuk tujuan-tujuan kebaikan dan kemaslahatan. Sehingga jika difahami istilah infaq ini memiliki makna yang bersifat umum termasuk di dalamnya mengandung makna zakat, shadaqah, wakaf, hibah dan bantuan-bantuan keperluan sosial lainnya.
Al-Qur’an menyebutkan istilah infaq ini tidak kurang dari 84 kali sebutan dengan berbagai macam derivasinya. Termasuk di dalamnya ayat-ayat yang mengandung nilai-nilai dan petunjuk tentang akhlaq dan etika dalam berinfaq, seperti disebutkan pada Al-Qur’an surat Ali Imran : 92, At-Taubah: 16, Al-Baqarah; 262,263, 264, 267, 271 dan sebagainya.
Adapun nilai-nilai akhlaq dan etika ketika berinfaq yang ditunjukan di dalam Al-Qur’an antara lain adalah :
Mengeluarkan infak merupakan perbuatan mulia yang diperintahkan oleh Allah di dalam syari’at Islam, diantara perintah berinfaq itu ketika kita mengeluarkanya hendanya memilih dengan harta terbaik dari harta yang kita miliki atau minimal memiliki kuwalitas yang sama dengan apa yang kita konsumsi atau kita manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, bukan dipilihkan dari harta yang buruk, yang kita sendiri sudah tidak mau mengkonsumsi atau tidak mau memanfaatkannya lagi.
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al Baqarah : 267)
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali Imran : 92)
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Orang yang mengeluarkan infaq dengan niat yang tulus karena Allah akan mendapatkan keberuntungan dan kemuliaan yang sangat luar biasa di Hadapan Allah. Sebagaimana telah diinformsikan di dalam Al-Qur’an tentang kemuliyaan orang yang mengeluarkan infaq ini, yaitu: akan mendapat pahala yang besar (QS. Al-Hadid:7, Al-Baqarah: 262), mendapatkan ganti yang lebih banyak (QS. Saba’: 39, Al-Baqarah : 245), bahkan diganti dengan jumlah yang berlipat-lipat ganda (QS. Al Baqarah :261), infaq yang dikeluarkan juga dapat penghapus dosa (QS. Al Baqarah: 271), terhindar dari azab Allah (QS. Ash-Shaaf:11), meningkatkan derajat manusia (QS. Fatir: 10), dan dimasukan ke dalam Surga (QS.Ali Imran: 92 dan Ar-Ra’du:22-23), disamping itu mengeluarkan infaq adalah wujud dari ketaatan orang mu’min terhadap syari’at Allah swt (QS.At-Taghabun: 16).
Janji Allah yang akan memberi balasan keutamaan dan pahala yang besar bagi orang yang berinfaq itu bisa hilang pahala dan keutamaannya karena ucapan dan perbuatan yang terkesan kecewa atas apa yang telah diberikannya. Yaitu dengan cara menyebut-nyebut pemberian (infaq) yang telah dilakukannya. Menyebut-nyebut sesuatu yang telah diberikan disamping bisa menghilangkan pahala infaqnya juga termasuk perbuatan yang tidak etis yang bisa menyinggung perasaan hati yang menerimanya.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah : 264)
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada prinsipnya mengeluarkan infaq hendaknya dilakukaan secara diam-diam dan merahasiakan dari pandangan orang lain, agar terhindar dari perasaan riya’ dan pamer yang hanya mengharapkan pujian dan sanjungan dengan sesama orang (QS. Al Baqarah; 264). Namun berinfaq secara rahasia dan diam-diam bukanlah satu-satunya cara yang harus dilakukan, karena Al Qur’an juga membolehkan berinfaq dengan cara diumumkan dan diberitakan secara terbuka kepada orang banyak dengan harapan agar masyarakat banyak ikut serta berpartisipasi dengan mengeluarkan infaq terbaiknya.
Jika kamu Menampakkan sedekahmu maka hal itu perbuatan baik, dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan (langsung) kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Baqarah : 271)
Bagi sebuah lembaga yang menerima pengumpulan infaq tentu dibutuhkan sikap transparansi dan terbuka dengan keharusan untuk dicatat agar secara administrasi lebih rapi, baik dan transparan sehingga lebih mudah dipantau dan dikontrol secara terbuka, diketahui tentang keberadaan dan sirkulasi keuangan yang ada sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara baik, benar dan akuntabel.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah.
Demikian hutbah jum’at yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan bermanfaat dan mampu mengingatkan kepada kita semua akan arti pentingnya infaq yang kita keluarkan baik untuk kepentingan diri pribadi kita maupun kepentingan orang lain bahkan yang lebih penting lagi untuk keperluan perjuangan dakwah Islamiyah yang memang memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga infaq yang kita keluarkan benar-benar bisa membawa kehidupan umat yang berkemajuan, Amin.
بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبِّى اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Penulis adalah ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Boyolali Alumni Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS 1990
Cara Pemotongan Ayam serta Telur dari Ayam yang Mati
Apakah cara demikian bisa dibenarkan menurut ajaran Islam?
Atas jawaban pengasuh saya ucapkan terima kasih.
Anwar Raamin, Jl. Dr. Angka No. 15 A Purwokerto, Jateng (Disidangkan pada hari Jum’at, 29 Jumadilawal 1431 H / 14 Mei 2010 M)
Sembelihan adalah semua binatang halal untuk dimakan yang disembelih baik dengan cara berbaring (dzabh) maupun dengan cara berdiri (nahr) pada saat penyembelihan. Yang dimaksud dengan dzabh adalah menyembelih dengan posisi hewan berbaring dengan cara memotong tenggorokan dan dua urat lehernya, sedangkan nahr adalah menyembelih dengan posisi hewan tetap berdiri seperti menusuk unta pada bagian libbahnya. Libbah adalah tempat menggantungkan kalung pada leher, dan itu adalah posisi di mana alat penyembelihan dapat mencapai hati sehingga binatang yang disembelih akan mati dengan cepat.
Penyembelihan dianggap sah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
يَا رَسُوْلُ اللهِ اِنَّا لاَقُوْا العَدُوَ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى قاَلَ ماَ اَنْهَرَ الدَمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ فَكُلْ لَيْسَ السِنَ وَالظُفْرَ وَسَأُحَدِثُكَ أَماَ السِنُ فَعَظْمٌ وَاَمَا الظُفْرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ [رواه أحمد والبيهقي]
Artinya: “Ya Rasulullah sesungguhnya kami besok akan berhadapan dengan musuh dan kami tidak mempunyai pisau (untuk sembelih). Maka Nabi saw bersabda: Apa saja yang bisa mengalirkan darah dan disebutkan atasnya nama Allah, makanlah (sembelihan tersebut) apabila yang dipakai untuk penyembelihan itu bukan dengan gigi dan kuku. Dan saya akan menerangkan itu kepadamu. Adapun gigi itu adalah tulang dan adapun kuku itu adalah pisau menurut kaum Habasyah.” [HR. Ahmad dan al-Baihaqi]
Artinya: “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-arang yang musyrik.”
Dari uraian di atas, maka dalam kasus yang saudara ajukan, jika sudah terpenuhi semua persyaratan di atas dan sudah jelas ayam tersebut mati, tidak salah jika langsung dimasukkan ke dalam air panas untuk proses cabut bulu. Namun jika ayam belum mati secara sempurna, sebaiknya tidak langsung dimasukkan ke dalam air panas karena bisa jadi ayam tersebut akan merasakan sakit yang lebih lama daripada disembelih itu sendiri. Hal ini karena selain harus terpenuhinya syarat-syarat di atas, juga harus diperhatikan pula adab atau etika kepada hewan tersebut, seperti tidak dengan alat sembelihan yang tumpul sehingga lebih terasa sakitnya dan lama matinya, tidak menampakkan alat sembelihan di hadapan hewan yang akan disembelih dan tidak menguliti sebelum matinya sempurna, termasuk memasukkannya ke dalam air panas untuk cabut bulu. Beberapa hadits yang menjelaskan tentang hal ini antara lain adalah:
Hadits dari Syadad bin Aus, bahwa Rasulullah saw bersabda:
إِنَ الله َكَتَبَ الْإحْسَانَ عَلىَ كُلِ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا اْلقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ. [رواه مسلم]
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan untuk berbuat ihsan (kebaikan) pada tiap-tiap urusan, maka apabila kamu membunuh maka perbaikilah cara membunuhnya, dan apabila kamu menyembelih maka perbaikilah cara sembelihannya dan tajamkanlah pisaumu dan entengkanlah binatang sembelihanmu.” [HR. Muslim]
Hadits dari Ibnu Umar:
اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ اَمَرَ اَنْ تُحَدَّ الشِفَارُ وَاَنْ تُوَارَ عَنِ اْلبَهَائَِمِ وَقَالَ : اِذَا ذَبَحَ اَحَدُكُمْ فَلْيَجْهَزْ. [رواه أحمد وابن ماجه]
Artinya: “Bahwa Rasulullah saw telah memerintahkan supaya pisau itu ditajamkan dan supaya tidak dinampakkan kepada binatang-binatang, dan beliau bersabda: Apabila seorang daripada kamu menyembelih. maka hendaklah ia bikin mati dengan lekas.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
Sedangkan mengenai membaca basmalah ketika menyembelih, yakni apakah sembelihan orang Islam sudah dianggap sah sekalipun tidak membaca basmalah, di sini memang terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat perlu kita hargai dan kami berpendapat bahwa sembelihan orang Islam itu halal dimakan sekalipun ketika menyembelih itu tidak membaca basamalah, hal ini berdasarkan alasan:
Firman Allah SWT dalam surat al-Maidah (5): 3;
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, …” [QS. al-Maidah (5): 3]
Kalimat وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ , “dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya …”. Kalimat “melainkan apa yang telah kamu sembelih” maksudnya adalah orang Islam.
Hadits Nabi saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ مِنَّا يَذْبَحُ وَيَنْسَى أَنْ يُسَمِّىَ فَقَالَ النَّبِىُّ اسْمُ اللَّهِ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ [رواه البيهقي]
Artinya: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw kemudian berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau memandang kepada seorang lelaki yang menyembelih tetapi kelupaan menyebut nama Allah? Nabi saw menjawab: Bahwa nama Allah itu ada pada tiap-tiap orang Islam.” [HR. al-Baihaqi]
Hadits Nabi saw yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ الْمُسْلِمُ يَكْفِيهِ اسْمُهُ فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يُسَمِّىَ حِينَ يَذْبَحُ فَلْيُسَمِّ وَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ ثُمَّ لْيَأْكُلْ. [رواه الدارقطني والبيهقي]
Artinya: “Bahwanya Nabi saw pernah bersabda: Orang Islam itu dicukupi oleh namanya (sendiri). Apabila kelupaan menyebut basmalah tatkala menyembelih, maka segera membaca “basmalah” kemudian makanlah.” [HR. ad-Daruquthni dan al-Baihaqi]
Hadits Nabi saw yang diriwayatkan dari Aisyah:
إِنَّ قَوْمًا قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ قَوْمًا يَأْتُوْنَنَا بِالَلحْمِ وَلاَ نَدْرِيْ أَذَكَرُوا اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ أَمْ لاَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم سَمُوا اللهَ عَلَيْهِ وَكُلُوْهُ. [رواه البخاري]
Artinya: “Sesungguhnya ada suatu kaum bertanya: Wahai Rasulullah sesungguhnya orang-orang biasa datang kepada kami sambil membawa daging padahal kami tidak mengetahui apakah mereka itu sudah disembelih dengan menyebut nama Allah atau belum. Maka Rasulullah saw bersabda: Sebutlah nama Allah padanya kemudian makanlah.” [HR. al-Bukhari]
Berdasar pada keterangan di atas, maka bagi seseorang yang akan menyembelih hendaklah diawali dengan membaca basmalah dan seorang muslim hendaknya berhusnudz-dzan (prasangka baik) bahwa sembelihan seorang muslim lain itu adalah halal sekalipun terlupa atau tidak membaca basmalah sama sekali. Jika sembelihan dalam jumlah yang banyak yang tidak mungkin membaca basmalah setiap satu ekor ayam yang disembelih, maka dicukupkan membacanya sekali di awal penyembelihan, dan bagi kita yang memakannya dicukupkan dengan membaca basmalah ketika akan makan jika penyembelihnya seorang muslim.
ôMtBÌhãm ãNä3øn=tæ èptGøyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ÍÌYÏø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ … [المآئدة (5): 3]
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, …” [QS. al-Maidah (5): 3]
Di antara makanan yang diharamkan adalah bangkai. Yang dimaksud bangkai adalah binatang yang mati secara alami seperti tercekik, terpukul, tertanduk oleh binatang lain atau diterkam binatang buas. Berkaitan dengan pertanyaan saudara, ayam yang sudah mati jelas haram dimakan karena termasuk kategori bangkai. Namun, apakah telor yang ada pada dubur ayam yang sudah mati tersebut termasuk haram atau tidak? Memakan telor dari binatang yang bertelor yang keluar pada waktu hidupnya tidak syak (ragu) lagi tentang halalnya, baik binatang yang hidup di darat maupun yang hidup di air. Sedangkan telor dari binatang yang sudah mati karena disembelih itupun jelas halalnya. Namun jika matinya karena tidak disembelih, bisa jadi ada yang beranggapan haram lantaran keluarnya dari binatang yang sudah menjadi bangkai, maka telornya pun ikut menjadi bangkai, jadi sama haramnya.
Dalam pandangan kami, bahwa telor yang ada pada dubur ayam yang sudah mati pada dasarnya tetap halal untuk dimakan, sekalipun ayam tersebut mati tanpa disembelih. Hal ini karena telor tersebut telah keluar dari perut ayam, hanya saja belum sempat keluar dari dubur ayam yang kemudian mati mendadak tersebut, sehingga bukan bagian dari bangkai. Meskipun demikian, yang perlu diwaspadai adalah penyebab kematian ayam yang mendadak tersebut, karena bisa jadi karena penyakit yang berbahaya, seperti flu burung misalnya. Oleh sebab itu, meskipun pada dasarnya telor tersebut halal untuk dimakan, namun demi menjaga kesehatan sebaiknya tidak usah dikonsumsi, mengingat kematian ayam yang mendadak tersebut bisa jadi karena penyakit yang bisa menular melalui telornya.
Wallahu a‘lam bish-shawab
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Sumber: Majalah SM No 17 Tahun 2010