Jumat 15 Jul 2022 07:30 WIB

Menengok Event IDRN di Indonesia, Apa Saja yang Akan Dilakukan?

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
Vice Chairman IDRN Inban Caldwell. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Foto: jatimnow.com
Vice Chairman IDRN Inban Caldwell. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

Surabaya - Non-governmental organization (NGO) atau yang di Indonesia sering disebut sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) International Disaster Response Network (IDRN) kembali menyelenggarakan Konferensi Global Changing Challenges (GCC) ke-5 pada 18-21 Agustus 2022 di Fairfield by Marriott, Kabupaten Badung, Bali.

Vice Chairman IDRN Inban Caldwell mengatakan GCC ke-5 ini mengangkat tema 'Tanggap Darurat di Dunia Baru'. Yang menjadi fokus agenda ini adalah Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM).

"Konferensi ini akan memperkenalkan dasar-dasar PBBM sebagai sistem jaringan yang terintegrasi, dan bagaimana sumber daya dan kecakapan disatukan untuk mengatasi keadaan darurat/bencana berskala lokal, nasional maupun internasional," kata Inban, Jumat (15/7/2022).

Inban memaparkan, ada alasan khusus GCC ke-5 ini diselenggarakan di Indonesia. Keunikan karakter masyarakat Indonesia menjadi perhatian khusus IDRN sejauh ini.

"Kita (Indonesia) punya penduduk sekitar 250 juta, 2200 lebih bahasa, ketika datang ke lokasi bencana kita tidak bisa punya satu program sama yang bisa kita bisa aplikasikan ke semua tempat," katanya.

Menurut Inban, semua komunitas rentan terhadap berbagai macam bencana. Sehingga, PBBM menyediakan struktur untuk mengantisipasi dan menangani kesiapsiagaan, pencegahan, penanganan, pemulihan dan mitigasi ketika terjadi keadaan darurat/bencana.

"IDRN melibatkan semua golongan mulai dari pemerintahan, swasta, lembaga swadaya masyarakat hingga komunitas," ujarnya.

Pembahasan dalam konferensi, kata Inban, digelar sesuai dengan fase kebencanaan. Yakni sebelum, sedang, dan setelah keadaan darurat atau bencana. Namun, efektivitas PBBM bertumpu pada kemampuan jaringan ini untuk mengkolaborasikan sekaligus memobilisasi aset dan sumber daya di semua sektor.

"Konferensi ini memberikan berbagai teknik dan metodologi PBBM untuk meningkatkan kapasitas jaringan dan beroperasi secara efektif di tingkat masyarakat sembari berdialog dan melibatkan semua sektor yang terlibat dalam keadaan darurat atau bencana," bebernya.

Inban berharap konferensi ini memiliki implikasi dan dampak yang besar terhadap bagaimana setiap golongan dapat berjejaring bersama untuk bangsa dan masyarakat dalam menanggapi keadaan darurat/bencana, serta pemulihan pascabencana.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement