Biaya penambangan satu Bitcoin (BTC) telah turun ke posisi terendah dalam sepuluh bulan karena perangkat keras penambangan menjadi lebih efisien, dan kesulitan telah turun 6,7% sejak puncaknya pada Mei.
Pada Rabu (13/7/2022) lalu, ahli strategi dari JPMorgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou mengatakan kepada investor bahwa biaya produksi Bitcoin telah turun menjadi sekitar 13.000 dolar dari 24.000 dolar pada awal Juni.
"Ini adalah yang terendah sejak September 2021, dan datang karena kesulitan penambangan telah turun dari tertinggi Mei di 31.25T menjadi 29.15T," kata analis mengutip grafik dari Bitinfocharts.
Baca Juga: Rilis Terbaru Coincub, Jerman dan Amerika Serikat Duduki Peringkat Teratas Cryptocurrency Global
Biaya produksi Bitcoin yang lebih rendah berpotensi mengurangi tekanan jual penambang dan meningkatkan profitabilitas. Namun, para ahli strategi masih bearish, menyatakan "penurunan biaya produksi mungkin dianggap negatif untuk prospek harga Bitcoin ke depan," menurut Bloomberg.
Mereka menambahkan bahwa biaya produksi dianggap oleh beberapa analis sebagai batas bawah untuk kisaran harga BTC di pasar beruang. Beberapa analis telah memperkirakan harga BTC akan turun menjadi sekitar 13.000 dolar, yang akan sejalan dengan penarikan 80%+ di dua pasar bearish sebelumnya. Bitcoin saat ini diperdagangkan turun 70% dari level tertinggi sepanjang masa pada November.
Biaya produksi Bitcoin menjadi tinggi tepat setelah harga memuncak pada April dan November 2021 dan telah jatuh kembali seperti yang dilakukan pasar, sehingga berkorelasi tetapi tertinggal dari pergerakan harga.
Di sisi lian, indeks konsumsi energi Bitcoin Universitas Cambridge saat ini melaporkan bahwa perkiraan permintaan daya harian jaringan adalah 9,59 Gigawatt. Ini adalah penurunan 33% selama sebulan terakhir dan turun 40% dari permintaan puncak 2022 hampir 16 GW pada Februari.
Selain itu, sejumlah besar penambang telah mematikan rig penambangan yang lebih tua dan lebih tidak efisien karena mereka menjadi tidak menguntungkan untuk beroperasi karena lonjakan harga energi dan jatuhnya harga BTC.
Menurut Asicminervalue, Bitmain Antminer E9, yang baru saja dirilis bulan ini, adalah salah satu unit paling efisien di pasar, dengan tingkat hash maksimum 2,4Gh/s untuk konsumsi daya 1.920 watt.
Di sisi lain, penambang telah dilanda pukulan ganda dari kenaikan harga energi global dan harga BTC yang merosot. Hal ini menyebabkan profitabilitas pertambangan merosot sebesar 63% sejak awal tahun.
Bitinfocharts melaporkan bahwa profitabilitas penambangan saat ini berada pada level terendah sejak Oktober 2020 di 0,095 dolar per hari per terahash per detik. Namun, penurunan biaya produksi dapat mencegah penurunan lebih lanjut dalam profitabilitas dan bahkan dapat membalikkan tren itu dalam beberapa bulan mendatang.