Jumat 22 Jul 2022 08:15 WIB

Waspada Akan Risiko Dunia Digital, Hindari Data Pribadi Terkoneksi ke Internet

Memiliki data pribadi yang terkoneksi ke internet sangatlah riskan dan penuh risiko, salah satu yang harus paling di waspadai di dunia digital.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kaspersky (Unsplash/Clint Patterson)
Foto: Warta ekonomi
Kaspersky (Unsplash/Clint Patterson)

Pemahaman keamanan digital membuat setiap individu nyaman berselancar di dunia digital. Kehati-hatian menyimpan data pribadi dapat meminimalisasi dampak negatif. Salah satu upaya yang dengan menghindari data pribadi terkoneks langsung dengan internet.

“Semua data pribadi jangan ada konektivitas langsung ke internet. Saya tidak pernah menyimpan data pribadi ke cloud. Penyimpanan masih konvensional, disimpan di hard disk,” kata Founder, Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (20/7/2022).

Baca Juga: Digitalisasi dan Optimalisasi Budaya

Sekarang banyak aplikasi menawarkan fitur penyimpanan. Google misalnya, memiliki Google Drive yang berfungsi sebagai gudang sehingga pengguna bisa memasukkan semua data ke dalammnya.

Menurut Eko, fitur yang ditawarkan Google tidak menjamin data pribadi tersimpan aman 100 persen. Pengguna harus memiliki akun, sehingga ada potensi peretasan. Selain itu, individu yang cakap digital harus bijak membagikan data pribadinya.

“Dari segi penyimpanannya, ada pihak ketiga yang menyelenggarakan dan merawat. Misal Google Drive, pihak Google yang mengelola. Kita mempercayakan mereka, bisa atau tidak, aman atau tidak mengelola,” kata Eko.

Data pribadi sebaiknya tidak dibagikan kepada siapa pun. Setiap individu bahkan tidak boleh membagikan datanya ke media digital, termasuk aplikasi penyimpanan dan media sosial.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Founder, Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo. Kemudian Ketua STIKOSA AWS, Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM, serta Jawara Internet Sehat & RTIK, Ulil Albab.

Baca Juga: Derasnya Arus Informasi Butuh Landasan Budaya Digital

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement