Media sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya bisa mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi (konten) meliputi blog, jejaring sosial, forum, dan komunitas virtual. Pertemuan individu beragam budaya tidak terhindarkan.
Sekarang ini pendidikan muktikultural perlu ditanamkan kepada generasi muda. Dengan begitu, mereka memiliki persepsi dan sikap multikulturalistik, terbiasa hidup berdampingan dalam keragaman watak, kultur, agama, dan bahasa.
Baca Juga: Kemendagri Apresiasi Peruri atas Upaya Transformasi Digital Demi Indonesia Maju
“Sehingga menghormati hak setiap warga negara tanpa membedakan etnik mayoritas atau minoritas, dan dapat bersama-sama membangun kekuatan bangsa sehingga diperhitungkan dalam pecaturan global dan nation dignity yang kuat,” kata Dosen STIKOSA AWS, Bendahara RTIK Surabaya, E. Rizky Wulandari, S.Sos, M.I.Kom saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Senin (25/7/2022).
Pendidikan multikultural perlu ditanamkan sedini mungkin. Sekarang ini perubahan kehidupan akibat kemajuan ekonomi memperbesar jurang sosial antara kelompok atas dan bawah. Di sisi lain, perpindahan dan mobilitas cukup tinggi menyebabkan pertemuan yang sering dan intens antar kelompok dengan budaya berbeda.
Berbagai konflik sosial budaya juga muncul akhir-akhir ini. Sehingga memperlihatkan adanya kesalahpahaman budaya yang sangat besar antarkelompok yang berinteraksi. Rizky menyebutkan, toleransi terhadap multikulturalisme dibutuhkan dalam berinteraksi di media sosial.
Baca Juga: Hasil Survei Buktikan Anies Baswedan Tokoh Paling Diperbincangkan, Pengamat: Wajar, Simbol Oposisi
“Berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia agar tidak menyinggung antarsuku. Saling menghargai dan menghormati isi atau konten di media sosial sehingga terjadi harmonisasi antarumat beragama,” ujar Rizky.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Baca Juga: Mardani Maming Lolos dari Jerat KPK, "Semua Buzzerp Mingkem"
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M. Kemudian Dosen STIKOSA AWS, Bendahara RTIK Surabaya, E. Rizky Wulandari, S.Sos, M.I.Kom, serta Digital Campaign Strategist Seknas Jaringan GUSDURian, Muhammad Pandu.
Baca Juga: Pentingnya Etika Digital Saat Selancari Luas dan Beragamnya Internet
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.