Sabtu 30 Jul 2022 09:20 WIB

Bisnis Iklan Google Search Lampaui Target di Tengah Kondisi Ekonomi yang Tidak Pasti

Hasil penjualan dari Google Search ini melampaui ekspektasi yang kemudian membuat saham perusahaan Alphabet melonjak 5,5%.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Logo Google lampu neon. (Unsplash/Mitchell Luo)
Logo Google lampu neon. (Unsplash/Mitchell Luo)

Google Search Ads berhasil meningkatkan saham perusahaan Alphabet Inc (GOOGL.O) pada Selasa (26/7/2022) yang nilainya mendekati ekspektasi penjualan Wall Street. Pencapaian ini tentu membawa kelegaan karena mampu bertahan dari resesi global.

Hasil penjualan dari Google Search ini melampaui ekspektasi yang kemudian membuat saham perusahaan Alphabet melonjak 5,5% dalam perdagangan. Sebaliknya, saham Snap Inc (SNAP.N) turun lebih dari 25% minggu lalu.

Dikutip dari Reuters, (29/7/2022), eksekutif Alphabet mengatakan bahwa Google rentan terhadap kemunduran yang disebabkan oleh klien yang menghadapi kekurangan produk, permintaan yang lebih sedikit, serta kenaikan upah dan kenaikan harga bahan bakar dan barang lainnya yang kemudian membuat beberapa pembeli iklan memangkas pemasarannya pada tahun ini.

Baca Juga: Cakap Digital, Memaksimalkan Fitur Mesin Pencarian Google

Namun meskipun begitu, Google telah melampaui ekspektasi dengan mendatangkan pendapatan melalui lebih banyak variasi fungsi di pasar iklan. Klien terkadang memprioritaskan iklan Google Search karena pemasaran biasanya diarahkan pada orang yang secara aktif mencari item terkait.

Dalam hal ini, pengiklanan travel dan ritel mendorong peningkatan hampir 14% dalam penjualan iklan Google selama kuartal kedua yang sebesar US$40,69 miliar, melampaui perkiraan FactSet yang hanya sebesar US$40,15 miliar. Secara keseluruhan, Alphabet melaporkan pendapatan kuartal kedua sebesar US$69,69 miliar, yang 81%-nya berasal dari bisnis iklan Google.

Sebagai perusahaan global, Alphabet harus menghadapi ancaman penjualan karena situasi global yang terjadi. Perusahaan terus menghasilkan lebih sedikit uang karena pendapat dalam nilai mata uang asing harus terkonversi ke dalam dolar yang kuat.

Melihat situasi ini, Alphabet menyampaikan bahwa jika bukan karena perubahan mata uang, pendapatan penjualan mereka akan mendekati US$72 miliar. Hal ini terjadi karena 55% dari penjualan perusahaan berasal dari luar Amerika Serikat. Oleh karena itulah dampak dari perubahan mata uang akan lebih besar pada kuartal ketiga.

Ancaman lain yang dihadapi Google juga datang dari penangguhan penjualan di Rusia akibat perang yang terjadi di Ukraina. Selain itu pendapatan iklan YouTube juga berfluktasi karena popularitas yang berkurang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement