Transformasi digital membawa perubahan pesat pada derasnya arus informasi. Hal ini ditenggarai dengan kemudahan akses dari pemanfaatan internet dan Teknologi Informasi Komputer (TIK). Masyarakat dituntut sebagai pengguna media digital yang cerdas, salah satunya dengan kemampuan memfilter informasi.
"Sebanyak 73,7 persen masyarakat Indonesia sudah terkoneksi dengan internet dan 191 juta orang di antaranya aktif di media sosial," kata Enterpreneur dan Digital Marketer, Lim Sau Liang saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Selasa (2/8/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Baca Juga: Jangan Takut Akan Perubahan, Jadilah Pemain di Era Digital
We Are Social juga mencatat, alasan utama orang menggunakan internet cukup beragam, teratas yakni 80 persen pengguna ingin mencari informasi, mencari ide baru dan inspirasi. Adapun, sebanyak 68 persen karena ingin terhubung dengan teman dan keluarga. Sisanya biasanya karena ingin mencari hiburan seperti mendengarkan musik hingga bermain game.
Masifnya penggunaan internet belum sejalan dengan kecakapan skor kecakapan pengguna ruang digital, di mana Indonesia untuk keahlian masih memiliki skor rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, mengungkap bahwa ada tiga subindeks Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia yaitu akses dan infrastruktur, intensitas penggunaan, serta keahlian atau kecakapan.
Dapat dibayangkan pengguna internet terus meningkat dan sebanyak 80 persen untuk mencari informasi namun skor kecakapan digital masih kurang. Hal ini pun ditenmengakibatkan hal buruk misalnya saat menerima informasi mentah-mentah, tanpa verifikasi dan cross check terlebih dahulu.
"Informasi yang beredar di internet jika tidak ditelaah lebih dulu juga akan menimbulkan kepanikan," kata Lim.
Terlebih jika informasi tersebut langsung disebarkan tanpa mengecek kembali kebenarannya. Bukan hanya dampak negatif dari beredarnya informasi di internet, namun informasi yang membawa hal positif juga dapat hilang begitu saja jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Misalnya memanfaatkan marketplace untuk sarana mempromosikan dan menjual produk.
Adapun Individu dikatakan cakap bermedia digital jika mampu mengetahui, memahami dan menggunakan lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi pecakapan, media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.
Baca Juga: Hati-hati Publikasi Data Pribadi di Media Sosial, Bisa Jadi Modal Penipu di Dunia Digital
Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Jawa Timur, Kota Blitar merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Enterpreneur dan Digital Marketer, Lim Sau Liang, Pegiat Literasi Digital, Rofidatul Hasanah, dan Kabid Program & APTIKA RTIK Surabaya, Mei Sya Ardhi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.