Selasa 09 Aug 2022 10:04 WIB

Catat! Ada 800 Emiten di Bursa Efek

Catat! Ada 800 Emiten di Bursa Efek

Rep: Vicky Rachman (swa.co.id)/ Red: Vicky Rachman (swa.co.id)
Papan elektronik menampilkan perdagangan saham di BEI pada 24 September 2021. (Foto : Vicky Rachman/SWA)
Papan elektronik menampilkan perdagangan saham di BEI pada 24 September 2021. (Foto : Vicky Rachman/SWA)

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya melakukan serangkaian program dan pengembangan kebijakan guna meningkatkan kepercayaan perusahaan untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan antara lain sosialisasi kepada calon perusahaan tercatat di seluruh Indonesia dan penyesuaian beberapa peraturan guna mempermudah perusahaan melantai di BEI.

“Upaya tersebut mampu menghasilkan berbagai pencapaian, salah satunya adalah perusahaan tercatat ke-800 yang resmi dicatatkan di BEI pada Jumat pekan ini,” ujar Yulianto Aji Sadono, Sekretaris Perusahaan BEI di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Pada 2021, lanjut Yulianto, pasar modal Indonesia mencatatkan rekor nilai penggalangan dana tertinggi penawaran umum saham di kawasan ASEAN sebesar Rp 62,5 triliun. Yulianto, dalam keterangan tertulisnya ini, menyampaikan BEI juga merupakan bursa paling aktif di ASEAN dengan pencatatan saham baru terbanyak selama empat tahun berturut-turut.

Pada 2018 hingga 2021 itu telah terdapat 217 perusahaan tercatat baru di BEI dan pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan bursa-bursa lain dalam kawasan ASEAN. Sampai dengan 5 Agustus 2022, telah terdapat 34  perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dan penggalangan dana sebesar Rp 20,1 triliun serta terdapat 30 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Perusahaan ke-800 yang tercatat di BEI ini adalah PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI). Pencapaian ini merupakan hasil dari penyelenggaraan program sosialisasi kepada calon perusahaan tercatat di seluruh Indonesia yang dilakukan secara konsisten oleh BEI bersama berbagai pihak, di antaranya Direktorat Jenderal Pajak  Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, beberapa profesi penunjang pasar modal, asosiasi, serta himpunan pengusaha lainnya.

Yulianto merincikan kegiatan BEI sepanjang tahun lalu itu menyelenggarakan 472 business meeting bersama 363 perusahaan potensial dan 75 go public workshop di seluruh Indonesia. Guna mendukung peningkatan jumlah perusahaan tercatat, BEI senantiasa berusaha adaptif dan inklusif untuk bisa mengakomodasi berbagai karakteristik perusahaan diantaranya dengan melakukan pembaruan peraturan BEI nomor I-A.

Pembaruan peraturan tersebut memberikan pilihan yang lebih luas bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat dicatat di papan utama dan papan pengembangan dengan tetap memperhatikan kualitasnya.  Terdapat 5 alternatif kriteria aspek finansial yang dapat digunakan saat ini, yaitu net tangible assets, kumulatif laba sebelum pajak selama 2 dua tahun terakhir dan kapitalisasi pasar, pendapatan dan kapitalisasi pasar, total aset dan kapitalisasi pasar, serta arus kas dari aktivitas operasi dan kapitalisasi pasar. Adanya opsi yang lebih luas, calon perusahaan tercatat dapat memilih kriteria persyaratan yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik usahanya.

BEI juga telah berhasil mencatatkan 2 perusahaan besar di bidang teknologi dan salah satunya adalah perusahaan decacorn terbesar yang tercatat di bursa ASEAN. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh pihak, khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah menerbitkan peraturan OJK (POJK) nomor 22/POJK.04/2021 yang memungkinkan perusahaan tercatat untuk menerapkan Saham dengan Hak Suara Multipel (SHSM).

Adanya POJK tersebut diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan perusahaan untuk menjaga visi dan misi dari pendiri (founders) dalam melakukan pengembangan bisnis perusahaan ke depan. . “Kami berharap POJK ini dapat meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia dan menjadikan BEI sebagai rumah pertumbuhan dan tempat pencatatan yang ramah bagi seluruh sektor perusahaan, khususnya sektor teknologi. Selain perusahaan dengan skala aset yang besar, BEI juga mendorong perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah untuk dapat melantai di bursa,” tutur Yulianto menjabarkan.

Membina Kandidat Emiten

Hal ini dilakukan dengan program pendampingan proses IPO kepada calon perusahaan tercatat melalui program IDX Incubator yang mencakup training sekaligus mentoring terkait regulasi IPO dan pencatatan di BEI, struktur penawaran umum, persiapan roadshow kepada investor serta persiapan audit hukum dan penyajian laporan keuangan.

Program IDX Incubator telah berhasil membimbing 6 perusahaan binaan untuk melantai di BEI dan hingga saat ini, terdapat 62 perusahaan binaan yang mengikuti program Road to IPO di IDX Incubator Jakarta, Jawa Barat, serta Jawa Timur.

BEI mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan pendanaan melalui pasar modal Indonesia dengan melakukan pencatatan sebagai salah satu strategi pengembangan perusahaan. Harapannya, dengan semakin banyak perusahaan yang melantai di BEI maka dapat menjadikan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dan memberikan pilihan investasi yang lebih beragam bagi investor.

Swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement