Zaman lagi susah seperti ini, menjual rumah tidak semudah ketika kondisi ekonomi sedang baik. Apalagi rumah tersebut bukan rumah baru alias bekas.
Terkadang meski sudah ditawarkan secara offline dan online, belum tentu ada peminatnya. Sebab, orang juga akan berpikir dua kali untuk membeli rumah bekas.
Agar rumah bekas cepat laku, hindari kesalahan berikut ini saat menjual rumah bekas.
Baca Juga: Duit Ngepas, Mending Beli Rumah Baru atau Rumah Bekas?
Menjual rumah
Jika kamu masih bingung dalam mengambil keputusan untuk menjual rumah lama, maka akan sangat baik untuk melibatkan seluruh anggota keluarga dalam mengambil keputusan. Tanyalah pendapat semua orang dan lihat ke arah mana pendapat tersebut lebih condong. Jika sebagian besar anggota keluarga berpendapat untuk menjual, keputusan menjual rumah lama tersebut tentu sudah layak untuk dilakukan.
Menetapkan harga jual yang terlalu tinggi merupakan kesalahan yang bisa merugikan kamu dalam penjualan rumah. Pembeli tidak akan berpikir untuk melakukan penawaran, apalagi jika kamu menetapkan harga awal yang tidak masuk akal. Alih-alih mendapatkan keuntungan, sikap seperti ini bisa saja membuat rumah kamu tersebut tidak pernah terjual.
Mungkin juga menurut calon pembeli, dengan harga sebesar itu, lebih baik mereka membeli rumah baru. Risiko perbaikan atau renovasi tidak ada sehingga tidak akan ada biaya tambahan seperti membeli rumah bekas.
Oleh karena itu, tentukan harga jual rumah bekas yang tepat. Kalau bingung menentukan harga jual rumah, coba lihat bukti PBB atau Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (SPPT PBB).
Di surat bukti PBB tersebut, ada yang namanya NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Ada NJOP bumi atau tanah, serta NJOP bangunan. Misalnya, luas tanah dan bangunan masing-masing 104 meter persegi. NJOP tanah sebesar Rp3,3 juta per meter persegi dan NJOP bangunan Rp1,2 juta meter persegi. Berikut perhitungannya.
NJOP Tanah = Rp3,3 juta x 104 = Rp343, 2 juta
NJOP Bangunan = Rp1,2 juta x 104 = Rp124,8 juta
Harga Jual = Rp343,2 juta + Rp124,8 juta = Rp468 juta
Berarti, kamu bisa menawarkan penjualan rumah seharga Rp468 juta.
Tidak melakukan renovasi rumah
Menjual rumah bekas juga tidak asal. Ditawarkan ke orang lain dalam keadaan kotor dan rusak parah. Sudah pasti tidak akan ada yang beli, kecuali dijual banting harga.
Jika ingin menjual rumah bekas, cepat laku, dan harga tinggi, pastikan kamu melego dalam kondisi bersih dan siap huni. Kerusakan sudah diperbaiki dengan renovasi minor.
Contohnya seperti ‘mendandani’ teras dan halaman rumah sebagai ‘wajah’ rumah sehingga orang tertarik membeli. Mengecat rumah agar seluruh bagian rumah tampak baru dan lebih indah.
Selain itu, cek semua bagian rumah secara detail dan catat bagian mana saja yang membutuhkan perbaikan. Misal, pintu macet, plafon jebol atau bocor, keran air tidak berfungsi, dan sebagainya.
Calon pembeli tentu akan merasa kaget atau bahkan langsung tidak tertarik, jika melihat kondisi rumah kamu yang tidak tertata rapi. Kondisi seperti ini tentu akan memberi kesan yang tidak nyaman, sebab biasanya calon pembeli akan memiliki ekspektasi yang tinggi ketika melakukan survey. Meski calon pembeli tertarik, kondisi rumah yang tidak tertata seperti ini akan membuat harga rumah kamu turun.
Jika kamu membiarkan berbagai barang berantakan di area rumah, maka kesan kotor dan tidak nyaman akan segera terlihat. Hal ini akan terasa mengganggu bagi orang lain, terutama calon pembeli rumah tersebut. Bukan hanya pada ruangan atau area rumah yang terbuka (terlihat), berbagai barang yang berantakan di kamar tidur atau kamar mandi juga akan sangat mengganggu. Semua ini bahkan bisa saja membuat kamu kesulitan mendapatkan pembeli, sehingga harga rumah tersebut turun.
Menggunakan foto yang tidak menarik
Mengiklankan rumah merupakan salah satu cara untuk lebih cepat bertemu dengan calon pembeli. Namun, ini tidak akan berhasil dengan baik, jika kamu salah memasang foto rumah untuk iklan. Misalnya, pengambilan angle yang tidak menarik atau menggunakan foto bagian rumah yang belum dibersihkan. Calon pembeli akan menjauh.
Selain memperbaiki rumah secara detail, menggunakan foto yang baik dan menarik merupakan poin penting di dalam proses penjualan rumah bekas. Kamu harus mendapatkan foto yang tepat dan berkualitas baik. Jika perlu, pakai jasa fotografer freelance agar hasilnya memuaskan. Semakin bagus gambar yang kamu pasang di iklan akan menarik minat calon pembeli.
Pakai jasa makelar yang tidak profesional
Menggunakan jasa agen properti agar cepat dapat pembeli memang tepat. Namun, bila salah memilih agen, justru kamu akan dirugikan.
Bukannya untung dapat pembeli, malah tekor karena harus membayar fee meski belum ada pembeli. Maka, pastikan memilih agen properti yang sudah profesional dan memiliki pengalaman di bidang properti.
Biasanya, agen properti akan memberikan kamu kemudahan, termasuk saran di awal persiapan penjualan rumah bekas. Mereka akan membantumu memasang iklan yang menarik, termasuk menentukan harga jual yang paling tepat untuk rumah kamu.
Jika kamu menanggapi penawaran calon pembeli ini dengan emosi, maka kamu tentu akan kehilangan kesempatan untuk membuat kesepakatan. Bukannya terjual, pembeli bisa saja langsung pergi dan meninggalkan pembicaraan. Ini akan merugikan kamu dan membuat penjualan rumah kamu gagal.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberi gimmick menarik bagi calon pembeli, seperti harga jual masih bisa dinego, pendampingan saat pengurusan sertifikat atau balik nama, dan lainnya. Selain itu, gunakan media pemasaran yang paling ampuh, yakni media sosial sebagai wadah jualan atau promosi. Contohnya menjual via Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, atau media sosial lainnya.
Cara ini lebih mudah, murah, efektif, dan efisien. Iklankan rumah yang ingin kamu jual dengan apik. Foto-foto dan video produk bagus, menarik dari setiap sudut dan angle. Agar calon konsumen terpikat. Tak lupa lengkapi deskripsi produk yang mampu membuat calon konsumen penasaran, dan tertarik membeli.
Baca Juga: Beli Rumah di Pinggir Kota, Kenapa Tidak?