Dalam manajemen proyek atau project management, terdapat sebuah metode tolok ukur yang penting untuk dipahami. Metode tersebut biasa disebut sebagai feasibility study atau studi kelayakan.
Jenis studi tersebut dibutuhkan pada setiap tim guna menilai kelayakan dari sebuah proyek dan juga seluruh SDM serta logistik yang sudah dipersiapkan. Tidak hanya itu, feasibility study ini juga kerap digunakan untuk menganalisis nilai dari ROI atau return on investment yang bakal diraih perusahaan maupun pihak penyelenggara.
Menjadi salah satu hal yang penting untuk dipahami dan diperhitungkan dalam bidang ekonomi, ilmu ini kerap diterapkan pada aspek apa pun. Tak terkecuali oleh investor pada aktivitas investasi atau menanam modalnya agar bisa berjalan dengan optimal dan memberi imbal hasil sesuai harapan.
Nah, jika kamu ingin tahu tentang apa itu feasibility study atau studi kelayakan dalam dunia investasi, manfaatnya untuk investor, hingga sederet komponen yang ada di dalamnya, simak penjelasan berikut ini.
Seperti yang telah dijelaskan sedikit sebelumnya, feasibility study adalah istilah penting pada bidang ekonomi dan kerap diterapkan pada beragam aspek kehidupan. Penerapan dari keilmuan tersebut bisa memberi manfaat bagi tidak hanya manajemen perusahaan atau sebuah proyek tertentu, tapi juga investor, pemberi kredit, dan lain sebagainya.
Secara umum, yang dimaksud dengan feasibility study adalah tolok ukur atau studi yang dibutuhkan setiap tim dalam menilai kelayakan sebuah proyek beserta seluruh SDM dan juga logistik yang sudah dipersiapkan. Tidak hanya itu, studi kelayakan ini juga dapat digunakan untuk menganalisis nilai dari ROI yang bakal diraih pihak penyelenggara proyek atau perusahaan.
Sementara jika dilihat dari konteks investasi atau sisi investor, arti dari feasibility study ialah studi yang dipakai oleh investor untuk menilai kelayakan dari sebuah proyek yang akan ditanamkan modal atau investasi. Bagi pihak investor, feasibility study adalah hal yang sangat penting sebab mampu memberi gambaran terkait tingkat manfaat atau keuntungan yang mungkin diterimanya dari sebuah bisnis atau jenis investasi yang dijalankannya.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan berencana untuk melakukan perluasan lahan pabriknya dengan membeli gedung. Mengetahui hal tersebut, pihak manajer proyek harus melakukan feasibility study atau studi kelayakan guna mengetahui biaya proyek, tak terkecuali biaya bahan konstruksi sampai tenaga kerjanya.
Pada studi kelayakan tersebut, kajian yang harus diulas mencakup analisis kebutuhan, proyeksi pendapatan, perkiraan jumlah pekerja atau karyawan, hingga biaya operasional yang harus ditanggung. Pihak manajer proyek mengelola dan mengatur pembiayaan tersebut melalui kombinasi dari anggaran lembaga keuangan lokal serta dari para investornya.
Potensi risiko dari proyek tersebut dipertimbangkan bersama dengan kepentingan masyarakat sekitar dan opini publik. Pengembalian investasi diperhitungkan serta ditentukan jika pemasukan yang diperkirakan lebih besar dari beban biaya yang diharapkan. Dengan begitu, karena dirasa akan memberi keuntungan, rencana proyek tersebut nantinya akan mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak yang berwenang.
Baca Juga: Perbedaan Forex dan Cryptocurrency, Biar Gak Salah Investasi!
Tujuan atau manfaat dari feasibility study adalah pada dasarnya untuk memenuhi keinginan atau harapan dari setiap sisi maupun pihak yang terlibat pada sebuah proyek. Pihak-pihak tersebut mencakup investor, kreditur, dan manajemen perusahaan. Berikut adalah uraian manfaat dari studi kelayakan ini bagi setiap pihak yang terlibat dalam suatu proyek.
Tahapan – Tahapan Feasibility Study |
|
Data & Information Collection
|
Tahapan yang pertama adalah proses pengumpulan data dan juga informasi yang diperlukan dalam sebuah proyek serta perencanaannya. Semakin banyak dan lengkap data serta informasi yang berhasil dikumpulkan, semakin bagus dan optimal manfaatnya bagi perencanaan dan pengerjaan sebuah proyek nantinya. Pada tahap ini, data dan informasi yang dikumpulkan mencakup data kualitatif dan data kuantitatif dari sejumlah sumber terpercaya dan bisa diandalkan. Pasalnya, akan percuma saja jika ada banyak data yang telah berhasil dikumpulkan, tapi keakuratannya masih diragukan. Hal tersebut bisa menjadi sumber malapetaka pada kelangsungan proyek yang akan dijalankan nantinya.
|
Perform Data Processing
|
Tahapan ini mencakup pengolahan data dan informasi yang sudah berhasil dikumpulkan dengan akurat dan tepat. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan pengukuran dan metode yang umum dipakai pada suatu proyek yang bersangkutan.
|
Data Analysis
|
Di tahap ketiga, data analysis dilakukan dengan menganalisis data yang sudah diproses sebelumnya. Tahap ini dilakukan guna mengetahui dan menentukan kelayakan dari sebuah proyek.
|
Making Decisions
|
Lanjut ke tahap yang keempat, making decisions dilakukan saat proyek sudah diukur dengan menggunakan sejumlah kriteria. Lalu, pihak perusahaan atau pemilik proyek dapat mengambil keputusan berdasarkan dari hasil yang diperoleh tersebut.
|
Providing Recommendations
|
Tahap yang terakhir, providing recommendations adalah langkah memberi rekomendasi pada pihak tertentu mengenai laporan feasibility yang sudah dibuat serta pengumpulan saran apabila diperlukan. Dengan begitu, proyek nantinya bisa dijalankan sesuai dengan rencana dan keinginan dari seluruh pihak yang bersangkutan.
|
Market Aspect
|
Komponen aspek pasar ini berkaitan dengan demand & supply yang terdapat di pasaran atau market.
|
Technique Aspect
|
Komponen ini ditentukan tergantung dari proyeknya. Sebagai contoh, aspek teknik ini berhubungan dengan daftar peralatan, simulasi proses, studi sumber, cadangan gas, dan lain sebagainya sesuai jenis proyek yang akan dijalankan nanti.
|
Management & Organization Aspect
|
Komponen ini terdiri dari organisasi dan manajemen yang jelas dan juga berjalan baik.
|
Financial Aspect
|
Komponen ini berkaitan dengan analisis menggunakan penghitungan yang umumnya melibatkan jumlah biaya investasi di awal, tingkat diskon, arus kas, sampai periode investasi. Pada komponen aspek finansial ini, kamu dapat menggunakan sejumlah metode atau cara penilaian investasi, beberapa di antaranya adalah rumus PBP, NPV, ARR, IRR, ataupun PI agar bisa menilai feasibility sebuah proyek.
|
Baca Juga: 3 Tipe Investor Jika Dilihat dari Kepribadian atau Profil Risikonya