Sabtu 28 Jan 2023 14:00 WIB

Agar Keuangan Lebih Siap, Apa Saja Sih Biaya Membesarkan Anak yang Penting Diketahui?

Ingin punya anak? Sudah siapkah kamu dengan kebutuhan finansial untuk anak? Begini biaya membesarkan anak yang harus dipersiapkan semasa hidupnya.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Biaya yang dibutuhkan sebelum dan sesudah punya anak tentu berbeda. Setelah kelahiran buah hati, biaya atau pengeluaran otomatis meningkat karena bertambahnya anggota keluarga.

Terlebih bayi baru lahir membutuhkan perawatan ekstra karena tubuhnya masih rapuh. Jadi, biaya perawatan terkadang lebih mahal dibandingkan orang dewasa.

Baca Juga: 3 Strategi Menabung yang Benar Biar Gak Tekor Potongan Bank

 

Biaya yang Wajib Dipersiapkan Setelah Punya Anak

Biaya Kelahiran Anak
Biaya Membesarkan Anak

Inilah berbagai biaya yang harus dipersiapkan orang tua untuk membesarkan anak.

  1. Pengeluaran Selama di Masa Kehamilan

    Perlu dipahami bahwa biaya membesarkan anak dimulai bahkan jauh sebelum proses kelahiran alias semenjak masa kehamilan. Dalam masa tersebut, para orang tua wajib mempersiapkan segala hal yang diperlukan demi menjamin kondisi kesehatan calon ibu dan juga janin. Beberapa hal yang penting untuk dilakukan adalah melakukan test pack, berkonsultasi dengan dokter, cek USG, pemeriksaan kesehatan berkala, dan lain sebagainya.

    Di masa kehamilan ini juga, segala nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu juga perlu dipenuhi melalui beragam asupan penting. Tidak hanya berguna untuk menjaga kondisi tubuh ibu tetap terjaga, tapi pemberian asupan yang lengkap tersebut juga menjamin tumbuh kembang bayi dalam kandungan optimal.

    Belum lagi kebutuhan pakaian khusus ibu hamil dan perlengkapan lain yang mampu menjamin kenyamanannya sehari-hari. Perincian seluruh biaya yang dibutuhkan dalam tahap kehamilan ini tentu bervariasi dan masih bisa disesuaikan dengan budget maupun kondisi keuangan calon orang tua.

  2. Biaya Kelahiran dan Pasca Kelahiran

    Setelah melewati masa kehamilan, dalam kurun waktu sekitar 9 bulan calon ibu pasti akan melangsungkan proses persalinan atau kelahiran. Bagi peserta BPJS Kesehatan atau produk asuransi kesehatan swasta, beban biaya tersebut biasanya akan dialihkan ke penyedia asuransi. Artinya, orang tua tak perlu khawatir harus menanggung biaya kelahiran ini.

    Namun, jika menginginkan fasilitas rumah sakit yang lebih lengkap dan bagus, ada beban biaya tambahan yang harus siap ditanggung. Selain itu, tergantung dari kebutuhan dan kondisi kelahiran, mungkin ada biaya tambahan dari tindakan persalinan khusus yang harus ditanggung oleh orang tua. Nominalnya pun bervariasi tergantung dari tindakan medis yang diambil serta kebijakan rumah sakit.

    Adapun berbagai biaya yang perlu dikeluarkan pascakelahiran adalah seperti berikut.

    • Biaya Check-Up Dokter

      Kondisi bayi yang baru lahir masih rentan, jadi penting untuk menyiapkan biaya check up rutin ke dokter. Terlebih yang lahir secara prematur.

      Misalnya, kontrol pertama ke dokter setelah seminggu lahir untuk mengetahui perkembangan si kecil, hingga deteksi gejala penyakit tertentu. Selain itu, skrining mendeteksi kelainan dini pada bayi.

      Mulai dari skrining pendengaran, darah, maupun kondisi jantung yang masing-masing memakan biaya Rp 55 ribu. Sedangkan untuk paket lengkap perlu membayar Rp 300 ribu.

    • Biaya Imunisasi

      Para orang tua juga berkewajiban untuk memenuhi segala jenis imunisasi yang dibutuhkan si kecil. Beberapa contoh imunisasi yang wajib diberikan pada buah hati adalah tuberkulosis, difteri, tetanus, hepatitis B, campak, rubella, polis, dan lain sebagainya.

      Terkait biaya konsultasi serta imunisasi sendiri biasanya berkisar antara 600 ribu sampai 1 juta. Tergantung dari kebijakan penyedia asuransi, terkadang biaya imunisasi ini tak termasuk sebagai salah satu perlindungan yang diberikan sehingga perlu

      Namun, jika pakai BPJS Kesehatan anak, biayanya gratis. Tetapi kalaupun bayar, hanya merogoh kocek Rp 10 ribu per sekali imunisasi.

    • Biaya Peralatan Menyusui

      ASI menjadi sumber gizi utama bagi bayi yang baru lahir. Meski bisa diproduksi sendiri, bukan berarti terbebas dari biaya karena kamu harus membeli botol susu, cooler bag, freezer, dan alat pompa ASI, dan tetek bengek lainnya.

      Peralatan ini dibutuhkan untuk memudahkan aktivitas menyusui. Misalnya, ketika harus bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang sudah dibekukan di freezer khusus.

      Membeli perlengkapan menyusui ini cukup mahal. Pompa ASI manual saja berkisar Rp100 ribu sampai Rp200 ribu. Apalagi yang elektrik, harganya bisa Rp1 jutaan.

    • Biaya Syukuran Kelahiran Anak

      Biasanya, orang tua akan membuat pesta sukuran kelahiran anak, baik secara besar-besaran maupun sederhana. Kalau dalam Islam, syukuran ini dapat juga disebut aqiqah. Untuk bayi perempuan, memotong kambing 1 ekor, sedangkan laki-laki 2 ekor kambing.

      Budget untuk pesta syukuran ini cukup besar, bahkan bisa mengalahkan biaya kelahiran. Untuk aqiqah potong kambing 1 ekor saja, mengundang syukuran 150 orang bisa menghabiskan uang sekitar Rp8-10 juta, termasuk bagi-bagi hantaran untuk tetangga yang sudah berkunjung menjenguk bayi.

    Baca Juga: Bagaimana Membuat Rencana Keuangan dengan Gaji UMP?

  3. Biaya Asuransi Kesehatan

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, melalui asuransi kesehatan kamu bisa mengalihkan biaya persalinan di rumah sakit ke pihak penyedia asuransi. Namun, untuk bisa mendapatkan manfaat proteksi tersebut, ada beban premi asuransi kesehatan yang harus ditanggung oleh keuangan.

    Nominalnya tentu beragam, tergantung dari produk asuransi yang dipilih. Jika kondisi keuangan masih belum kondusif, perlindungan medis dari BPJS Kesehatan pada dasarnya sudah cukup untuk menanggung segala kebutuhan di masa kehamilan ataupun persalinan.

    Di samping itu, asuransi kesehatan ini juga penting untuk diajukan pada buah hati yang telah dilahirkan ke dunia. Sama halnya dengan asuransi kesehatan untuk orang tua, produk keuangan tersebut berguna untuk menjamin proteksi terhadap beban finansial saat anak terkena penyakit dan harus melakukan pengobatan di rumah sakit. Jadi, kondisi kesehatannya akan lebih terjamin dan mampu mengantisipasi risiko medis yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

  4. Biaya Kebutuhan Harian

    Ketika anggota keluarga bertambah, beban finansial tentu akan menjadi lebih besar dari sebelumnya. Kebutuhan primer berupa sandang, pangan, dan papan tentu akan meningkat semenjak kehadiran si kecil. Terlebih, kebutuhan bayi, seperti susu, popok, pakaian, dan lain sebagainya jauh lebih banyak dan menguras kantong.

    Selain itu, kebanyakan orang tua tentu ingin memanjakan anaknya dengan membeli jajanan, atau memberikan berbagai jenis mainan yang sekaligus mampu melatih kemampuan motoriknya. Pengeluaran untuk kebutuhan harian ini tentu bisa cukup signifikan membebani keuangan, bukan?

  5. Biaya Pendidikan

    Sebagai orang tua, salah satu tanggung jawab utama terhadap anaknya adalah memberikan pendidikan yang layak. Meski begitu, biaya pendidikan yang harus dikumpulkan biasanya bisa sangat besar untuk mampu dijangkau oleh keuangan. Belum lagi dengan adanya inflasi pada biaya pendidikan setiap tahunnya yang bisa memberi ketakutan tersendiri bagi para orang tua.

    Namun, asalkan memiliki persiapan yang matang, target dana pendidikan pasti bisa tercapai tepat waktu. Perkirakan berapa besar dana pendidikan yang harus disiapkan di setiap jenjang edukasi anak serta jangka waktu pengumpulannya. Dengan begitu, kamu bisa menentukan berapa besar nominal dana yang harus disisihkan setiap bulannya agar bisa mencapai target keuangan tersebut.

    Tidak ada salahnya untuk mempersiapkan biaya pendidikan sejak dini, meskipun anak baru lahir. Pasalnya, biaya pendidikan makin mahal. Karena dana pendidikan merupakan dana yang akan dikeluarkan dalam waktu yang panjang, kamu pun juga harus menyiapkan dana yang bersifat jangka panjang. Misalnya, dengan menggunakan instrumen investasi yang menghasilkan keuntungan jangka panjang, seperti saham dan reksa dana saham.

    Dengan berinvestasi, kamu dan pasangan tidak begitu berat dalam mengumpulkan dana pendidikan anak. Sebab, dana yang kamu investasikan akan mengalami perputaran hingga kamu pun mendapatkan keuntungan yang dapat diakumulasi dengan modal investasimu. Dengan begitu, dana pendidikan anakmu dapat terkumpul lebih cepat.

  6. Biaya di Luar Dana Pendidikan

    Tidak hanya biaya pendidikan seperti uang pangkal dan SPP, ada beragam biaya lain di luar dana pendidikan yang harus disiapkan oleh orang tua pada anaknya. Beberapa contohnya adalah uang saku, membeli buku dan beragam perlengkapan sekolah, sampai kebutuhan aktivitas ekstrakurikuler dan les atau kursus.

    Segala kebutuhan ini sebaiknya disiapkan oleh para orang tua guna menyibukkan anak dengan aktivitas yang positif serta menggali bakat yang dimilikinya. Yang terpenting, jangan memaksakan ketertarikan anak terhadap suatu kegiatan tertentu agar tak malah menjadi sumber stres dan malah membuatnya malas beraktivitas.

    Baca Juga: Cara Menghitung Dana Pensiun dari Sekarang

  7. Biaya Kesehatan

    Walaupun telah terlindungi asuransi kesehatan, ada baiknya orang tua tetap mempersiapkan pos keuangan khusus untuk menanggung risiko biaya kesehatan anak ataupun anggota keluarga lain. Pasalnya, tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti bagaimana kondisi kesehatan seseorang dan kapan penyakit akan menyerang.

    Bisa saja suatu saat nanti anak terserang penyakit yang mana manfaat perlindungannya tak tercakup pada produk asuransi. Karenanya, biaya kesehatan ini perlu disiapkan guna mengantisipasi risiko tersebut. Idealnya, biaya kesehatan ini sudah termasuk pada dana darurat keluarga.

  8. Biaya Sosial

    Biaya sosial yang dimaksud adalah kebutuhan anak yang berkaitan dengan aktivitas sosial bersama teman sejawatnya. Biaya sosial ini biasanya masih harus diberikan pada anak hingga menginjak masa SMA atau ketika mereka telah mampu memiliki penghasilan sendiri. Padahal, kehidupan sosial anak dimulai dari SMP, atau bahkan sebelumnya.

    Beberapa contoh dari biaya sosial ini adalah pengeluaran untuk aktivitas berkumpul anak dengan temannya, hadiah ulang tahun teman, dan juga playdate. Besarnya biaya sosial ini secara umum tak akan bisa diprediksi tapi perlu disiapkan agar kehidupan sosial anak tidak terganggu.

  9. Biaya Pernikahan

    Bagi beberapa orang tua, perasaan tanggung jawabnya akan terus muncul hingga anak mereka menginjak usia pernikahan dan telah memiliki keluarganya sendiri. Dengan kata lain, mereka tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik pada anaknya termasuk saat akan melangsungkan acara pernikahan.

    Alhasil, biaya pernikahan ini juga bisa dimasukkan ke dalam salah satu kebutuhan anak yang perlu disiapkan oleh orang tua. Walaupun biasanya ditanggung sendiri oleh anak bersama pasangannya, tapi demi mewujudkan pesta pernikahan impian, tidak jarang orang tua turut memberi bantuan dalam bentuk uang atau semacamnya.

Lebih Mudah Menyiapkan Biaya Membesarkan Anak dengan Investasi

Dengan banyaknya kebutuhan dan pengeluaran yang harus disiapkan oleh orang tua pada anaknya, tidak sedikit orang yang khawatir tak mampu memenuhi semuanya. Namun, tenang saja, kamu bisa menyiasatinya dengan memanfaatkan produk investasi.

Sesuaikan instrumen investasi yang dipilih dengan kebutuhan dan jangka waktunya. Sebagai contoh, kamu bisa memilih saham untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang anak seperti kuliah atau menikah, maupun reksa dana pasar uang sebagai sarana investasi jangka pendek. Dengan begitu, manfaat investasi bisa didapatkan secara lebih optimal.

Baca Juga: 7 Tagihan Bulanan yang Wajib Dibayar Meski Sedang Bokek

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement