Selasa 14 May 2024 00:02 WIB

Tips Hindari Risiko Investasi dengan Diversifikasi, Pemula Wajib Tahu!

Saat berinvestasi jangan lupa untuk menerapkan diversifikasi, berikut tips cerdas diversifikasi investasi yang bisa kamu terapkan.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Pernah dengar istilah, 'jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang'? 

Ya, itu adalah istilah yang memiliki arti ketika salah satu telur terjatuh atau terguling, tidak semua telur rusak atau pecah karena masih ada telur yang utuh di keranjang yang lain. Istilah ini berlaku juga dalam kegiatan investasi. 

Dengan meletakkan modal ke beberapa instrumen investasi berbeda, risiko kerugiannya bisa lebih mudah diantisipasi. Ketimbang menginvestasikan semua modal di satu instrumen saja.

Konsep tersebut dikenal dengan sebutan diversifikasi. Namun, untuk melakukannya juga tak boleh asal, karena salah-salah justru membawa kerugian lebih besar. Apalagi jika kamu termasuk seseorang yang baru saja mulai belajar berinvestasi.

Nah, agar diversifikasi investasi lebih bisa mendatangkan keuntungan, simak dulu beberapa tips menarik berikut ini.

Tips Cerdas Diversifikasi Investasi untuk Pemula

Diversifikasi Investasi

Diversifikasi Investasi

1. Pahami Profil Risiko

Profil risiko merupakan gambaran terkait pribadi seseorang ketika menghadapi risiko investasi. 

Secara umum, investor pemula kurang memahami tentang hal ini. Mereka justru sering kali mengharapkan keuntungan atau imbal hasil dengan nilai yang tinggi, tapi tidak dapat mentoleransi risiko yang tinggi. 

Padahal, prinsip dasar dalam berinvestasi adalah makin tinggi peluang keuntungan, risiko di belakangnya juga makin besar. Umumnya, profil risiko sendiri terbagi dalam tiga kategori, di antaranya: 

  • Konservatif, memiliki toleransi terhadap risiko di level paling rendah. 
  • Moderat, memiliki toleransi terhadap risiko di level menengah.
  • Agresif, memiliki toleransi terhadap risiko di level paling tinggi.

Mengenal dan memahami profil risiko bisa dilakukan ketika mulai memutuskan untuk berinvestasi atau saat ingin melakukan diversifikasi. Contohnya, ketika merasa takut atau khawatir dengan imbal hasil dari investasi yang dilakukan, ini artinya toleransi terhadap suatu risiko investasi terbilang cukup rendah.

Maka bisa dibilang, kamu memiliki profil risiko yang konservatif. Untuk itu, disarankan untuk lebih meningkatkan porsi investasi di instrumen investasi rendah risiko. Seperti misalnya pada SBN atau reksa dana pasar uang.

2. Buat Tujuan Investasi 

Selain memahami profil risiko, penting juga untuk menyesuaikan langkah diversifikasi investasi yang akan dilakukan dengan tujuan yang telah dibuat atau direncanakan. Contohnya, kamu seorang risk taker dan ingin imbal hasil yang tinggi, ditambah lagi jangka waktu yang dimiliki untuk berinvestasi demi mencapai tujuan juga cukup panjang. 

Jika demikian, maka akan lebih baik untuk meningkatkan porsi investasi di instrumen reksa dana saham. Meskipun demikian, jangan sampai lupa untuk mempersiapkan dana darurat juga, dengan menginvestasikan uang pada instrumen investasi rendah risiko dan mudah dicairkan.

3. Atur Alokasi Dana Sesuai Tujuan Investasi

Alokasi dana menjadi langkah penting selanjutnya setelah memahami bagaimana profil risiko dan juga tujuan investasi. Berikut contohnya.

Tujuan investasi:

  • Ganti ponsel baru di akhir tahun 2024 (Rp6 juta).
  • Dana untuk bangun rumah 5 tahun lagi (Rp300 juta).
  • Persiapan uang sekolah untuk anak 10 tahun mendatang (Rp250 juta).

Berdasarkan target finansial di atas, diversifikasi investasi bisa disesuaikan dari jangka waktunya. Ada baiknya untuk memperbanyak porsi investasi untuk tujuan jangka pendek terlebih dulu, sambil tetap berinvestasi pada instrumen lainnya secara rutin. 

Misalnya, dana untuk ganti ponsel baru bisa dialokasikan untuk membeli produk reksa dana pasar uang. Alasannya, karena produk investasi ini cocok untuk tujuan finansial jangka pendek, kurang dari setahun.

Sementara untuk biaya bangun rumah dapat dialokasikan ke produk reksa dana pendapatan tetap, sebab produk ini lebih cocok untuk tujuan investasi jangka menengah antara satu hingga tiga tahun. Selain itu, kamu juga dapat mengalokasikan sebagian dananya untuk menabung emas

 

Terakhir, untuk persiapan dana sekolah anak dapat dialokasikan ke reksa dana saham yang cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang atau lebih dari lima tahun.

4. Cermat dalam Distribusi Aset Investasi

Biasanya, distribusi aset investasi disesuaikan dengan usia investor, gaya hidup, dan tujuan atau target finansial yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Disarankan untuk memilih instrumen investasi dengan risiko lebih rendah ketika usia makin lanjut.

Pahami Bagaimana Diversifikasi Investasi Bekerja dan Terapkan dengan Teliti

Pemula yang baru mulai mengenal investasi harus memahami cara kerja diversifikasi investasi, termasuk juga profil risiko yang dimiliki agar bisa memetakan mana instrumen investasi yang sesuai dan tidak. 

Diversifikasi investasi akan sangat membantu ketika dilakukan secara cermat dan teliti. Bukan asal membagi modal investasi saja tapi juga butuh perhitungan dan analisis yang tepat.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement