Ahad 24 Jul 2022 07:00 WIB

Combivent: Deskripsi, Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Combivent adalah obat untuk meredakan timbulnya gejala mengi atau sesak napas. Berikut aturan pakai, dosis, hingga efek samping Combivent.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Akibat kondisi kesehatan, penyakit turunan, ataupun kualitas udara yang buruk, beberapa orang mungkin mengalami masalah pernapasan yang mengganggu. Bahkan, jika tidak segera ditangani dengan tepat, masalah yang menyerang saluran pernapasan tersebut bisa membahayakan nyawa penderitanya dan berakibat fatal. Untuk itu, bagi penderita penyakit ini, sudah sepatutnya selalu menyediakan obat sebagai pertolongan pertama di kala masalah kesehatan tersebut kambuh.

Salah satu jenis obat yang bermanfaat untuk mengatasi dan mencegah terjadinya gejala mengi atau sesak napas karena penyempitan pada saluran pernapasan adalah Combivent. Tentu saja, sebagai obat resep, penggunaan dari Combivent tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Pasalnya, selain menurunkan khasiatnya, tak tahu cara menggunakan obat ini juga bisa menyebabkan efek samping yang mampu membahayakan nyawa. 

Nah, agar tahu apa itu Combivent, manfaat, dosis, aturan pakai, hingga efek sampingnya, simak penjelasan berikut ini.

Baca Juga: Awas! Sesak Napas Bisa Jadi Gejala Beragam Penyakit Kronis Berbahaya

Apa Itu Combivent?

Combivent adalah

Combivent adalah...

Combivent adalah jenis obat yang memiliki manfaat untuk mencegah dan meredakan timbulnya gejala mengi atau sesak napas yang diakibatkan oleh penyempitan saluran pernapasan. Saluran pernapasan yang menyempit tersebut sering kali diakibatkan oleh PPOK atau asma. Obat ini bisa ditemukan dengan bentuk cairan inhalasi atau unit dose vials.

Obat ini memiliki kandungan bahan aktif yang disebut ipratropium bromide serta salbutamol sulfat. Kombinasi dari kedua bahan aktif tersebut memiliki cara kerja melebarkan bronkus serta melemaskan bagian otot dari saluran pernapasan. Dengan begitu, aliran udara yang menuju ke paru-paru bisa kembali lancar dan meningkat. 

Termasuk sebagai obat resep, Combivent adalah obat dengan kategori bronkodilator dan hanya boleh digunakan oleh orang dewasa maupun anak-anak dengan usia di atas 12 tahun dengan selalu mengikuti aturan pakai yang diberikan dokter.

Sementara pada ibu hamil, obat ini tergolong sebagai kategori C. Artinya, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan, Combivent diketahui mampu menyebabkan efek samping pada janin, tapi belum ada penelitian terkontrol terkait kebenaran hal tersebut pada manusia. Jadi, penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan apabila manfaat yang diberikan lebih besar ketimbang risikonya terhadap janin.

Lalu, untuk ibu yang sedang menyusui, belum diketahui apakah zat dan kandungan dari Combivent bisa terserap pada ASI ataukah tidak. Dalam kata lain, jika kamu sedang menyusui dan berencana untuk memakai obat ini, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar mengetahui potensi dampaknya terhadap bayi yang sedang menyusui.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Gunakan Combivent

Sama halnya dengan jenis obat lainnya, penggunaan Combivent harus benar-benar diperhatikan agar tak sampai berujung pada masalah kesehatan lain pada penggunanya. Agar lebih aman dan mampu mengoptimalkan manfaatnya, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat ini. 

  • Jangan menggunakan obat ini jika kamu mempunyai alergi terhadap kandungan dari Combivent, yaitu, salbutamol dan ipratropium bromide.
  • Hindari menggunakan obat ini jika memiliki alergi pada jenis obat turunan atropin. 
  • Obat ini tak boleh digunakan oleh pasien yang menderita kardiomiopati hipertrofik maupun penderita masalah irama jantung yang berdetak dengan cepat.
  • Informasikan pada dokter jika kamu sedang atau pernah menderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi, aritmia, serangan jantung, kelainan jantung maupun pembuluh darah berat, penyakit ginjal, glaukoma, epilepsi, pembesaran prostat dan disertai dengan keluhan berkemih, penyakit hati, hipertiroidisme, atau diabetes. 
  • Hindari langsung berkendara, mengoperasikan alat berat, ataupun melakukan aktivitas yang membutuhkan tingkat fokus yang tinggi pasca menggunakan Combivent. Alasannya karena obat tersebut mampu menyebabkan penglihatan kabur dan kepala pusing.
  • Informasikan pada dokter jika kamu tengah aktif mengonsumsi jenis obat lainnya, termasuk produk herbal maupun suplemen. 
  • Informasikan pada dokter jika kamu sedang hamil, berencana mengambil program kehamilan, maupun menyusui.
  • Jika sedang rutin menggunakan obat ini, beri tahu dokter terkait pemakaiannya ketika berencana akan menjalani operasi atau tindakan medis tertentu. 
  • Jika muncul gejala alergi obat maupun overdosis pasca menggunakan obat ini, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri dengan dokter agar penanganan medis yang tepat bisa didapatkan. 

Aturan Pakai dan Dosis Combivent

Pada dasarnya, aturan pakai dan dosis Combivent untuk meredakan serangan asma maupun saluran pernapasan yang menyempit karena PPOK tidak terlalu sulit. Namun, kamu harus berdiskusi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini untuk mengetahui aturan pakai dan dosis penggunaan yang tepat. 

Berikut adalah gambaran penggunaan Combivent secara umum. 

  • Dosis pertama, gunakan 1 Combivent UDV atau unit dose vial. Dosis tersebut dapat ditingkatkan menjadi 2 UDV apabila gejala tak membaik setelah pemberian 1 UDV.
  • Untuk dosis perawatan, gunakan 1 UDV sebanyak 3 sampai 4 kali per hari.

Baca Juga: Simak Harga Isi Ulang dan Lokasi Beli Tabung Oksigen Darurat di Jabodetabek

Cara Tepat Menggunakan Combivent

Penggunaan obat ini dilakukan melalui alat bernama nebulizer yang bisa mengubah cairan Combivent sebagai uap. Ketika menghirup uap tersebut disarankan memakai mouthpiece guna mencegah paparan uap terkena mata yang bisa menyebabkan iritasi, nyeri, dan gangguan penglihatan. Apabila hanya terdapat masker, usahakan gunakan masker berukuran yang pas dan bisa terpasang dengan tepat.

Di klinik atau rumah sakit, obat ini akan diberikan oleh tenaga medis maupun dokter. Perawatan sendiri di rumah mungkin dapat direkomendasikan pada pasien yang tubuhnya tak merespons bronkodilator agonis beta pada pengobatan yang sebelumnya. 

Dokter pun akan memakai nebulizer guna menguapkan cairan dari obat ini, dan meminta pasien untuk menghirup uapnya. Pastikan cara pemakaian nebulizer tepat saat menggunakan obat ini. 

Apabila setelah pemakaian UDV pertama gejala tak mereda, dianjurkan untuk tak menambah dosis obat tanpa memberi tahu dokter terlebih dulu. Jangan memakai obat ini di rumah apabila gejala sesak napas terasa berat, dan segera hubungi dokter agar bisa mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Segera hentikan penggunaan obat ini dan lakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami gejala overdosis, misalnya: 

  • Takikardia.
  • Jantung berdebar.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Nyeri dada. 
  • Wajah, dada, atau leher terasa panas dan memerah.
  • Tremor.

Interaksi Combivent saat Digunakan Bersama Obat Lain

Efek interaksi antar obat mungkin bisa terjadi ketika menggunakan Combivent bersama obat jenis tertentu. Berikut adalah beberapa contoh interaksi Combivent saat digunakan bersama obat lain.

  • Meningkatkan risiko hipokalemia saat digunakan bersama obat dari golongan xanthine, misalnya, aminofilin dan teofilin, obat diuretik, dan kortikosteroid. 
  • Menurunkan efektivitas Combivent saat digunakan dengan obat penghambat beta.
  • Meningkatkan efek samping terhadap jantung ketika digunakan dengan obat bius.
  • Meningkatkan keparahan efek sampingnya saat digunakan dengan obat dari golongan xanthine, agonis beta, maupun antikolinergik sistemik.

Efek Samping Combivent

Terdapat beberapa efek samping ringan yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan obat ini, antara lain:

  • Sakit kepala atau pusing.
  • Tenggorokan atau mulut terasa kering.
  • Mual dan muntah.
  • Batuk.
  • Sembelit.
  • Diare.

Segera konsultasi ke dokter apabila efek samping tersebut tak kunjung mereda, atau malah bertambah buruk kondisinya. Lakukan hal serupa jika mengalami gejala alergi obat maupun efek samping lebih serius, misalnya:

  • Mengi, sesak napas, atau terasa seperti tercekik.
  • Detak jantung tak teratur.
  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak pada mata.
  • Nyeri dada.
  • Tremor.
  • Penglihatan menyempit atau kabur.
  • Kesulitan berkemih.
  • Kaki atau pergelangannya membengkak.

Gunakan Combivent dengan Tepat agar Mampu Mengatasi Sesak Napas secara Optimal

Itulah penjelasan mengenai apa itu Combivent, manfaat, aturan pakai dan dosis, hingga efek sampingnya. Sebagai obat resep, penggunaan Combivent harus disesuaikan dengan anjuran dokter agar manfaatnya bisa didapat secara maksimal dan meminimalkan risiko efek sampingnya. Apabila muncul gejala alergi obat atau efek samping khusus yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk menghubungi dokter agar pasien bisa segera ditangani dengan langkah medis yang tepat. 

Baca Juga: Menimbulkan Gejala yang Sama, Inilah Perbedaan Penyakit Bronkitis dan Pneumonia

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement