Bagi yang belum punya rumah, maka mengontrak adalah alternatif terbaik, terutama untuk yang sudah menikah. Biaya sewanya tidak jauh berbeda dari ngekost, tapi lebih nyaman karena ukurannya lebih luas.
Namun, tidak semua pasangan mau mengontrak rumah. Beberapa di antara mereka malah memilih untuk mencicil rumah karena dianggap lebih nyaman. Hitung-hitung untuk cicil aset juga.
Jika dihadapkan pada dua pilihan ini, kamu akan pilih yang mana? Sebelum menentukan pilihan, sebaiknya simak dulu keuntungan dan kerugian di antara keduanya.
Baca Juga: 11 Tips Membeli Rumah Bagi Milenial, Yuk Investasi Sekarang!
Keuntungan dan Kerugian Mengontrak Rumah
Di balik kelebihan tersebut, perlu diketahui pula jika harga sewa rumah akan naik dalam kurun waktu tertentu. Misalnya setelah 1 tahun ditempati, harga sewa naik 50 ribu Rupiah. Bukan jumlah yang besar, tapi bila dikalikan dalam waktu 1 tahun, maka cukup lumayan.
Kalaupun bisa beli rumah, maka lokasinya berada di wilayah pedalaman atau jauh dari pusat kota. Sebab, rumah di tengah kota sudah habis terjual.
Hal ini tidak lepas dari meningkatnya minat masyarakat atas kepemilikan rumah. Tak heran apabila sebagian besar masyarakat kini sangat aware terhadap finansialnya.
Jika harga sewanya di kisaran harga 1 juta Rupiah, kamu hanya dapat kamar yang ukurannya pas-pasan dengan fasilitas seadanya.
Keuntungan dan Kerugian Mencicil Rumah
Nah, kerugiannya jika kamu beli rumah secara KPR. Kamu harus bayar bunga yang jika diakumulasikan mencapai 30% sampai 50% dari harga rumah, tergantung dari tenor pembayaran yang dipilih.
Berbeda bila dibandingkan dengan mengontrak, di mana kamu bisa pindah kapan saja jika merasa tidak cocok.
Besarnya biaya tambahan ini tergantung dari luas dan konsep yang ingin kamu ciptakan di dalam rumah. Semakin kompleks dan unik, tentunya semakin mahal.
Tidak hanya untuk diri sendiri, kos-kosan juga sering dijadikan alternatif oleh pasangan muda. Secara khusus bila gajinya pas-pasan dan ingin menekan biaya bulanan.
Hanya saja, harga sewa apartemen lebih mahal, khususnya di kota- besar. Selain harga sewa, ada pula biaya maintenance yang dibayarkan setiap tiga bulan sekali.
Konsepnya, uang sewa yang dibayarkan setiap bulan tidak mutlak untuk bayar sewa. Di mana 70% totalnya digunakan untuk bayar sewa, sedangkan 30% sisanya untuk mencicil DP.
DP rumah yang harus terkumpul untuk bisa memiliki rumah idaman dengan skema ini adalah 2%. Jauh lebih murah daripada KPR yang biasanya 10% sampai 20% dari harga rumah.
Rumah KPR
Percuma saja, harga KPR yang kamu beli murah, tapi jauh dari tempat kerja, pusat belanja, transportasi umum, dan lainnya. Hal ini justru akan membuatmu menjadi lebih boros.
Maka dari itu, sangat penting memilih rumah KPR yang strategis alias dekat dengan fasilitas umum, transportasi terjangkau, hingga jarak tempuh ke rumah orang tua tidak jauh. Untuk mendapatkan rumah yang strategis ini, kamu perlu melakukan riset terlebih dahulu.
Tidak mengapa, proses milih rumah menjadi lebih panjang, yang terpenting kamu dan pasangan bisa mendapatkan rumah KPR yang lokasinya sangat strategis.
Agar hal ini tidak terjadi, pasutri perlu menghitung kemampuan finansial terlebih dahulu dalam membeli rumah. Dengan begitu, keuangan akan tetap aman, kebutuhan keluarga tercukupi, dan cicilan KPR berjalan lancar.
Caranya mudah saja, yaitu 5 kali penghasilan dalam 1 tahun = kemampuan harga beli rumah.
Misalnya, penghasikan 7 juta Rupiah per bulan, maka 7 juta x 12 bulan = 84 juta Rupiah. Kemudian, 84 juta x 5 tahun = 420 juta Rupiah. Jadi, kamu dan pasangan mampu membeli rumah dengan harga sekitar 400 jutaan Rupiah.
Bagi pasutri yang sudah menyiapkan uang muka ini, bisa langsung membayar cash. Sementara pasutri yang uang mukanya belum cukup, ambil penawaran cicilan uang muka yang ditawarkan pihak pengembang dan bank yang telah bekerja sama. Sering kali, uang muka rumah ini bisa dicicil sebanyak 2 atau 3 kali.
Namun, kamu dan pasangan tidak perlu khawatir. Kamu bisa membandingkan setiap KPR ini dengan mudah, yaitu melalui situs atau aplikasi Cermati.com. Kamu bisa mendapatkan informasi penawaran KPR dari setiap bank, mulai dari besaran cicilan, bunga KPR, fasilitas kredit, dan sebagainya.
Dengan begitu, kamu akan bisa mendapatkan KPR yang menurutmu memberikan keuntungan yang lumayan banyak dengan cicilan yang terjangkau.
Ngontrak Rumah
Sementata masih banyak kebutuhan dan keperluan lain yang belum terpenuhi. Jika kamu dan pasangan mengambil keputusan ini, jangan heran keuangan bisa kacau dan menimbulkan utang di kemudian hari guna memenuhi berbagai kebutuhan.
Untuk itu, pilihlah kontrakan sesuai dengan kemampuanmu dalam membayar sewanya, baik hitungan bulanan atau tahunan.
Untuk itu, sangat penting memilih kontrakan dengan lingkungan yang strategis. Saat kamu survei kontrakan, lihat, nilai, dan diskusikan bersama pasangan mengenai lingkungan sekitar. Apakah sudah sesuai dengan kriteria rumah kontrakan idaman?
Atau kamu juga bisa memilih kontrakan berdasarkan rekomendasi dari saudara atau kerabat dekat. Rekomendasi dari orang terdekat, tentunya tidak mungkin jelek. Dengan begitu, kamu dan pasangan tidak perlu repot-repot dalam mencari rumah kontrakan yang nyaman.
Tinggal di kontrakan, justru kamu tetap harus menerapkan gaya hidup sederhana. Kamu patut mengutamakan kebutuhan dan keperluan. Mulai dari belanja bahan makanan, perlengkapan mandi, bayar tagihan listrik dan air, transportasi, tabungan, hingga dana darurat.
Susunlah rencana memiliki rumah. Misalnya saja, kamu dan pasangan ingin memilki rumah idaman yang seperti apa (luas, desain, lokasi, dan sebagainya), berapa harga rumah dan budget kebutuhan, tabungan, investasi, dan lainnya.
Jika kamu dan pasangan mengalami kesulitan dalam perencanaan memiliki rumah ini, tak ada salahnya konsultasi dengan rekan yang pernah mengalami permasalahan yang sama atau langsung diskusi dengan financial planner agar keuanganmu lebih terarah dengan jelas.
Baca Juga: Biar Tak Salah, Perhatikan Langkah-langkah Membeli Rumah KPR Berikut!