Setiap orang tua yang baru saja dikaruniai buah hati tentu merasakan kebahagiaan yang tak terbayangkan besarnya. Namun, dengan adanya anggota keluarga baru, tanggung jawab orang tua akan menjadi lebih besar. Sebab, segala kebutuhan anak harus bisa terpenuhi semuanya hingga ia bisa menjadi seorang yang mandiri.
Di antara sederet kebutuhan anak yang harus diperhatikan oleh para orang tua, imunisasi menjadi salah satu yang tak boleh dilewatkan. Tujuan dari imunisasi sendiri adalah untuk menguatkan sistem kekebalan atau imun tubuh sehingga tak rentan terkena penyakit berbahaya. Tapi, karena ada banyak jenis imunisasi anak yang harus diberikan, tidak jarang para orang tua sering kali merasa kebingungan.
Lalu, apa saja sih jenis imunisasi yang wajib didapatkan oleh anak dari usia bayi hingga remaja? Selain itu, berapa rincian biaya imunisasi anak yang harus disiapkan oleh para orang tua? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu bisa mencermati penjelasan lengkap tentang rincian jenis dan biaya imunisasi anak berikut ini.
Jenis Imunisasi | Penjelasan |
Hepatitis B |
Imunisasi ini diberikan dengan tujuan mencegah risiko penyakit hepatitis B di mana mampu menyerang hati serta menyebabkan risiko komplikasi berbahaya, misalnya kanker hati dan sirosis. Imunisasi jenis ini wajib diberikan sebanyak empat kali, yaitu saat anak baru lahir atau selambatnya 12 jam pasca kelahiran, dan dilanjutkan berturut-turut saat anak berusia 2, 3, serta 4 bulan.
|
Polio |
Jenis imunisasi polio juga wajib diberikan orang tua agar anaknya terhindar dari risiko penyakit tersebut yang mampu menyerang organ saraf pada otak serta tulang belakang. Untuk di Indonesia sendiri, imunisasi polio menggunakan vaksin tetes dan diberikan 4 kali ketika bayi yang baru lahir ataupun maksimal usia 1 bulan, dan dilanjutkan ketika usia 2, 3, dan 4 bulan.
|
BCG | Fungsi dari imunisasi BCG adalah melindungi anak dari risiko infeksi kuman yang menyebabkan penyakit tuberkulosis. Menyerang organ pernapasan, otot, dan tulang, penyakit tersebut mampu memicu sakit kelenjar getah bening, saluran cerna, otak, kulit, sampai ginjal. Imunisasi ini diberikan sekali ketika bayi berusia 2 maupun 3 bulan menggunakan suntikan. |
Campak | Selain itu, orang tua juga wajib memberikan imunisasi campak agar anak terhindar dari risiko penyakit tersebut. Pemberian imunisasi campak dilakukan 3 kali ketika umur 9 dan 18 bulan, serta 6 tahun. Tapi, jika anak telah mendapat vaksin MMR/MR pada umur 15 bulan, imunisasi campak pada umur 18 tahun tak perlu diberikan. |
DPT-HB-HiB | Sebagai tambahan dari yang telah disebutkan di atas, orang tua juga perlu memberikan beberapa imunisasi tambahan guna memaksimalkan perlindungan terhadap buah hati. Beberapa di antaranya adalah vaksin MR/MMR, vaksin pneumokokus atau PVC, vaksin rotavirus, vaksin tifoid dan hepatitis A, vaksin varisela, vaksin influenza, vaksin HPV, dan vaksin Japanese encephalitis. |
Jenis Imunisasi
|
Perkiraan Biaya
|
Usia Imunisasi
|
Polio
|
85 ribu sampai 300 ribu |
Saat kelahiran, usia 2, 3, 4 bulan
|
Hepatitis B
|
90 ribu sampai 120 ribu
|
Saat kelahiran, usia 2, 3, 4 bulan
|
Vaksin BCG
|
250 ribu sampai 375 ribu
|
Usia 2 bulan
|
Vaksin DTP
|
135 ribu sampai 300 ribu
|
Usia 2, 3, 4, 18 bulan
|
Vaksin HiB
|
215 ribu sampai 290 ribu
|
Usia 2 dan 4 bulan
|
Pneumonia atau PVC
|
400 ribu sampai 800 ribu
|
Usia 2 sampai 6 bulan
|
Vaksin Rotavirus
|
280 ribu sampai 400 ribu
|
Usia 2 sampai 6 bulan
|
Flu atau Influenza
|
165 ribu sampai 290 ribu
|
Usia 6 sampai 18 bulan
|
Campak
|
130 ribu sampai 155 ribu
|
Usia 9 bulan
|
Vaksin MMR
|
165 ribu sampai 475 ribu
|
Usia 15 bulan
|
Vaksin Tifoid
|
150 ribu sampai 400 ribu
|
Usia 2 sampai 18 tahun
|
Vaksin Hepatitis A
|
350 ribu sampai 550 ribu
|
Usia 2 sampai 18 tahun
|
Vaksin Varisela atau cacar air
|
450 ribu sampai 630 ribu
|
Usia 1 sampai 18 tahun
|
Tidak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak, imunisasi juga berguna untuk membasmi risiko penyakit menular. Selain itu, ada 2 alasan utama mengapa imunisasi pada anak wajib untuk diberikan, yaitu:
Pada dasarnya, imunisasi adalah pemberian vaksin yang di dalamnya terkandung kuman jinak alias non aktif dan telah dilemahkan. Ketika masuk pada tubuh, kuman yang telah dijinakkan tersebut tak akan menimbulkan penyakit, tapi memicu sistem imun tubuh untuk memproduksi antibodi yang mampu mengenali serta menumpas risiko penyakit atau infeksi kuman dan bakteri sesungguhnya.
Jadi, dengan memberikan imunisasi ini, sistem kekebalan tubuh anak akan memiliki antibodi yang berguna untuk melawan infeksi kuman tergantung dari jenis vaksin yang diberikan. Sehingga, saat kuman aktif menginfeksi tubuh, sistem imun telah memiliki antibodi untuk melawannya.
Baca Juga: Kisaran Biaya Kuret di Rumah Sakit dan Penggunaan BPJS
Risiko Komplikasi Penyakit | Meningkatkan Risiko Penularan Penyakit |
Pada bayi maupun anak yang tak mendapatkan imunisasi, risikonya untuk mengalami penyakit dan komplikasi tentu akan menjadi jauh lebih tinggi. Ketika mengalami kondisi kesehatan tersebut, anak juga akan lebih rentan menderita kecacatan sampai kematian dini. |
Selain itu, risiko lainnya saat orang tua tak memberikan imunisasi pada anaknya adalah meningkatkan risiko penularan penyakit terhadap anak ataupun orang lain. Hal ini karena salah satu fungsi utama dari imunisasi adalah mencegah penularan penyakit. Jika ada anak yang dibiarkan tak mendapatkan vaksin wajib, hal tersebut mampu meningkatkan risiko munculnya wabah penyakit berbahaya dan menyebar pada lingkungan masyarakat secara lebih luas. Karena alasan inilah pemberian imunisasi pada masyarakat di semua kalangan wajib diperhatikan dan digiatkan oleh semua pihak.
|
Baca Juga: Apa Itu USG 2, 3, dan 4D dan Berapa Biayanya? Yuk, Cari Tahu Di Sini Moms