Jumat 17 Feb 2023 16:00 WIB

9 Instrumen Investasi Risiko Rendah untuk Pemula

Investasi adalah kegiatan penanaman modal yang memiliki tingkatan risiko berbeda. Berikut ini adalah 7 investasi risiko rendah untuk pemula atau tipe konservatif.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Investasi adalah kegiatan penanaman modal yang memiliki tingkatan risiko berbeda. Ada investasi risiko rendah, sedang, dan tinggi. Sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi, perlu diketahui bahwa investasi tetap memiliki risiko dan peluang mengalami kerugian. Sehingga, harus dikelola secara tepat dan bijak agar manfaat yang didapat bisa lebih maksimal.

Risiko investasi berbanding lurus dengan return atau imbal hasil yang diterima. Bila investasi berisiko tinggi, maka tinggi pula keuntungannya. Istilah ini dikenal dengan sebutan "high risk, high return."

Akan tetapi, bukan berarti investasi risiko rendah tidak membawa keuntungan. Investasi risiko rendah sangat cocok bagi kamu yang ingin mengambil imbal hasilnya pada jauh hari. Hal ini tentu membutuhkan kesabaran dan waktu yang panjang untuk mendapatkan keuntungan maksimal.

Sisi positif dari investasi yang berisiko rendah adalah investor tidak perlu khawatir akan kerugian, analisis besar-besaran, atau pengetahuan yang terbatas. Oleh karena itu, hal ini sangat cocok untuk investor yang sibuk atau pemula. Bila kamu menginginkan berinvestasi risiko, berikut ini adalah pilihan yang cocok:

 

  1. Investasi Deposito

    Deposito

    Investasi deposito adalah instrumen investasi risiko rendah dari perbankan. Karena risikonya hanya berupa penurunan suku bunga akibat kebijakan Bank Indonesia (BI) dan perbankan.

    Deposito merupakan produk investasi paling awam yang diketahui oleh banyak masyarakat. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan produk investasi paling aman. Pasalnya, uang yang disimpan di deposito sudah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

    Umumnya deposito memiliki suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan. Besaran suku bunganya pun bervariasi, bergantung pada tenor dan nilai deposito. Biasanya, nilai suku bunga deposito berkisar antara 4–7%.

    Untuk dana minimal deposito berkisar mulai dari Rp1 juta sampai dengan Rp10 Juta. Sedangkan untuk tenor deposito umumnya berkisar antara 1–24 bulan. Dana yang sudah disetorkan di deposito tidak bisa ditarik sewaktu-waktu, melainkan harus menunggu jatuh tempo yang telah disepakati bersama mulai dari 1, 3, 6, 12, atau 24 bulan.

  2. Investasi Tabungan Berjangka

    Investasi melalui tabungan berjangka tidak jauh berbeda dengan tabungan pada umumnya. Yang membedakan adalah tabungan berjangka memiliki tenor penarikan. Jadi, dana yang sudah dimasukkan dalam tabungan berjangka tidak bisa ditarik sewaktu-waktu.

    Sama halnya dengan deposito, tabungan berjangka juga dijamin oleh LPS. Risiko yang ditimbulkannya pun terbilang kecil. Walaupun return atau suku bunga yang ditawarkan tak terlalu besar, tapi produk investasi ini bisa dijadikan opsi untuk disiplin menyisihkan uang.

    Karena dana tidak bisa diambil kapan saja, tabungan berjangka cocok buat kamu yang mempunyai rencana dalam jangka panjang, seperti dana pensiun, membeli rumah, membeli kendaran bermotor, dan lain sebagainya.

    Baca Juga: Kenali Apa Itu Simpanan Berjangka, Manfaat, hingga Cara Kerjanya

  3. Investasi Reksa Dana

    Investasi reksa dana adalah instrumen investasi risiko rendah selanjutnya yang sangat pas untuk pemula.Pasalnya, reksa dana dianggap memiliki risiko lebih rendah dan memberikan keuntungan yang pasti walaupun return yang ditawarkan tidak terlalu besar. Apalagi modal awal untuk memulai investasi reksa dana pun bisa dibilang murah. Dengan modal Rp10 ribu saja kamu sudah bisa membeli produk reksa dana. Selain itu, reksa dana juga bebas pajak penghasilan (PPh).

    Dari beberapa jenis reksa dana, yang paling minim risiko adalah investasi reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Akan tetapi memiliki hasil imbal yang terbilang cukup rendah bila dalam jangka pendek. Beberapa diantaranya dapat memberikan return yang tinggi dalam jangka pendek, namun diikuti risiko yang cukup besar.

    Akan tetapi, rutinitas reksa dana juga dapat bekerja seperti tabungan. Sederhananya, bila rutin menaruh uang (menabung) di reksa dana setiap bulan, maka return investasi yang diberikan juga akan maksimal. Itulah mengapa investasi reksa dana seringkali dilakukan dalam jangka panjang.

    Baca Juga: Daftar Reksa Dana Pasar Uang Terbaik 2023

  4. Investasi Emas

    Investasi emas adalah salah satu instrumen investasi favorit semua kalangan dan lintas generasi. Mulai dari anak muda, orang tua, ibu rumah tangga sampai pejabat dan pengusaha. Dari dulu emas menjadi aset kekayaan favorit masyarakat. Selain dianggap paling aman, nilai emas cenderung stabil, bahkan relatif naik setiap tahun. Apalagi variasi emas cukup beragam, bisa disimpan dalam bentuk emas batangan atau perhiasan.

    Investasi emas dikenal sebagai investasi safe haven, kebal terhadap inflasi dan krisis. Meski begitu, tetap ada risiko investasi emas, seperti penurunan harga walaupun tidak sejatuh saham dan disertai potensi rebound yang tinggi.

    Modal yang diperlukan untuk investasi emas juga relatif murah dengan return yang mencapai 10-12 persen per tahunnya. Belum lagi emas bisa dijual sewaktu-waktu, jadi tak akan kebingungan saat sedang membutuhkan.

  5. Investasi Properti

    Produk investasi yang tak pernah sepi peminat adalah properti. Pasalnya, tiap tahun harganya selalu mengalami kenaikan. Apalagi kebutuhan akan properti juga selalu meningkat.

    Untuk memulai investasi diperlukan modal yang cukup besar, mulai dari puluhan juta hingga milyaran rupiah. Namun, hal ini sebanding dengan harga jual properti kedepannya. Belum lagi jika properti yang dimiliki bisa disewakan, sehingga tetap menghasilkan keuntungan yang menggiurkan.

    Risiko yang ditimbulkan dari produk investasi ini juga terbilang cukup kecil. Asal teliti dan bijak dalam memilih partner kerja sama, kamu akan terhindar dari berbagai kemungkinan kerugian seperti penipuan, pemalsuan surat atau sertifikat, atau bahkan developer bodong.

  6. Investasi Peer to Peer Lending (P2P)

    Investasi peer to peer lending adalah investasi pada perusahaan pinjaman online. Produk investasi ini belum terlalu banyak dikenal, yaitu fintech peer to peer lending (P2P Lending). Alternatif investasi ini merupakan platform yang menyediakan fasilitas bagi pemilik dana (investor) untuk dapat meminjamkan dananya kepada debitur/borrower secara online. Jadi, peminjam tak perlu repot-repot datang ke bank konvensional.

    Sederhananya, kamu menjadi pendana atau lender, di mana modal yang kamu tanam akan diputar perusahaan peer to peer lending untuk memberikan pinjaman kepada borrower. Perusahaan peer to peer lending menyediakan platform atau aplikasi khusus yang akan menghubungkan kamu sebagai pendana dengan peminjam. Risiko investasi peer to peer hanya sebatas bila terjadi gagal bayar peminjam.

    Biasanya, fasilitas ini digunakan oleh UMKM yang ingin mengembangkan usaha. Namun, ada juga yang mengajukan pinjaman untuk keperluan mendesak seperti biaya kesehatan, pendidikan, atau hal lain yang tak bisa ditunda. Selain mudah, terobosan ini cukup menarik karena peminjam tak merasa direpotkan dengan syarat pinjaman yang rumit dan beragam.

    Bagi investor, platform berbasis online ini cukup menggiurkan karena return yang ditawarkan juga cukup besar. Apalagi platform ini sudah diawasi OJK, sehingga baik pemilik maupun peminjam dana tak perlu khawatir adanya transaksi ‘bodong’. Belum lagi platform P2P Lending akan menyeleksi secara ketat profil borrower yang mana akan sangat mengurangi risiko terjadinya gagal bayar di kemudian hari.

  7. Investasi Obligasi Pemerintah

    Investasi obligasi pemerintah, seperti ORI, sukuk, SBR, dan lainnya adalah investasi risiko rendah selanjutnya. Hanya risiko likuiditas. Contohnya investasi ORI, risiko likuiditas terjadi akibat penjualan ORI sebelum masa jatuh tempo. Kesulitan menjual ORI di pasar sekunder dengan harga jual wajar.

    Pun dengan investasi SBR. Risiko likuiditas investasi ini karena tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder atau hanya bisa dipegang pembeli pertama.

  8. Investasi Valuta Asing (Valas)

    Investasi valuta asing adalah kegiatan penanaman modal dengan membeli mata uang asing. Membeli saat harganya murah, dan menjual ketika harga naik.

    Selisih harga tersebut yang bisa menjadi keuntungan kamu dari investasi valuta asing. Meski kelihatannya sangat mudah, investasi valuta asing menuntut kamu rajin mengamati pergerakan kurs karena nilainya cenderung fluktuatif.

  9. Investasi Barang Antik

    Selain sebagai sarana menyalurkan hobi, mengoleksi barang antik ternyata bisa dijadikan ladang untuk berinvestasi. Pasalnya, nilai jual barang antik tergolong tinggi, apalagi jika barang tersebut cukup unik dan langka. Risiko yang ditimbulkan dari investasi ini pun tergolong rendah, selama barang yang diinvestasikan dijaga dan dirawat dengan baik.

Sisihkan Uang untuk Belajar Memulai Investasi

Banyak dari kamu yang sebenarnya ingin berinvestasi untuk memperoleh pemasukan tambahan, tetapi masih ragu dan takut. Cara memulai investasi, selain memiliki niat dan tekad, juga harus rajin menyisihkan uang sebagai modal investasi. Mulai investasi dengan instrumen risiko rendah agar tetap tenang dan nyaman.

Untung atau rugi investasi, semua hanya masalah waktu dan pengalaman saja. Semakin lama kamu terjun ke dunia investasi, percayalah semakin mahir pula kamu mengelola portofolio investasimu sehingga hasilnya lebih maksimal.

Dari beberapa jenis produk investasi di atas, adakah yang ingin kamu coba? Namun, perlu diingat meskipun investasi penting untuk dilakukan, sangat disarankan untuk memahami terlebih dahulu risiko dari masing-masing instrumen investasi pun cara kerjanya. Ini perlu dilakukan untuk meminimalisir adanya kerugian yang muncul di kemudian hari. Jadi, tetap waspada dan selamat mencoba!

Baca Juga: Investasi Modal Kecil Untung Besar dengan Metode Micro Investing

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement