Ahad 17 Jul 2022 21:30 WIB

Menkop-UKM: Kampus Harus Cetak Pencipta Lapangan Kerja, Bukan Pencari Kerja!

Menkop-UKM Teten Masduki mengatakan, menjadi wirausaha yang berpendidikan haruslah memiliki daya saing dan inovatif serta mampu menciptakan lapangan kerja.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Menkop-UKM Teten Masduki (Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto)
Foto: Warta ekonomi
Menkop-UKM Teten Masduki (Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto)

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) berharap setiap universitas dapat mencetak lulusannya menjadi entrepeuner muda. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah mindset melalui kurikulumnya dalam mencetak sarjana.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan, menjadi wirausaha yang berpendidikan haruslah memiliki daya saing dan inovatif serta mampu menciptakan lapangan kerja. Bukan lagi mencari lapangan kerja.

"Universitas berperan penting dalam memajukan kewirausahaan. Salah satunya dengan mendorong spin off kewirausahaan yang berbasis riset, ilmu, pengatahuuan, dan tekhnologi," kata Menteri Teten saat menjadi pembicara di Universitas Kuningan (Uniku), Sabtu (16/7/2022).

Baca Juga: Percepat Pemulihan UMKM Kalbar, Menteri Teten Masduki Apresiasi Saprahan Khatulistiwa 2022

Teten menjelaskan, setiap tahunnya terdapat 1,7 juta sarjana yang lulus. Tentunya jumlah tersebut tidak akan mampu terserap semuanya. Indonesia saat ini masih sangat rendah kewirausahanya, yaitu 3,18%. Rasio tersebut masih lebih kecil dibandingkan negara lainnya yaitu Singapura 8,76, Malaysia 4,74%, dan Tahiland 4,26%.

"Sementara untuk menjadi negara maju minimal rasionya 4%. Sedangkan di negara maju rata-rata wirausahanya telah emncapai 10-12%. Target kami di 2024 mencapai 3,95%," jelas Teten.

Menteri Teten menegaskan, dirinya menargetkan 1 juta wirausaha di kalangan anak muda. Pasalnya, 72% generasi Z dan milenial bercita-cita menjadi wirausaha.

"Ini jadi pekerjaan rumah yang besar, dibutuhkan kolaborasi khususnya terkait penciptaan wirausaha muda yang unggul," ujarnya.

Menteri Teten juga menegaskan, saat ini telah ada Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional. Diharapkan dapat memberikan kemudahan dan pemulihan bagi para wirausaha.

"Jangan takut jadi pengusaha, yang penting semangat, punya konsep bisnis yang benar dan mendorong potensi daerah. Saat ini pemerintah pusat dan daerah dalam belanja daerahnya 30% wajib membeli prodok dalma negeri. Produk-produk mahasiswa ini juga bisa ikutan dalam belanja wajib pemerintah ini," tegas Menteri Teten.

Sementara itu, Rektor Universitas Kuningan (Uniku) Dikdik Harjadi mengatakan, saat ini program yang dimiliki Uniku telah melahirkan banyak entrepeuner muda. Hal ini tentunya sejalan dengan program Kemenkop-UKM.

"Kegiatan yang pernah dilakukan bersama Kemenkop-UKM telah bersinergi sejak 2021, seperti pendanaan pascainkubasi, program peningkatan kapasitas SDM inkubator dan lainnya," ujarnya.

Salah satu mahasiswi Uniku, Yani (23), mahasiswi semester lima Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) telah memiliki usaha totebag kuningan sejak 2019. Dirinya telah memiliki 10 desain totebag yang telah didagangkan. Dirinya pun mengaku telah mendapatkan omzet Rp5 juta per bulannya.

Yani mengaku telah menerima pembinaan dan bantuan modal dari wirausaha pemula (WP) Kemenkop-UKM lewat kampusnya sebesar Rp2 juta.

"Setelah ikut inkubasi kampus, usaha saya semakin meningkat. Alhamdulillah saat ini saya sedang mengerjakan order-an totebag sebanyak 500 pcs," tuturnya.

Program WP Kemenkop-UKM melalui kampus juga dirasakan Astri yang memiliki usaha dalam bidang fesyen yaitu hijab yang diberi brand hijab Sabiya Chollect.

"Omzetnya masih kecil Rp1,5 juta per bulannya, tapi saya senang punya brand sendiri," kata dia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement