Sindikasi Republika

Menjaga Etika di Media Sosial, Hargai Pengguna Lain Jangan Asal Berkomentar

Jumat , 22 Jul 2022, 07:45 WIB Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Media Sosial (Unsplash/Christian Wiediger)
Media Sosial (Unsplash/Christian Wiediger) | Foto: Warta ekonomi

Media sosial yang sesuai etika akan menciptakan keamanan dan situasi digital yang kondusif. Meskipun di internet tidak ada yang 100% aman, setiap penggunanya bisa mengurangi risiko.

"Banyak sekarang, tidak kenal, tapi komentarnya seolah-olah kenal. Kalau itu positif, kalau negatif akan menyakiti perasaan walaupun kita tidak berhadapan dengan orangnya langsung," kata Komite Edukasi dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Julita Hazeliana, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada Selasa (19/7/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Baca Juga: Digitalisasi dan Optimalisasi Budaya

Padahal, setiap pengguna di ranah digital meski hanya berhadapan dengan layar ponsel, sebenarnya lawan bicaranya adalah manusia lain juga. Menurut data We Are Social, pengguna internet saat ini mencapai 204,7 juta, sekitar 73,7% total penduduk Indonesia. Dapat dibayangkan arus informasi yang terjadi sangat cepat dan banyak. Apalagi dengan intensitas penggunaan yang rata-rata hampir 9 jam per hari.

Lebih lanjut dia mengatakan, ada beberapa latar belakang yang membuat pengguna media digital harus etis. Antara lain perbedaan kultural, yang membuat setiap orang harus memaklumi, memiliki sikap toleransi. Kemudian di dunia digital saat ini relasi yang terbangun juga melintasi batas geografis dan budaya. Di dunia digital, tiap individu kadang juga membutuhkan kolaborasi.

Etika berinteraksi di dunia digital harus memiliki landasan kesadaran, tanggung jawab, integritas dalam sikap jujur, dan kebajikan dalam nilai-nilai yang menberikan manfaat. Seperti etika di kehidupan nyata, setiap pengguna juga harus memiliki etika saat berinteraksi di ruang digital.

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Walau Internet Bebas, Selalu Jaga Sopan Santun Apalagi di Media Sosial

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Komite Edukasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Julita Hazeliana. Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji dan mengundang Key Opinion Leader (KOL) seorang public figure dan mantan penyanyi cilik, Enno Lerian. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

Artikel Terkait

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext 308

Phone: 021 780 3747

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark